Kebakaran Lapas di Tangerang

Kisah Pilu Angel saat Lapas Kelas 1 Tangerang Terbakar, 'Tahun Depan Anak Saya Bebas'

Kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang meninggalkan duka mendalam bagi keluarga narapida (napi) yang jadi korban insiden tersebut.

Penulis: Putri Salamah | Editor: Noval Andriansyah
YouTube/Berita Satu
Angel, salah seorang keluarga korban narapidana. Kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang meninggalkan duka mendalam bagi keluarga narapida (napi) yang jadi korban insiden tersebut. 

Mengetahui anaknya pergi untuk selama-lamanya, saat ini Angel mengaku masih sangat syok.

Atas kejadian itu, Angel berharap pihak kepolisian bisa memberikan keterangan yang jelas kepada keluarga korban atas insiden yang melahap ruang tahanan Blok C2.

“Saat ini masih syok, keluarga minta polisi harus memberikan keterangan sejelas-jelasnya ke pihak keluarga korban,” bebernya.

Orang tua narapidana lainnya bernama Reskhil Khairi, Nursin, mengungkapkan kisah dukanya saat mengetahui sang anak jadi korban insiden kebakaran.

Reskhil Khairi merupakan satu dari 41 narapidana di Blok C2 yang menjadi korban tewas peristiwa kebakaran lapas kelas 1 Tangerang, Rabu (8/9/2021).

Sebelum adanya kabar kebakaran, Nursin mengaku sempat teleponan dengan mendiang Reskhil Khairi beberapa jam sebelum kejadian.

Bahkan, ditambahkan Nursin, malam itu ia juga sempat lakukan video call bersama putra sulungnya yang ditahan karena kasus narkoba.

Baca juga: Postingan Terakhir Penghuni Lapas Tangerang 1 Jam Jelang Kebakaran yang Merenggut Nyawanya

Namun, Nursin mengatakan tidak miliki firasat jika malam itu merupakan malam terakhirnya berkomunikasi dengan sang anak.

Korban, lanjut Nursin, saat teleponan malah bercanda dengannya.

Dan Nursin menyebut kondisi ruangan tahanan anaknya itu ramai.

“Memang saya lihat di kamar itu ramai banget, banyak orang malah ketawa-ketiwi. Kelihatan di selnya itu ramai ya” ujar Nursin dikutip TribunJakarta.com.

Diakhir percakapan bersama Reskhil, Nursin mengatakan bahwa anaknya sempat ngobrol bersama empat adiknya.

Reskhil Khairi mengaku kangen dengan keluarganya.

“Nelpon lama, bisa setengah jam, 15 menit. Dia bilang kangen adik-adik,” ungkapnya.

Mengetahui anaknya pergi untuk selama-lamanya, Nursin mengaku hanya bisa pasrah.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved