Wawancara Eksklusif
Wawancara Khusus dengan Anshori Djausal, Budayawan Lampung yang Merupakan Pensiunan Dosen
Sosok Anshori Djausal dikenal sebagai seorang budayawan yang terkenal di Lampung. Ia juga seorang penggiat Akademi Lampung (AL).
Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Dedi Sutomo
Secara teknis, lukisan hanya perlu dihadirkan dari warna-warnian dan lembaran alas. Dimana saat ini, model melukis dengan cat air masih menjadi kegemaran banyak pelukis.
Apakah yang anda rasakan saat nilai yang anda sisipkan sampai kepada penikmat seni?
Tentu senang, karena pada dasarnya seni ialah untuk dinikmati orang. Caranya pun beragam, ada yang digalerikan, dipamerkankan hingga dikomersilkan melalui lelang maupun dijual dipasaran. Terlebih, hasil seni rupa saat ini masih memiliki nilai yang cukup tinggi.
Harga yang tinggi ini sangat dinilai wajar, karena karya seni merupakan aktualisasi ide, ekspresi dan karya yang di semua negara hal itu masih dijunjung tinggi dan dilindungi.
Itu hanya sedikit nilai yang dirasakan pelukis. Simpelnya, saat bisa dinikmati orang lain, seniman sudah bisa merasakan kepuasan diri.
Misalkan saja, lukisan saya yang dipamerankan pertama adalah kebakaran hutan. Lukisan ini sangat sederhana karena perlu goresan api dan sejumlah batang-batang pohon.
Namun, yang saya coba keluarkan disini adalah bagaimana penikmat seni bisa terbawa suasananya saat masuk ke keadaan kebakaran hutan itu. Dimana saat ini, hampir setiap orang belum pernah merasakan bagaimana berada di hutan yang terbakar.
Hal itu juga sebagai ekspresi diri agar penikmat seni bisa lebih merawat alam sebagaimana yang diharuskan.
Di Lampung sendiri, bagaimana apresiasi terhadap seni rupa?
Hasil karya seni di Lampung, baik itu seni rupa maupun lainnya masih sangat dihormati. Banyak komunitas yang masih aktif menampung beragam seniman-seniman muda untuk terus mengembangkan diri.
Sejumlah komunitas juga masih aktif mengadakan kegiatan yang mampu menjaga niat seniman untuk tetap berkarya. Perhatian pemerintah pun masih sangat baik kepada seniman-seniman.
Apakah Tantangan penggiat seni rupa saat ini?
Tidak ada tantangan pasti yang dirasakan seniman.
Pandemi covid-19 misalkan, ini menjadi sebuah pembatas seniman untuk berekspresi secara berkelompok.
Namun di sisi lain, bila dilihat secara peluangnya. Ini mendorong seniman untuk bergerak ke arah penggunaan digital yang masif.