Muktamar NU
Gus Yahya Didukung Lampung, Jadi Calon Ketua Umum PBNU Bukan untuk Nyapres
Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyatakan sudah bulat untuk maju dalam bursa Ketua Umum PBNU.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyatakan sudah bulat untuk maju dalam bursa Ketua Umum PBNU pada Muktamar Ke-34 NU di Lampung 23-25 Desember 2021.
“Saya sudah mendapat dukungan sekitar 80 persen pengurus NU berbagai provinsi, termasuk dukungan dari Lampung,” kata Gus Yahya mengungkapkan hal tersebut saat berbincang dengan Tribun di Bukit Mas Cottage, Kota Bandar Lampung, Minggu (17/10/2021) malam.
Dia berkunjung ke Lampung selama dua hari untuk memantau kesiapan pelaksanaan muktamar dan bertemu dengan pengurus NU se-Lampung.
Ia akan kembali ke Jakarta pada Senin (18/10/2021) ini.
Gus Yahya tiba di Bandara Radin Inten II Minggu sore dijemput pengusaha Thomas Azis Rizka. Thomas dan Gus Yahya berteman baik, demikian pula dengan adik Gus Yahya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Baca juga: Gelar Pertemuan Dengan Yahya Staquf Jelang Muktamar NU, Ketua PWNU Lampung: Silaturahmi Saja
Dari Bandara, Gus Yahya sempat mampir istirahat di kediaman Thomas di Bukit Mas Cottage.
Terkait pelaksanaan muktamar, Lampung sebagai tuan rumah saat ini sedang melakukan persiapan sembari menunggu kepastian tempat pelaksanaan muktamar, apakah di Lampung Tengah atau di Kampus UIN Raden Intan atau gabungan keduanya.
Pelaksanaan muktamar juga kemungkinan besar akan menggunakan sistem hybrid, yaikni sebagian kegiatan diikuti secara langsung oleh peserta dan sebagian lagi melalui layanan digital.
Salah satu agenda muktamar adalah memilih Ketua Umum PBNU.
Ada dua nama yang dinilai memiliki peluang besar untuk terpilih yakni Said Aqil Siraj yang saat ini masih sedang menjabat dan Yahya Staquf yang saat ini menjabat Katib Aam PBNU.\
Baca juga: Koordinator Gusdurian Lampung Umar : Muktamar Bukan Agenda Politis
Gus Yahya secara terbuka sudah menyatakan keinginannya untuk menjadi calon ketua umum. Sedangkan Said Aqil yang sudah menjabat ketua umum selama dua periode juga menyatakan siap menjabat lagi kalau diminta.
Gus Yahya mengatakan, keinginannya menjadi Ketua Umum PBNU jangan diartikan sebagai meminta atau mengincar jabatan.
“Saya ini sedang melamar pekerjaan, ibaratnya saya melamar menjadi direktur,” katanya.
“Karena saya memiliki keahlian dan pengalaman dalam membesarkan organisasi dan melakukan kaderisasi sehingga merasa diri layak menjadi ketua umum,” tambahnya.
Bagaimana dengan anggapan sebagian orang bahwa jabatan Ketua Umumum PBNU bersinggungan dengan politik bahkan bisa menjadi batu loncatan untuk menjadi presiden atau wakil presiden?
“Saya tidak punya keinginan nyalon menjadi presiden atau wakil presiden. Saya ini ingin bekerja untuk NU, mengabdi kepada NU, membasarkan NU,” tegasnya.
Gus Yahya mengatakan, sejatinya kader NU layak, bahkan sangat layak, menjadi pemimpin nasional. Tapi, dirinya sebagai pengurus PBNU, tidak memiliki keinginan atau ambisi untuk jabatan itu.
Gus Yahya mengatakan jika terpilih maka program utamanya adalah bagaimana NU terus gencar meningkatkan kemaslahatan umat sehingga ke depan NU akan menjadi lebih baik.
Sementara itu, Said Aqil yang sudah dua periode menjabat Ketua Umum PBNU, mengatakan tidak keberatan untuk memimpin NU lagi jika diminta dalam muktamar nanti.
”Kalau diminta siap. Tidak ada batasan dalam AD/ART. Tidak ada masalah, Gus Dur juga tiga kali,” kata Said Aqil saat berkunjung ke Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (7/10) lalu
Kiai Said berharap doa dari para sesepuh agar pelaksanaan muktamar berjalan dengan sukses.”Sudah siap, insya Allah. Kiai, para sesepuh, doakan muktamar sukses, keren, bermartabat, berkualitas,” katanya.
Said Aqil mengungkapkan beberapa kiai sepuh yang mekinta ia maju lagi antara lain Tuan Guru Turmuzi di Lombok, Kiai Hasan di Cirebon, Kiai Muhtadi di Banten, dan beberapa kiai sepuh lainnya.
Gusdurian Lampung
Sementara itu, terkait pelaksanaan muktamar, Koordinator Gusdurian Lampung Umar Robani mengatakan, muktamar merupakan agenda sakral dalam tubuh NU yang menentukan bagaimana NU ke depan.
Dan hajatan tersebut dinilai bukan hanya menyoal pemilihan siapa orang yang akan memimpin.
Menurut Umar, sejak didirikan, NU memiliki andil dalam membangun bangsa dengan terus menjaga rasa kepemilikan masyarakat terhadap negara yang melahirkan jiwa nasionalisme.
Dengan begitu, membicarakan NU bisa dibilang sama dengan membicarakanIndonesia.
"Menurut saya, muktamar bukan agenda politis semata seperti banyak diperbincangkan belakangan yang hanya seputar perebutan kursi ketua," kata Umar Robani.
Dia melanjutkan, muktamar harus bisa dimanfaatkan sebagai momentum Nahdliyin untuk merapatkan barisan menyatukan visi.
Sebab, NU sebagai organisasi besar harus mampu menangkap isu-isu terkini.
"Butuh kekompakan di tubuh NU agar mampu memberikan respon yang cepat dan tepat," ujar Umar.
Isu-isu kekinian menjadi topik pembahasan dalam muktamar kali ini, terlebih soal energi terbarukan.
Sikap PPP Lampung
Pada sisi lain, DPW PPP Lampungmenyatakan akan turut andil untuk mensukseskanMuktamar Ke-34 NU.
Partai bernuansa NU itu menyambut baik rencana yang akan digelar di LampungTengah .
KetuaDPW PPP LampungSupriyanto mengatakan, suatu kebanggaan bagi PPPLampungbisa ikut andil dalam mensukseskan muktamar tersebut.
"Saya atas nama PPP punya kebanggaanLampungditunjuk untuk tuan rumah muktamar, PPP juga pasti akan ikut andil untuk mensukseskan Muktamar," kata Supriyanto.
Supriyanto menjelaskan, hampir semua kader PPP merupakan warga nahdliyin.
Para tokoh-tokoh pendiri PPP merupakan kader NU.
"Dulu kan ketika partai itu masih tiga, hampir semua tokoh NU itu semua kader PPP, nah maka itu kami kepingin bisa bermanfaat untuk NU," kata Supriyanto.
Dia menuturkan, muktamar ini akan menjadi momentum silaturahmi kader PPP dari berbagai daerah. Sebab, kata dia, kader PPP banyak dari kalangan warga NU.
(Tribunlampung.co.id/Kiki Adipratama)