Berita Terkini Nasional
Kasus Pelecehan di KPI Memanas, Terlapor Ancam Lapor Balik MS ke Polisi
Terlapor dalam kasus dugaan pelecehan di KPI mengancam akan lapor balik MS, karena mengalami trauma. tuduhan MS tak berdasarkan fakta yang ada.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Kasus dugaan pelecehan di KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) makin memanas.
Pasalnya terduga terlapor pelecehan mengancam lapor balik.
Diketahui perkara ini bermula dari salah satu pegawai KPI MS yang mengaku menjadi korban pelecehan.
MS didampingi oleh kuasa hukum melaporkan hal ini ke polisi.
Atas perihal tersebut sejumlah pegawai KPI diperiksa.
Namun Pegawai KPI yang menjadi terduga pelaku pelecehan berencana melaporkan balik korban alias MS.
Melalui kuasa hukumnya, dua terduga pelaku bernama RT dan EO mempertimbangkan untuk melaporkan balik MS karena mengalami trauma.
Baca juga: Polisi Bantah Korban Pelecehan di KPI Lapor ke Polsek Gambir, Pengacara MS Pastikan Pernah Lapor
Menurut kuasa hukum kedua terlapor, Tegar Putuhena, tuduhan MS tak berdasarkan fakta yang ada.
"Atas tuduhan MS itu klien kami juga mengalami trauma yang luar biasa. Karena tuduhan MS juga tak berdasarkan fakta kejadian."
"Maka kita akan pertimbangkan untuk melaporkan balik ke polisi," kata Tegar di Polres Metro Jakarta Pusat, Senin (6/9/2021), dikutip dari Tribunnews.
Dalam kasus MS, Tegar mengibaratkan peristiwa yang dialami kliennya mirip dengan perundungan Audrey beberapa tahun lalu.
Ia menilai, publik dimanfaatkan oleh informasi sepihak MS lalu setelah diinvestigasi ternyata kasus itu hoaks.
"Yang kita sayangkan bahwa akibat surat yang ditulis MS itu terlanjur viral dan sepihak, publik hanya bisa menerima informasi dari satu sumber."
"Untuk itu, polisi melakukan klarifikasi ke terlapor untuk mencocokkan kebenaran peristiwa itu dan terlapor mengakui tidak ada peristiwa pelecehan pada tahun 2015," tutur Tegar.
Baca juga: Pegawai Korban Pelecehan di KPI Mengaku Pernah Lapor Polisi tapi Tak Digubris
Atas peristiwa itu, Tegar menyatakan kliennya mengalami trauma psikis akibat datanya tersebar dan mengalami cyber bully.