UM Metro

Samson Fajar UM Metro : Profetika Kurban, Syukur dan Melayani Tugas Nabi dalam Membangun Peradaban

Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguh

Penulis: Aditya Mulyawan | Editor: Advertorial Tribun Lampung
ist
Dr. M. Samson Fajar, M.Sos.I. (Dosen FAI UM Metro) 

Oleh sebab itu mengapa ulama adalah pewaris para nabi, karena ulama adalah penyampai risalah nabi Muhammad SAW setelah sepeninggal beliau.

Apa yang bisa disampaikan oleh insan profetis dalam ayat tersebut?

Yang pertama adalah ungkapan syukur.

Ayat pertama surat Al-Kautsar menunjukan penegasan bahwa Allah SWT telah memberikan karunia yang sangat banyak. Dengan pemberian ini butuh sikap yang benar dan tepat.

Sikap terbaik insan profetis adalah mensyukuri karunia tersebut.

Ungkapan syukur adalah bagaimana seorang hamba mengakui segala karunia Allah, terutama karunia iman dan Islam, bahwa itu adalah mutlak karunia Allah SWT. Insan profetis melepaskan kesombongan personalnya, bahwa seluruh capaian karunia tersebut dari usahanya dan kecerdasanya.

Bahkan dia mengakui bahwa usaha dan kecerdasan yang dimilikinya adalah karunia Allah SWT.

Dengan pengakuan totalitas inilah insan profetis akan menjadi insan paling tunduk kepada segala perintah Allah SWT sebagai rasa syukur kepada-Nya.

Logika syukur bukan hanya sebagaimana orang umum fahami, bahkan Rasulullah Saw digelari sebagai 'abdan syakura karena beliau adalah orang yang selalu beribadah kepada Allah SWT dengan optimal dan luar biasa, sampai dikatakan kaki beliau bengkak, walau dosa beliau dijamin diampuni, dan beliau dijamin surga. Beliau setiap hari beristighfar seratus kali sebagai syukur kepada Allah SWT.

Peradaban syukur adalah tugas insan profetis untuk membangun dan menghadirkan dalam ruang kehidupan. Karena dari syukur itulah Allah SWT akan menambah segala karunia-Nya.

Ibadah kurban adalah sebagai konsekuensi syukur atas segala nikmat Allah SWT, dengan simbol setiap Iedul Adha menyembelih binatang ternak yang paling baik dan sempurna.

Simbol syi'ar ini hakikatnya menjadi pesan ilahi bagi mereka yang hidup logika imaniahnya, sebagai perintah berkurban dalam segala bidang baik harta maupun jiwa, sebagai rasa syukur kepada Allah SWT.

Insan profetis tidak akan merasa berat melakukan pengorbanan, baik simbolis pada syariat kurban bulan Zulhijjah, ataupun kurban dalam setiap waktu sebagai ungkapan syukur.

Yang kedua kurban adalah simbol pelayanan.

Spirit profetika yang dibangun oleh Nabi Muhamamd Saw adalah melayani (Khidmah). Rasulullah Saw adalah nabi yang selalu melayani umatnya baik di dunia maupun di akhirat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved