Lampung Barat

Diskoperindag Lampung Barat Pasrah Harga Kedelai Naik 

Diskoperindag Lampung Barat mengklaim naiknya harga kedelai bukan hanya terjadi di Lampung Barat tetapi juga terjadi secara menyeluruh di wilayah Indo

Penulis: Nanda Yustizar Ramdani | Editor: Hanif Mustafa
Tribunlampung.co.id / Nanda Yustizar Ramdani
Kabid Perdagangan Diskoperindag Lampung Barat Sri Hartati saat diwawancarai Tribunlampung.co.id di kantornya. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG BARAT - Saat ini harga kedelai di Lampung Barat naik hingga mencapai Rp 12.000 per kilogram.

Diskoperindag Lampung Barat mengklaim naiknya harga kedelai bukan hanya terjadi di Lampung Barat tetapi juga terjadi secara menyeluruh di wilayah Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kabid Perdagangan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Lampung Barat Sri Hartati.

"Kami tidak memungkiri kok, memang itu masalah nasional, bukan hanya masalah Lampung Barat saja," kata dia mewakili Kepala Diskoperindag Lampung Barat Sugeng Raharjo, Minggu (13/6/2021).

"Karena memang kebanyakan kedelai yang digunakan untuk membuat tahu dan tempe adalah kedelai impor atau berasal dari luar Lampung Barat," imbuhnya.

Baca juga: Sembako Bakal Kena Pajak, Ibu-ibu di Bandar Lampung Mulai Resah

Menurutnya kedelai yang dihasilkan oleh petani Lampung Barat tidak begitu cocok digunakan sebagai bahan baku pembuatan tahu dan tempe.

Sri mengungkapkan naiknya harga kedelai di Lampung Barat bervariasi.

"Untuk yang eceran, harganya sampai Rp 20.000 per kilogram," kata Sri.

"Untuk yang karungan, per kilogram harganya Rp 12.000," sambungnya.

Sri menuturkan sebelum naik, harga kedelai karungan di Lampung Barat berkisar Rp 9.000-Rp 10.000 per kilogram.

Baca juga: Sambut Tahun Ajaran Baru, Disdikbud Mesuji Dukung KBM Tatap Muka

"Mulai naik sekitar 3-4 bulan ini," ungkap dia.

Dengan harga kedelai yang saat ini naik, Sri menyarankan kepada para perajin tahu dan tempe untuk terus memproduksi tahu dan tempe dengan berbagai siasat.

"Misalnya, dengan harga jual sama, tapi ukuran volumenya diperkecil," sarannya.

Ia mengimbau, agar para perajin tahu dan tempe juga untuk tidak melakukan mogok kerja atau berhenti memproduksi tahu dan tempe.

"Jangan sampai mogok lah seperti di daerah lain kan ada yang mogok," ungkapnya.

Sri menegaskan, pihaknya tidak mampu berbuat banyak atas naiknya harga kedelai tersebut.

"Karena ini sudah ranah pemerintah pusat," terang Sri.

"Kita tunggu saja kebijakan dari pusat," tambahnya.

Sri berharap, harga kedelai segera turun dan kembali stabil, khusunya di Lampung Barat. ( Tribunlampung.co.id / Nanda Yustizar Ramdani )

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved