UM Metro
Samson Fajar UM Metro : Profetika Kurban, Syukur dan Melayani Tugas Nabi dalam Membangun Peradaban
Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguh
Penulis: Aditya Mulyawan | Editor: Advertorial Tribun Lampung
Bahkan telaga Kautsar dalam hadits di atas adalah bentuk layanan spesial nabi atas karunia Allah SWT kepada umatnya.
Insan profetis harus melayani umat dengan jiwa, raga dan hartanya. Tanpa memiliki kepentingan apapun kecuali harapan ridho Allah SWT.
Sebagai ilmuwan maka insan profetis akan melayani umat dengan ilmunya secara totalitas, ikhlas dan berharap ridho Allah SWT.
Seorang politikus hendaknya melayani masyarakat dengan ikhlas, dan mengedepankan kepentingan rakyat dari dirinya sendiri, karena itu jiwa profetik nabi, yabg harus menghabiskan harta untuk umat.
Inilah logika melayani, maka mengapa kurban adalah berbagi, berbagi dalam rangka melayani umat. Bahkan melayani dengan yang terbaik.
Insan profetis akan mampu memberikan layanan kepada siapapun dengan yang terbaik, sebagaimana kurban dengan hewan terbaik. Pelayanan optimal ini atau service exelent akan melahirkan peradaban umat yang bahagia dan terhormat.
Dua profetika Kurban di atas untuk menyadarkan kita bahwa kurban memiliki pesan ilahiah yang sangat luar biasa dalam kehidupan. Dengan memahami ini, maka insan profetis tak akan merasa berat sedikitpun untuk berkurban.
Tanpa di takut takuti, tanpa dipaksa. Tetapi mereka berkurban sebagi syukur dan layanan kepada umat, sebagai tanggung jawab profetika dirinya.(*)