Bandar Lampung

Makam Patih Gajah Mada di Pesisir Barat Lampung Harus Dilakukan Penelitian Secara Mendalam

Sosilog Unila Batoven Vivit Nurdin meminta pembuktian makam Patih Gajah Mada dilakukan secara mendalam sebelum dibangun tempat wisata.

Penulis: Bayu Saputra | Editor: Hanif Mustafa
Dok Pemkab Pesisir Barat
Lokasi Makam Patih Gajah Mada Pekon Kerbang Langgar, Pesisir Utara, Pesisir Barat, Selasa (27/7/2021). Sosilog Unila Batoven Vivit Nurdin meminta pembuktian makam Patih Gajah Mada dilakukan secara mendalam. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Sosilog Universitas Lampung (Unila) Batoven Vivit Nurdin meminta pembuktian makam Patih Gajah Mada dilakukan secara mendalam. 

"Karena tidak boleh klaim sepihak saja dan harus dilakukan pembuktian secara empiris, " kata Sosilog Unila Bartoven Vivit Nurdin saat dihubungi Tribun Lampung, Sabtu (16/10/2021). 

Menurutnya harus ada tim akrkeolog, sejarawan dan juga  disiplin ilmu antropologi ragawi yang harus duduk bersama untuk pembuktiannya. 

Lanjutnya pemerintah setempat juga harus melakukan riset yang memang biayanya tak sedikit untuk mengungkap kebenaran makam tersebut.

Lantaran penelitian benda barang fosil yang berkaitan dengan kimiawi cukup panjang tidak instan. 

Baca juga: Bupati Pesisir Barat Bangun Makam Patih Gajah Mada Jadi Objek Wisata Sejarah

"Ilmu sains juga harus dilibatkan untuk melihat berapa umur makam tersebut, riset empiris," tegas Vivit.

Vivit mengungkapkan semua elemen harus bahu membahu untuk mengungkapkan sejarah ini, tapi semua harus dengan keilmuan dan bukan katanya-katanya. 

Vivit menambahkan ilmu akademisi harus bisa menjadi jembatan bagi masyarakat untuk pemahaman tersebut.

"Jadi harus dilakukan penelitian secara mendalam untuk melihat hasilnya," tandasnya.

Terkendala Anggaran

Akademisi sejarah Universitas Lampung telah meneliti keberadaan makam Patih Gajah Mada di Lampung Barat (sekarang Pesisir Barat) pada 1995 silam. 

Baca juga: Penelitian Makam Gajah Mada di Pesisir Barat Lampung Terkendala Dana

Kaprodi Sejarah FKIP Unila Henri Susanto mengatakan, penelitian sejarah makam Patih Gajah Mada 26 tahun lalu belum juga menghasilkan kesimpulan.

Informasi tentang situs bersejarah itu seolah hilang begitu saja. 

"Iya dulu itu sudah lama sekali tahun 1995 kita teliti. File-nya juga masih zamannya pakai mesin ketik," kata Henri, Jumat (15/10/2021).

Saat itu, kata Henri, ada tiga orang yang menjadi motor penggerak penelitian.

Mereka adalah Husin Sayuti, Iskandar, dan Wakidi. 

Namun, Husin dan Wakidi sudah meninggal dunia.

Sementara Iskandar telah pensiun.

Henri menuturkan, sampai saat ini belum ada lagi yang meneliti sejarah Gajah Mada tersebut.

Saat ini pihaknya sedang sibuk persiapan akreditasi prodi sejarah.

Belum lagi terkendala pandemi Covid-19.

“Jadi masalahnya itu dulu project ada yang mendanai. Terkendalanya karena tidak adanya dana,” tutur dia. 

"Saya juga ingin mengungkap sejarah di Kerajaan Sriwijaya yang ada di daerah Lemong," kata Henri.

"Saya ingin membuat database sejarah tentang Lampung di Unila. Kalau mau tahu sejarah Lampung tidak perlu jauh-jauh. Jadi tinggal ke prodi sejarah Unila saja, " imbuhnya.

Bangun Jadi Tempat Wisata

Bupati Pesisir Barat Agus Istiqlal berniat bangun Makam Patih Gajah Mada jadi objek wisata sejarah yang bisa dikunjungi oleh masyarakat umum.

Agus Istiqlal bersama rombongan pejabat daerah lainnya melakukan tinjauan ke lokasi Makam Patih Gajah Mada di Pekon Kerbang Langgar, Pesisir Utara, Pesisir Barat.

Agus Istiqlal pada kesempatan tersebut menjelaskan, sebelumnya Pemkab Pesisir Barat telah membangun jalan rabat beton menuju Makam Patih Gajah Mada.

Selanjutnya Pemkab Pesisir Barat berencana membangun fasilitas lain di lokasi Makam Patih Gajah Mada berupa toilet, penginapan, dan pusat kuliner.

"Hal ini dilakukan untuk menjadikan Makam Patih Gajah Mada ini sebagai objek wisata sejarah yang ada di Kabupaten Pesisir Barat," ungkap Agus, Selasa (27/7/2021).

Usai meninjau Makam Patih Gajah Mada, Bupati beserta rombongan berkunjung ke ahli waris (keturunan ke -17) Ahmad Saunan dan Kurdinata yang ada di Pekon Negeri Ratu,  Pesisir Utara, Pesisir Barat untuk melihat benda-benda peninggalan dari Patih Gajah Mada.

Adapun peninggalan tersebut berupa perkakas rumah tangga dan senjata perang.

"Pada benda-benda tersebut terdapat tulisan Jawa Kuno dan terdapat tulisan Arab dengan lafadz 'Lailahaillallah'," ungkap Agus.

"Berdasarkan bukti tersebut, para ahli waris meyakini bahwa Patih Gajah Mada adalah orang Muslim," sambungnya.

Sebelum meninggalkan kediaman ahli waris Patih Gajah Mada, Agus menyampaikan, dalam waktu dekat ini, Pemkab Pesisir Barat akan mengadakan studi banding ke daerah Jawa Tengah.

"Tujuannya, untuk mempelajari seperti apa bentuk dari kuburan panglima perang yang sangat masyhur itu," terangnya.

"Mengingat Patih gajah Mada adalah orang Jawa," terus dia.

Hasil dari studi banding itu, nantinya akan diterapkan ke makam Gajah Mada yang ada di Pesisir Barat ini. ( Tribunlampung.co.id / Nanda Yustizar Ramdani / Bayu Saputra ) 

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved