Berita Terkini Nasional
UPDATE Pembunuhan di Subang Dibocorkan Ahli Forensik, Pelakunya Tiga Orang
Update kasus pembunuhan di Subang dibocorkan ahli forensik Kombes Pol dr Hastry Sumy Purwanti.Pelaku pembunuhan di Subang dilakukan tiga orang plus.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, SUBANG - Update kasus pembunuhan di Subang dibocorkan ahli forensik Kombes Pol dr Hastry Sumy Purwanti. Kombes Hastry menyebut, pelaku pembunuhan di Subang dilakukan tiga orang plus.
Pernyataan mengejutkan Kombes Hastry diungkap saat berbincang dengan YouTuber Denny Darko.
Dokter Hastry bahkan terang-terangan menyebut, kasus pembunuhan di Subang yang menewaskan ibu dan anak, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu sudah bisa diungkap seminggu yang lalu.
Dokter Hastry yakin, kasus pembunuhan di Subang tetap akan bisa diungkap meski sebelumnya dia memperkirakan kasus tersebut akan terungkap seminggu yang lalu.
Mengenai hal ini, dokter Hatry menegaskan bahwa polisi sangat berhati-hati dalam menetapkan tersangka kasus rajapati tersebut.
Baca juga: Sudah Ganti Kapolda Kasus Pembunuhan di Subang Tak Jua Terungkap, Irjen Suntana Beri Peringatan
Alotnya pengungkapan kasus Subang yang menjadi sorotan publik tak jarang membuat masyarakat bertanya-tanya. Bahkan, tak jarang publik sampai menduga kasus Subang tersebut tidak akan terungkap.
Kendati begitu, di tengah kerja keras polisi mengungkap kasus Subang, ahli forensik, Kombes Pol dr Hastry Sumy Purwanti membawa harapan.
Ahli forensik Polri yang akrab disapa dr Hastry itu memberikan penegasan bahwa kasus Subang pasti terungkap.
Hal ini ia sampaikan beberapa waktu lalu setelah melakukan autopsi ulang pada jasad korban, Tuti dan Amalia.
Yakin kasus Subang pasti terungkap, ternyata dr Hastry bahkan sudah memiliki prediksinya sendiri.
Baca juga: Permintaan Terakhir Pengantin Baru sebelum Meninggal Dibunuh: Dicari Tak Ketemu
Sebagai petugas yang terlibat menangani kasus Subang tersebut, prediksi dr Hastry kasus Subang bisa diungkap sebelum 100 hari dari penemuan mayat korban.
Hal ini disampaikan dr Hastry saat berbincang dengan Denny Darko di kanal Youtube-nya, dikutip Tribunlampung.co.id Senin (22/11/2021).
“Saya prediksinya kan selalu kalau enggak tanggal 8, tanggal 18 (November), ini udah lewat,” ungkap dr Hasry.
Mendengar prediksi dr Hastry tersebut, ternyata Denny Darko mengaku memiliki prediksi yang hampir sama.
Dengan menggunakan kartu tarotnya, Denny Darko mengaku kasus Subang sudah bisa diungkap seminggu kemarin.
Ia pun menjelaskan tak ada korelasi atau saling kerja sama antara dirinya dengan ahli forensik tersebut.
Hanya saja Denny Darko menjelaskan, prediksi dr Hastry berdasarkan segi kasus yang dipecahkan.
Ia pun mengingatkan kembali bahwa tebakannya seminggu lalu.
Saat itu ia menyebut bahwa dalam seminggu akan terjadi satu hal yang penting.
Setelah mendengar prediksi dr Hastry itu, Denny Darko yakin momen penting itu terjadi.
Namun, ia merasa kemungkinan hal penting tersebut belum waktunya dibagikan polisi dan penyidik untuk publik.
Tak sampai di sana, perbincangan Denny Darko dengan ahli forensik Kombes Pol dr Hastry Sumy Purwanti masih berlanjut.
Dalam kesempatan itu, penonton Denny Darko dipersilakan memberikan pertanyaan kepada dr Hastry.
Hingga akhirnya ada penonton yang menanyakan berapa jumlah pelaku rajapati dalam kasus Subang.
Alih-alih meminta dr Hastry tak usah menjawabnya, Denny Darko menebaknya. Ia meminta dr Hastry hanya tersenyum bila tebakannya benar.
Denny Darko pun langsung melontarkan tebakannya bahwa pelaku rajapati Tuti dan Amali itu lebih dari satu orang.
