Tulangbawang
Petambak Dipasena Tulangbawang Beli Ekskavator Rp 1,6 Miliar, Idealnya Butuh 16 Unit
Satu unit ekskavator seharga Rp 1,6 miliar, telah tiba di tempat para petambak Dipasena di Tulangbawang.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TULANGBAWANG - Satu unit ekskavator seharga Rp 1,6 miliar, telah tiba di tempat para petambak Dipasena di Tulangbawang.
Para petambak Dipasena di Kecamatan Rawajitu Timur, Tulangbawang membeli satu unit ekskavator seharga Rp 1,6 miliar melalui swadaya para petambak.
Ekskavator jenis long arm Sumitomo SH 210 LC ini telah sampai di Sekretariat Perhimpunan Petambak Pembudidaya Udang Wilayah Lampung (P3UW) Dipasena, Jumat (18/6/2021) malam.
Ketua P3UW Suratman menuturkan, swadaya untuk membeli ekskavator itu telah digulirkan petambak sejak 2013 lalu.
Hal ini sebagai keseriusan petambak Dipasena untuk kembai bangkit, menggeliatkan areal tambak udang yang pernah mendapat predikat terbesar di Asia Tenggara pada medio 90-an ini.
Baca juga: Petambak Dipasena Tulangbawang Beli Ekskavator Harga Rp 1,6 Miliar, Hasil Swadaya
Swadaya masyarakat petambak ini, kata Suratman, telah berhasil menghimpun dana untuk program revitalisasi mandiri infrastruktur pengairan Dipasena.
"Satu di antaranya untuk pembelian alat berat."
"Ini (alat berat) menjadi ujung tombak untuk merehabilitasi saluran-saluran perairan di seluruh kawasan pertambakan bumi Dipasena," kata Suratman, Senin (21/6/2021).
Ia menyebut, sampai saat ini dana yang terkumpul dari program swadaya masyarakat petambak mencapai Rp 24 miliar lebih.
Dana tersebut pergunakan untuk pembiayaan pengerjaan revitalisasi mandiri infrastruktur serta pembelian enam unit alat berat.
Baca juga: Saluran Irigasi Tambak Dipasena Tulangbawang Butuh Pengerukan karena Alami Pendangkalan
Di antaranya lima unit ekskavator long arm dan 1 unit mesin grader pemadat jalan.
Dia menuturkan, program swadaya masyarakat petambak ini di himpun dengan sistem iuran Rp 1.000/kilogram udang setiap kali panen untuk setiap petambak.
"Iuran ini akan terus dilaksanakan demi keberlangsungan budidaya udang."
"Sambil menunggu realisasi program rehabilitasi tambak Dipasena dari pemerintah," papar Suratman.
Petambak sendiri hingga kini masih membutuhkan sekitar sembilan unit ekskavator lagi untuk revitalisasi tambak yang memiliki luas 16.250 hektare.