UMKM Lampung

Kuliner Lampung, Pukis Pasar Gisting Pengobat Lapar Malam Hari

Pancong atau Pukis Pasar Gisting, jajanan ini familiar bagi orang yang kerap begadang. Sebab penjualannya hanya buka malam hari.

Penulis: Tri Yulianto | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Tri
Kue pukis yang dikenal kue pancong di Pasar Gisting ini hanya buka saat malam hari. Kuliner Lampung, Pukis Pasar Gisting Pengobat Lapar Malam Hari 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TANGGAMUS - Pancong atau Pukis Pasar Gisting, jajanan ini familiar bagi orang yang kerap begadang.

Sebab penjualannya hanya buka malam hari, tepatnya sejak sore sampai pagi.

Menurut Budi, sang pedagang, sebenarnya makanan tersebut bukan pancong melainkan pukis.

Namun orang banyak menyebutnya pancong, karena bentuknya setengah lingkaran menyerupai kue pancong.

Baca juga: Kuliner Lampung, Menu Penyetan di Warung Makan Mbok Penyet Nikmat, Sambalnya Pas ada Bonus Ikan Asin

Baca juga: Kuliner Lampung, Jajanan Tradisional Gatot Ada di Pasar Tani, Rp 2 Ribu Dapat Satu Plastik

Budi mengaku sudah berjualan pukis tersebut sejak delapan tahun.

Dia bersama-sama bapak mertuanya Tarsim yang sudah berjualan sejak 30 tahun lalu.

"Usaha ini turunan, dulu bapak saya juga turunan dari orangtuanya lagi," ujar Budi yang mengaku cocok geluti usaha kue pukis ini, Senin (29/3/2021).

Ia mengaku, keluarganya memang sengaja berjualan malam hari, mengambil lokasi pintu masuk koridor Pasar Gisting.

"Pembelinya yang sering ya orang-orang yang begadang sama tukang sayur keliling yang dijual lagi," terang Budi.

Selain mereka ada juga pesanan yang biasanya dari masyarakat yang sedang mengadakan pengajian, tahlilan atau acara lainnya saat malam hari.

Baca juga: Dikira Kayu Durian, Sopir Truk Tak Tahu Angkut Sonokeling Ilegal di Air Naningan

Baca juga: Batal Transaksi, Pengedar Sabu di Tanggamus Malah Dikuntit Polisi ke Rumahnya

Meski berjualan malam sampai subuh namun pembuatan adonan pukis sudah dilakukan sejak siang hari.

Sebab adonan harus didiamkan selama empat sampai lima jam sebelum dipanggang.

Adonannya berupa tepung terigu, telur, gula dan soda kue.

Sehari rata-rata buat adonan 10 kg, dan saat jadi kue bisa mencapai lebih dari 200 biji karena tidak pernah dihitung.

Dan harga jualnya Rp 500 per biji.

"Setiap hari pasti habis," ujar Budi.

( Tribunlampung.co.id / Tri Yulianto )

Baca berita Tanggamus lainnya

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved