Muktamar NU

Sempat Berlangsung Ricuh, Sidang Pleno 1 Muktamar NU Diskors Sementara

Pada sidang pleno 1 Muktamar Ke-34 NU sempat terjadi kericuhan antar muktamirin. Sejumlah muktamirin melakukan interupsi pertanyakan legalitas peserta

Editor: Hanif Mustafa
Tribunlampung.co.id / Hurri Agusto
Ilustrasi pembukaan Muktamar NU. Pada sidang pleno 1 Muktamar Ke-34 NU sempat terjadi kericuhan antar muktamirin. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID -- Pada sidang pleno 1 Muktamar Ke-34 NU sempat terjadi kericuhan antar muktamirin.

Kejadian saat sidang pleno 1 Mukatamar NU baru dimulai.

Sejumlah muktamirin melakukan interupsi mempertanyakan legalitas peserta Muktamar Ke-34 NU.

Pasalnya, muktamirin tersebut menduga adanya kekeliruan saat registrasi peserta Muktamar NU.

Hal itu kemudian menimbulkan kericuhan yang membuat para tokoh NU yang memimpin persidangan meninggalkan meja Muktamar NU.

Baca juga: Muktamar NU 2021, Wapres Maruf Amin Minta Ketua PBNU Terpilih Nantinya Bisa Menyelesaikan Masalah

Adapun tokoh NU yang meninggalkan meja sidang diantaranya KH Muhammad Nuh serta Nadirsyah Hosen.

Hal itu pun membuat persidangan harus diskors sementara.

Namun, setelah peserta sidang mulai kembali tertib, para tokoh PBNU tersebut pun kembali ke meja dan melanjutkan persidangan.

Sidang pleno 1 ini sendiri dihadiri oleh sejumlah tokoh PBNU dan dipimpin oleh KH Mohammad Nuh.

Selain itu hadir pula sejumlah tokoh lain seperti Nadirsyah Hosen hingga tokoh Partai Golkar Nusron Wahid.

Baca juga: Muktamar NU 2021, Sidang Pleno 1 Muktamirin Interupsi Soroti Legalitas Delegasi Pengurus Cabang 

Sidang Pleno 1 Muktamar Ke-34 NU ini sendiri membahas tentang tata tertib (tatib) persidangan.

Adapun beberapa poin yang dibahas pada sidang pleno ini diantaranya, masalah korum peserta sidang.

Selain itu, poin lain yang dibahas adalah legalitas delegasi dari setiap Pengurus Cabang.

Berjalan Lancar

Rangkaian Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) Ke-34 masih berlangsung dan agenda awal pasca pembukaan dilakukan pembahasan dan pengesahan tata tertib (tatib) Muktamar Ke-34 NU. 

Ketua PWNU Lampung Moh Mukri yang juga Ketua Panitia Muktamar Daerah saat diwawancarai Tribun Lampung, Rabu (22/12/2021) di depan GSG UIN Raden Intan Lampung, mengatakan, pembahasan tatib berjalan lancar.

Pembahasan cukup dinamis dan sepanjang masih dalam jalur AD/ART, menurutnya, perdebatan merupakan sesuatu biasa.

Sejauh ini panita menunda pembahasan tatib sampa  pukul 19.30 WIB  untuk istirahat.

Pembahasan LPj

Pasca pembahasan tata tertib (tatib), perhelatan Muktamar Ke-34 NU  akan dilanjutkan dengan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) PBNU Masa Khidmat 2016- 2021.

Seusai itu tahap selanjutnya adalah pandangan umum atas LPJ PBNU, serta jawaban atas pandangan umum LPJ PBNU. 

Setelah itu ada tahapan  pembagian komisi sidang, yang berdasarkan schedule akan berakhir pada pukul 22.30 WIB. 

Sebelumnya, Ketua PWNU Lampung Moh Mukri yang juga Ketua Panitia Muktamar Daerah saat diwawancarai Tribun Lampung, Rabu (22/12/2021) di depan GSG UIN Raden Intan Lampung, mengatakan, pembahasan tatib berjalan lancar

Pembahasan cukup dinamis dan sepanjang masih dalam jalur AD/ART, menurutnya, perdebatan merupakan sesuatu biasa.

Sejauh ini panita menunda pembahasan tatib sampa  pukul 19.30 WIB  untuk istirahat.

Sosok yang Mampu Selesaikan Masalah

Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta kepada Ketua PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) yang nantinya terpilih nantinya untuk lima tahun kedepan, dapat menyelesaikan masalah (fakih). 

Karena dirinya dulu pernah sebagai Rais Aam pada muktamar di Jombang, Jawa Timur.

Hal itu disampaikan Wapres Ma’ruf Amin saat menyampaikan konferensi persnya di Hotel Radisson, Rabu (22/12/2021).

“Ada beberapa kriteria yang harus dilewati oleh calon ketua PBNU,” kata Ma’ruf Amin.

Selain fakih, seorang calon Ketua PBNU itu harus tahu organisasi, harus bisa menjadi seorang motor pergerakan ulama dalam mengislah dan jangan sampai digerakan.

Tetapi, semua keputusan itu diserahkan kepada muktamirin dan mereka yang tahu pemenangnya. 

