Tulangbawang
Camat Meraksa Aji Tunggu Pihak Berwenang Bongkar Drainase Diduga Asal-asalan di Tulangbawang Lampung
Polemik pembangunan drainase di Kampung Marga Jaya, Kecamatan Meraksa Aji, Kabupaten Tulangbawang, Lampung yang diduga asal-asalan terus bergulir.
Penulis: Endra Zulkarnain | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TULANGBAWANG - Polemik pembangunan drainase di Kampung Marga Jaya, Kecamatan Meraksa Aji, Kabupaten Tulangbawang, Lampung yang diduga asal-asalan terus bergulir.
Pembangunan drainase yang menggunakan dana desa (DD) itu diprotes warga lantaran pengerjaannya diduga asal-asalan.
Camat Meraksa Aji Hermansyah mengatakan, pihaknya bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung (DPMPK) Tulangbawang sudah turun meninjau drainase yang dibangun asal-asalan itu.
Meski tidak menyebut secara gamblang ketidakberesan pembangunan drainase itu, Herman mengatakan, telah ada sejumlah perbaikan.
Baca juga: Bocah Hanyut di Aliran Drainase Belum Ditemukan, Tim Minta Warga Bantaran Ikut Membantu Pencarian
"Sudah dilihat (kondisi drainase) bersama tim DPMPK, sudah diperbaiki," kata Herman, Sabtu (7/8/2021).
Terkait desakan warga agar drainase yang dibangun asal-asalan itu dibongkar, Herman akan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwenang.
"Terkait membongkar, kita tunggu pihak yang berwenang," imbuh Herman.
Sebelumnya, Kepala DPMPK Tulangbawang Yen Dahren meminta aparatur Kecamatan Meraksa Aji turun mengecek kualitas pembangunan drainase di Kampung Marga Jaya.
Hal ini menyusul adanya laporan terkait pekerjaan pembangunan drainase yang diduga asal-asalan.
Baca juga: Tim Pencarian Korban Hanyut di Drainase Langkapura Sudah Sisiri Sungai hingga 26 Km
Yen Dahren menegaskan, pekerjaan pembangunan drainase itu patut diawasi masyarakat lantaran pembiayaannya digelontorkan menggunakan dana desa (DD).
"Kenapa aparat kecamatan yang harus turun mengecek? Karena kepala kampungnya saat ini berstatus Pj (penjabat) dari ASN di Kecamatan Meraksa Aji. Jadi ada semacam bentuk tanggung jawab," kata Yen Dahren, Sabtu (31/7/2021).
Yen Dahren mengutarakan, jika memang fakta di lapangan kualitas pembangunan drainase itu buruk, maka dia meminta untuk dilakukan pembongkaran dan perbaikan.
"Kalau memang jelek (kualitasnya) ya dibongkar," tegas Yen Dahren.
Yen Dahren mengaku geram atas pekerjaan pembangunan drainase yang dilaporkan warga berkualitas buruk.
Sebab, peruntukkan dana desa sejatinya adalah untuk kemakmuran masyarakat di tingkat kampung.
"Saya sebenarnya sudah gereget pengen turun cek lapangan. Tapi sebelum itu pihak kecamatan dulu yang mengecek, kita lihat laporannya bagaimana," papar Yen.
Sebagaimana diketahui, pembangunan drainase sepanjang 200 meter itu diestimasi menelan anggaran Rp 77,5 juta.
( Tribunlampung.co.id / Endra Zulkarnain )
