Lampung Selatan
3 Warga Lampung Selatan Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Tengah Sawah
Sebanyak 3 dari 6 warga Lampung Selatan tewas tersambar petir saat sedang berteduh di gubuk yang berada di tengah sawah.
Penulis: Dominius Desmantri Barus | Editor: Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG SELATAN - Sebanyak 3 dari 6 warga Lampung Selatan tewas tersambar petir saat sedang berteduh di gubuk yang berada di tengah sawah.
Keenamnya tersebut merupakan warga Desa Candimas, Natar, Lampung Selatan.
Kejadian warga tersambar petir tersebut terjadi pada Sabtu (21/8/2021) sekira pukul 13.50 WIB.
Dari informasi yang diterima Tribunlampung.co.id, 3 orang meninggal dunia bernama Sutini (65), Linda (22), Ivan (8) yang masih merupakan satu keluarga.
Sedangkan 3 orang lainnya, 2 orang mengalami luka-luka dan 1 orang selamat, bernama Cenguk (70), Isem (65) dan Jum (45).
Kepala Desa Candimas Andri Suwaldi saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.
"Benar, ada 6 warga desa saya tersambar petir tadi siang."
"Saat itu para korban sedang melakukan panen padi, lalu hujan deras, mereka sempat berteduh di gubuk, sebelum mereka tersambar petir," kata Andri Suwaldi.
Baca juga: Empat Warga Palas Tersambar Petir, Satu Meninggal Dunia
"Dari ke-6 warga, 3 orang meninggal dunia akibat luka bakar di sebagian badan dan kaki," imbuhnya.
Andri Suwaldi mengatakan, 2 korban mengalami luka-luka dan sedang dalam perawatan medis, dan 1 korban berhasil selamat segera melapor ke warga sekitar.
"Beruntung ada 1 korban selamat, lalu pergi dari lokasi dan mengabarkan warga sekitar," kata Andri.
"Dua korban yang mengalami luka-luka saat ini masih dalam perawatan oleh dokter."
"Tadi mau saya bawa ke rumah sakit tapi dia tidak mau."
"Jadi, saya panggil dokter ke rumahnya untuk melakukan penanganan," tutupnya.
Sementara itu, Camat Natar Eko Irawan memastikan, ketiga korban selamat dari sambaran petir sudah kembali ke rumah masing-masing.
"Alhamdulilah ke-3 korban (selamat) sudah membaik."
"Mereka juga sudah diberikan obat untuk menyembuhkan luka bakar."
"Sekarang sudah kembali ke rumahnya masing-masing," kata Eko Irawan.
Sementara itu, Kapolres Lampung Selatan AKBP Edwin membenarkan 6 warga Candimas tersambar petir di gubuk.
"Iya benar (ada warga tersambar petir). Menurut para saksi di lokasi kejadian, sebelumnya ke-6 korban sedang panen padi di sawah," kata Edwin.
"Lalu karena hujan cukup deras dan kilat menyambar mereka berteduh di gubuk yang berada di dekat sawah," sambungnya.
Lanjut Edwin, tak lama kemudian kilat menyambar gubuk tempat mereka berteduh, sehingga menyebabkan 3 orang meninggal dunia, 3 orang mengalami luka-luka.
Edwin mengatakan 3 korban luka-luka sudah mendapatkan pertolongan medis dan sudah kembali kerumahnya.
"Informasi yang kami terima korban 6 orang. 3 korban meninggal dunia, yang merupakan masih ada hubungan kerabat," kata Edwin.
"Tiga orang mengalami luka-luka dan sudah mendapatkan perawatan. Menurut data yang kami terima, sepertinya tidak ada korban tambahan," tutupnya.
Satu Orang Tewas
Sebelumnya, peristiwa warga tewas tersambar petir juga pernah terjadi di Lampung Selatan.
Empat warga Desa Mekar Mulya Kecamatan Palas, Lampung Selatan tersambar petir saat sedang mengerjakan pembuatan sumur bor di sawah.
Satu orang meninggal dunia saat dalam perjalanan hendak dibawa ke RSUD Bob Bazar Kalianda.
Baca juga: Rumah Tersambar Petir, Penghuni Jadi Tuli hingga Barang Elektronik Rusak Semua
Peristiwa naas tersebut terjadi pada Rabu (02/06/2021) sekira pukul 12.00 WIB.
"Awalnya empat warga itu sedang mengerjakan pembuatan sumur bor, saat itu hujan lebat dengan disertai petir."
"Keempatnya sedang berteduh di gubuk tengah sawah sembari menikmati kopi," kata Kepala Desa Mekar Mulya Rasiwan, Kamis (03/06/2021).
Saat itu terdengar suara petir cukup keras sebanyak dua kali.
Saat suara petir pertama, keempatnya masih menikmati kopi di gubuk.
"Kemudian suara petir kedua terdengar, mereka sudah tidak sadarkan diri."
"Masing-masing terpental sejauh sekira tiga meter," lanjut Rasiwan.
Menurutnya, dari keempat warga yang tersambar petir itu, satu di antaranya tetap sadarkan diri.
Ia terkejut mendapati ketiga rekannya tidak sadarkan diri.
Ia lalu pergi untuk meminta pertolongan warga lainnya.
