Tulangbawang
Cerita Danlanud Pangeran M Bunyamin Terbang Demi Tugas, Yohanas: Keluarga Sering Ditinggal
Sebagai penerbang TNI AU, Letkol Nav Yohanas banyak mengalami suka duka. Banyak pengalaman yang menyenangkan saat menerbangkan pesawat.
Penulis: Endra Zulkarnain | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TULANGBAWANG - Menjadi prajurit TNI Angkatan Udara (AU) ternyata tidak seindah dibayangkan orang.
Banyak kisah suka maupun duka yang dialami setiap prajurit TNI AU.
Terutama mereka yang mengemban tugas sebagai penerbang.
Seperti yang dialami oleh Letkol Nav Yohanas Ridwan, yang saat ini menjabat Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Pangeran M. Bunyamin, di Kabupaten Tulangbawang, Lampung.
Sebagai penerbang TNI AU, Letkol Nav Yohanas banyak mengalami suka duka.
Banyak pengalaman yang menyenangkan saat menerbangkan pesawat ke beberapa wilayah.
Tak hanya dalam negeri, penerbangan hingga ke negara tetangga pun lazim dilakoni Yohanas.
Namun, di sisi lain, dia pun jadi sering meninggalkan keluarga.
“Tuntutan tugas mengharuskan saya, terbang ke beberapa wilayah. Repotnya keluarga sering ditinggal," tutur pria kelahiran Klaten 4 Juli 1979 ini saat disambangi di kantornya belum lama ini.
Letkol Nav Yohanas Ridwan mengisahkan tugas pertamanya usai lulus Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 2001.
Baca juga: Diduga Markup Dana Desa, Eks Pj Kakam di Tulangbawang Lampung Ditahan Kejaksaan
Dengan pangkat Letnan Dua yang disandang dipundaknya ketika itu, dia mendapat tugas pertama di Skadron 31 Hercules, Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
Diapun menyambut dengan penuh rasa suka ketika pertama kali bertugas di Halim menjadi pilot pesawat Hercules.
"Saya berfikir, lumayanlah bisa keliling Indonesia, bisa keliling negara luar. Tapi tentu semua ada suka ada dukanya," tutur dia.
Yohanas mengatakan, bagi yang melihat mungkin bisa mengatakan enak, tapi tidak dengan yang mengalaminya.
"Orang yang melihat mungkin bilang wah enak ya, tugas terbang terus. Itu bagi yang melihat enak. Tapi bagi yang mengalami justru sebaliknya. Enakan sampean, yang di bawah bisa setiap hari ketemu keluarga," papar Letkol Yohanas Ridwan.
Sebagai prajurit TNI AU yang menerbangkan pesawat, menjaga kedaulatan tanah air Indonesia, ketemu dan kumpul bersama keluarga seakan menjadi barang yang mahal.
Ini lantaran banyaknya waktu tersita untuk mengemban tugas menerbangkan pesawat menjaga kedaulatan tanah air.
"Kami setiap hari terbang, pulang paling hanya ngambil baju terus besok terbang lagi, begitu seterusnya," tutur Yohanas.
"Itu kan hal yang mahal, bisa terus ketemu keluarga. Kami itu paling pulang ke rumah hanya menginap semalam, terus besok terbang lagi dua sampai tiga hari, bahkan sampai dua Minggu," kata dia mengisahkan.
Bagi sang komandan, hal demikian sudah biasa dialaminya.
Dia berpandangan, setiap orang pasti memiliki sudut pandang berbeda-beda mengenai hal yang dijalani.
Setiap orang memiliki perspektif berbeda-beda pada setiap sisi kehidupan.
"Orang melihat kita enak belum tentu, begitu juga kita melihat orang enak, juga belum tentu. Pasti ada positif negatifnya," kata Yohanas.
Karena itulah perlu ditanamkan rasa syukur dalam diri kita tentang apa yang kita dapat dan jalankan.
Bagi Letkol Yohanas, bersyukur adalah kunci utama bagi kita dalam menjalani hidup.
Tanpa menanamkan rasa syukur, kita akan selalu kekurangan dan selalu melihat kehidupan orang lebih enak dari kita.
"Balik lagi ke diri kita, bagaimana supaya enak (menjalani hidup), ya bersyukur aja dengan apa yang ada pada diri kita," tutur perwira yang sudah mengoleksi 6000 jam terbang ini.
Letkol Nav Yohanas Ridwan, dilantik sebagai Komandan Lanud Pangeran M. Bun Yamin oleh Pangkoopsau I pada tanggal 23 November 2020.
Lahir di Klaten pada tanggal 4 Juli 1979, menempuh pendidikan militer di Akademi Angkatan Udara (AAU) dan dilantik oleh Presiden RI dengan menyandang pangkat Letnan Dua tahun 2001.
Selanjutnya mengikuti pendidikan Seknav (Sekolah Navigator) pada tahun 2002, Sekkau pada tahun 2008 dan Seskoau tahun 2016.
Dengan kemampuan kualifikasi FSO (Flight Security Officer) dan SIN TNI AU, Danlanud memiliki pengalaman yang banyak di Skadron Udara (Skadud) 31 Wing 1 Lanud Halim Perdana Kusuma.
Sebelum menjabat sebagai Komandan Lanud Pangeran M. Bun Yamin, Danlanud juga pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Operasi (Kadisops) Lanud Merauke yang saat ini berganti nama menjadi Lanud Johanes Abraham Dimara (DMA) Merauke.
Berikut riwayat dinas Danlanud :
1. Skadron Udara (Skadud) 31 Lanud Halim Perdana Kusuma,
2. Disbangops Mabes AU,
3. Disopslat Mabes AU,
4. Kadisops (Lanud DMA Merauke),
5. Puskersin TNI,
6. Komandan (Lanud Pangeran M. Bun Yamin).
Selama berdinas, Danlanud sudah banyak menerima tanda kehormatan prajurit. Diantaranya :
1. Satyalancana Kesetiaan XVI Tahun,
2. Satyalancana Kesetiaan VIII Tahun,
3. Satyalancana Dharma Nusa,
4. Satyalancana Dharma Nusa Ulangan I,
5. Satyalancana Wira Nusa,
6. Satyalancana Wira Dharma,
7. Satyalancana Wira Siaga,
8. Satyalancana Dwidya Sistha, dan
9. Satyalancana Bhakti Sosial.
(Tribunlampung.co.id/Endra Zulkarnain)