Ahli forensik itu pun tersenyum dan akhirnya tegas membenarkannya.
“Betul,” ujar dr Hastry sembari tersenyum.
Kemudian, Denny Darko melanjutkan kembali tebakannya bahwa jumlah tersangka lebih dari tiga orang. Mendengar tebakan itu, dr Hastry buka suara namun hanya tersenyum.
“Kalau saya bilang, pelakunya ini tiga plus sekian lah, intinya seperti itu,” ungkap Denny Darko.
Saat disinggung apakah polisi kalah dari penjahat, dr Hastry dengan tegas membantahnya.
Ia menjelaskan bahwa kepolisian berhati-hati untuk mengungkapkan kasus Subang tersebut.
Petunjuk Emas
Ahli forensik Polri, Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti sebelumnya ikut turun tangan dalam pengungkapan kasus Subang dengan dilakukannya autopsi ulang.
Kepada Tribunnews, ia mengungkap hasil autopsi ulang jenazah Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Autopsi ulang tersebut dilakukan oleh tim forensik Polres Subang, Polda Jabar dan Mabes Polri pada Sabtu (2/10/2021) sore.
Proses ini untuk memastikan penyebab kematian dari Tuti dan Amalia yang ditemukan tewas terbunuh tanggal 18 Agustus 2021, pagi hari.
Hingga 2 bulan setelah kejadian, polisi masih berusaha keras mengungkap pelaku pembunuhan ibu dan anak tersebut.
Dalam tayangan Podcast Tribunnews, dr Hastry mengaku sudah mendapatkan petunjuk emas.
Petunjuk emas itu diperoleh setelah ia melakukan autopsi ulang jasad Tuti dan Amalia.
"Kita cari petunjuk lain di tubuh jenazah. Dari seluruh kasus pembunuhan, tubuh manusia itu menyimpan petunjuk yang luar biasa. Petunjuk emas," kata dr Hastry, dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Tribunnews, Selasa (19/10/2021).
Menurut dr Hastry, saat autopsi pertama jasad Tuti dan Amalia, yakni pada tanggal 18 Agustus 2021, ia tidak terlibat lantaran sedang bertugas di Jawa Tengah.
Meski begitu, dr Hastry sudah mengantongi hasil autopsi.
Hasil autopsi ini akan menguak waktu, cara, mekanisme, dan penyebab kematian dari Tuti dan Amalia.
"Untuk kasus Subang itu memang jelas kasus pembunuhan. Autopsi pertama sudah bagus, sudah baik."
"Saya hanya melengkapi saja dan memastikan juga, kalau dari hasil autopsi pertama itu bisa membuktikan waktu kematian, cara kematian, mekanisme kematian, dan sebab kematian," papar dr Hastry.
Hasil autopsi ulang jasad Tuti dan Amalia, kata dr Hastry, lantas dicocokkan dengan beberapa bukti pemeriksaan lain secara menyeluruh.
"Pengambilan tubuh jenazah itu kita periksa lagi ke ahli DNA forensik. Kalau memang butuh pemeriksaan sidik jari ke ahli fingerprint forensik. Kalau dia diracun kita ke toksikologi forensik," ujar dr Hastry.
Setelah memeriksa sidik jari, dr Hastry mencurigai adanya bukti jejak pelaku pada kuku korban Amalia.
Bukti pada kuku Amalia ini menunjukkan dugaan kalau korban sempat melakukan perlawanan kepada pelaku pembunuhan sebelum dihabisi.
"Sambil memeriksa sidik jari, kita lihat juga tanda-tanda di tubuhnya.
Kalau ada perlawan, misalnya mencakar, memukul atau mencubit pelaku itu terlihat dari epitel yang tertinggal di kuku korban," ucap dr Hastry.
"Jari-jarinya sekalian diambil untuk diperiksa DNA-nya. Itu kita periksa lengkap," tambahnya.
Selain itu, dr Hastry pun mencocokkan pemeriksaan primer dan sekunder terkait jasad Amalia dan Tuti.
Untuk pemeriksaan sekunder, keluarga korban turut dicecar polisi untuk memastikan data pada tubuh Tuti dan Amalia.
"Karena identifikasi itu ada 2, primer dan sekunder. Primer itu dari gigi, sidik jari dan DNA. Kalau sekunder itu dari data medis yang saya periksa semuanya. Ada tanda tato kah, bekas operasi, tanda lahir. Itu kita cocokkan dari keterangan keluarganya," kata dr Hastry.