"Warga pun datang menolong, ketiga warga yang tidak sadarkan diri."
"Satu korban bernama Inan (40) sempat dibawa ke RSUD Bob Bazar."
"Namun korban meninggal dunia sebelum sampai di rumah sakit," terang Rasiwan.
Korban meninggal telah dibawa pulang pihak keluarga untuk dikebumikan pada hari Rabu kemarin.
Rusak Elektronik
Kasus serupa juga pernah terjadi di Kuningan, Jawa Barat.
Hanya saja, petir yang menyambar tersebut tidak mengakibatkan korban jiwa.
Namun, sejumlah alat elektronik rusak hingga tak bisa terpakai lagi.
Peristiwa tersebut menimpa satu unit rumah di Kuningan, Jawa Barat, Selasa (23/3/2021).
Rumah semi permanen itu diketahui dihuni keluarga Nunung.
Mereka tinggal di Desa Cikeusik, Kecamatan Cidahu, Kuningan, Jawa Barat.
Akibat sambaran petir itu, sejumlah barang elektronik mengalami kerusakan.
Bahkan, ibunya Nunung kehilangan fungsi pendengarannya.
"Pas hujan tadi sangat besar, ada suara keras petir itu menyerang kami," ungkap Nunung saat ditemui di rumahnya, Selasa (23/3/2021).
Selain merusak indra pendengaran, kata dia, serangan petir juga mengakibatkan kerusakan pada bangunan rumah serta sejumlah perabotan rumah tangga lainnya.
"Atap rumah bocor dan peralatan elektronik, seperti televisi dan kulkas langsung rusak."
"Selain itu, sempat keluar api pada kabel listrik sehingga ada beberapa colokan terbakar."
"Saat api menyala, suami langsung menyiram air dan ini baru kami selesai bereskan," ucapnya.
Mengenai kejadian, kata Nunung, sewaktu hujan besar itu, semua keluarga berada di ruang tengah rumah.
"Kami tadi semua kumpul di sini dan biasa, tidak punya firasat apapun."
"Namun pas (hujan) sudah besar, ada petir dengan suara keras menyerang," kata Nunung lagi.
Mengenai anak balita (bawah lima tahun), kata Nunung, sudah mendapat perawatan medis.
Terlihat ada beberapa titik luka bakar disertai memar hingga membiru.
"Tadi saya ke bidan desa, katanya enggak apa-apa."
"Nah, untuk luka bakar di bagian kepala dan tangan itu kena petir."
"Selain itu ada memar hingga membiru di lengan dan tubuhnya," ucap Nunung.
Kemudian, mengenai kerusakan pada indra pendengaran, kata Nunung, ibu kandungnya mengalami sangat parah.
"Ibu saya sudah tidak bisa dengar lagi."
"Terus yang dirasakan saya, ini telinga kiri sudah tidak normal mendengar."
"Kayak ada suara ngiung saja," ucapnya.
Nunung mengatakan, kejadian ini merupakan kali pertama selama hidup dan tinggal di rumah semi permanen tersebut.
Bocah 3 Tahun Tersambar Petir
Sebelumnya diberitakan, bocah tiga tahun tersambar petir saat hujan deras.
Akibatnya, sekujur tubuh korban membiru.
Enam unit rumah juga rusak akibat sambaran petir.
Peristiwa terjadi di Desa Cikeusik, Kecamatan Cidahu, Kuningan, Jawa Barat, Selasa (23/3/2021).
"Tadi sewaktu hujan ada petir, terus menyambar bocah dan merusak enam rumah warga desa kami," ungkap seroang warga, Wawan, saat dihubungi via ponselnya, Selasa (23/3/2021).
Peristiwa petir menyambar itu, kata dia, berlangsung sekitar pukul 15.00 WIB.
"Tadi sewaktu ada petir, emang ada suara kayak bom begitu dan pas dicari sumber suara, tahu- tahu ada enam rumah rusak," katanya.
Saat kejadian, listrik langsung padam.
"Sampai sekarang masi mati lampu, listriknya padam mungkin kena sambaran petir tadi," ucapnya.
Kepala Desa Cikeusik, Asep Suharto, membenarkan adanya rumah rusak dan warga yang terkena sambaran petir.
"Ada enam rumah yang rusak, itu di antaranya milik Ibu Nunung, Ibu Nursari, Naryo, Warsiam dan ada rumah milik Agil," kata Asep.
Asep menyebut, selain merusak bangunan rumah warga, sambaran petir juga merusak perkakas elektronik.
"Tadi ada televisi rusak, kulkas, dan peralatan elektronik lainnya."
"Terus untuk bocah kena petir tadi, sekujur tubuhnya membiru dan sekarang sudah dilarikan ke bidan desa," ungkap Asep.
Baca juga: Anak 3 Tahun Tersambar Petir, Tubuhnya Membiru
Asep mengatakan, orang tua dan tiga saudara bocah yang membiru karena tersambar petir, juga mengalami kerusakan di indra pendengarannya.
"Orang tua dan dan saudara lainnya masih bengong saja akibat mendengar suara keras petir tadi," ucapnya. ( Tribunlampung.co.id / Dominius Desmantri Barus )