Tanggamus
24 Siswa SDN Sawang Balak di Pulau Tabuan Tanggamus Seberangi Lautan, Orangtua Iuran demi ANBK
Sebanyak 24 siswa dan guru SDN Sawang Balak di Pulau Tabuan, Kecamatan Cukuh Balak harus berjuang menyeberangi lautan demi ikuti Assessmen Sekolah Ber
Penulis: Tri Yulianto | Editor: soni
Ia mengaku, di rumahnya ke-24 siswa dan guru menginap sampai selesai ANBK. Itu sebagai solusi menekan biaya sewa rumah, sebab dulu saat masih penerapan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) para siswa ada pula yang menyewa rumah.
"Kebetulan rumah saya di belakang SMAN 1 Cukuh Balak jadi dekat. Yah tempatnya seadanya saja, yang penting bisa buat menginap," terang Rusnan.
Setelah makan siang, mereka dilatih dulu gunakan laptop oleh gurunya. Sebab mereka juga tidak pernah gunakan komputer sejenisnya.
Selanjutnya sebelum jadwal ANBK juga sudah meminta pihak sekolah untuk adakan latihan, jangan langsung ikuti ANBK.
Rusnan menjelaskan, sebenarnya siswa ikuti ANBK pada Rabu dan Kamis. Jadi mereka datang lebih awal dari jadwal dan menginap di rumahnya.
Dan nanti saat kembali ke Pulau Tabuan juga melihat kondisi laut, cuaca. Jika selesai ANBK kondisi mendukung bisa langsung pulang. Namun jika cuaca buruk harus menginap lagi sehari.
Baca juga: Polsek Cukuh Balak Terbitkan 4 SKCK untuk Warga di Pulau Tabuan
Rusnan mengaku, demi ANBK, pihak sekolah dan para orang tua memang mengeluarkan biaya, yakni untuk sewa perahu, makan, dan bayar sewa perangkat di sekolah tempat menumpang ANBK.
"Kami tanggung bersama, dengan orang tua siswa, sebab kalau dari dana sekolah saja tidak cukup. Kebetulan orang tua setuju dan disepakati seminimal mungkin pengeluaran," ujar Rusnan yang menolak sebutkan nilainya.
Ia mengaku, apabila tahun depan sekolahnya ditunjuk ikuti ANBK maka kondisinya akan seperti tahun ini. Sebab tidak ada cara lain demi ikuti instruksi Kementerian Pendidikan Nasional.
"Kami sebenarnya punya laptop 15 unit, tapi karena jaringan internet tidak ada maka hanya cara seperti ini yang bisa dilakukan," ujar Rusnan.
Ia sangat berharap agar pemerintah membangun sarana untuk akses internet seperti menara seluler berikut kapasitas jaringan yang mendukung untuk internet.
Dari Pulau Tabuan ada tiga SD yang siswanya harus berjuang ikuti ANBK, yakni siswa SDN Sawang Balak, SDN I Karang Buah dan SDN II Karang Buah. Ketiganya terbagi jadwal ANBK sebab pelaksanaannya dibagi empat gelombang.
Sementara Dinas Pendidikan Tanggamus juga mengakui sarana dan prasarana di sekolah, serta lokasi jadi kendala ANBK.
Meski pelaksanaannya pun bisa semi online namun tetap butuh komputer server yang berharga mahal dan tidak semua SD sanggup mengadakan komputer server sendiri.
Lalu perangkat komputer untuk siswa minimal tujuh unit untuk satu sesi jadwal. Maka dalam sehari dibagi beberapa sesi sehingga siswa bergiliran.