Diakui oleh Ma’ruf Amin,  Rois Aam bukan sekedar posisi di organisasi. Tapi harus memiliki posisi central. 

Terpenting itu Ketua PBNU terpilih harus bisa menjalankan program yang telah dirancang.

Terbaru, ada dua calon kuat untuk menduduki kursi ketua umum PBNU pada Muktamar ke-34 NU di Lampung.

Yakni, KH Said Aqil Siradjyang merupakan petahana. Lalu Yahya Cholil Staquf atau dikenal Gus Yahya.

Keduanya pun mengklaim telang mengantongi dukungan dari pengurus PCNU.

Gus Yahya Klaim Kantongi 469 Suara

Jelang pembukaan Muktamar ke-34 NU, Yahya Cholil Staquf atau yang dikenal dengan sebutan Gus Yahya mengklaim telah mengantongi dukungan 469 suara.

Dirinya mengatakan jika suara tersebut bukan sekadar klaim.

“Dukungan itu solid dan bisa dicek langsung dari mana saja dukungan itu. Semua real, bukan sekedar klaim angka-angka,” kata Gus Yahya dalam konferensi pers bertajuk “Ngopi Bareng Gus Yahya dari Arena Muktamar” di Hotel Novotel, Kota Bandar Lampung, Selasa (21/12/2021) siang kemarin.

Gus Yahya mengaku, informasi soal 469 suara dukungan itu berasal dari Gus Ipul.

“Beliau yang mengawal suara dukungan itu, dan saya menerima laporannya,” ujar dia.

Menurut Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul, angka 469 suara dukungan yang dipaparkan Gus Yahya semaunya real dan jelas siapa orangnya, siapa pengurusnya.

“Kami terbuka, ada daftarnya kalau ada yang mau mengecek,” ujarnya.

Pada bagian lain, Gus Ipul mengingatkan agar panitia pelaksana berhati-hati dalam melakukan verifikasi peserta, terutama peserta yang memiliki hak suara.

Hasil pemantauan di lapangan, kata dia, verifikasi digital tidak bisa membedakan SK yang sah dan SK yang tidak sah, sehingga perlu dilakukan verifikasi secara manual.

“Kami punya daftar pengurus yang sah, dan yang lain juga punya daftarnya. Itu sama daftarnya. Kita semua tahu. Jadi, jangan ada yang coba bermain,” tegasnya.

Gus Yahya menjadi calon kuat Ketua PBNU, dirinya digadang bersaing ketat dengan KH Said Aqil Siradj yang merupakan calon petahana.

Sementara kubu KH Said Aqil pun mengklaim telah mendapatkan dukungan suara mayoritas untuk dapat kembali memimpin NU.

Dalam beberapa kesempatan, kubu Kiai Said Aqil menyebut angka 389 suara dukungan untuk menjabat periode ketiga memimpin PBNU.

Perwaris NU Haruslah Sosok Mendunia

Rais Aam  Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar singgung soal harapannya mengenai karakter pewaris Nadhlatul Ulama (NU) saat menghadiri pembukaan Muktamar ke-34 NU di Pondok Pesantren Darussa’adah, Lampung Tengah, hari ini, Rabu (22/12/2021).

Dalam sambutannya itu ia berharap agar para pewaris NU bisa menjadi sosok yang mendunia.

"Rasulullah Allah dan para nabinya, terutama Rasulullah SAW adalah untuk dunia bahkan alam semesta, maka para pewarisnya itu Nahdlatul Ulama harus juga mendunia dan sekarang sedang dinantikan kiprahnya di dunia," kata Miftachul.

Menurutnya, demi mendukung tujuan tersebut, pewaris NU harus memiliki karakter baik yang kokoh.

"Maka karakter-karakter yang mendunia harus terus digali dengan diperkokoh. Sifat-sifat membebek, gerutak-gerutuk, latah segera kita enyahkan," tambahnya lagi.

Ia juga berharap agar kader organisasi keagamaan itu dapat menunjukkan semangat dalam menjaga idealisme dalam bersikap baik.

Pasalnya, dirinya percaya bahwa sifat-sifat latah hanya akan merusak kemaslahatan manusia.

"Kader Nahdaltul Ulama harus mampu menunjukkan kepribadian dan semangat menuju kebaikan serta menjaga idealisme dalam bersikap.

"Ikut-ikutan orang lain dan menjadi latah hanya akan membuat kita terpecah belah, terombang-ambing, dan menjadi bulan-bulanan."

"Dengan perpecahan tidak ada satu kebaikan yang akan dianugerahkan Allah kepada seseorang pun, baik orang-orang terdahulu maupun orang yang akan datang belakangan," tambahnya.

Miftachul Akhyar juga mengakui kekuatan besar yang dimiliki para kader NU.

Sayangnya, di matanya, NU masih belum sepenuhnya memosisikan diri di tempat yang semestinya.

"Kekuatan jamiatun Nahdlatul Ulama sebenarnya sangat luar biasa, tapi selama ini warga Nadhaltul Ulama yang hanya memosisikan diri sebagai jamaah belum ber-jamiah. Inilah yang perlu kita jamiahkan."

"Jangan sampai nanti warga tercerai berai hanya untuk kepentingan sesaat. Mereka harus mengikuti satu pemandu yang dikomando dari PBNU dan didukung dari para Mustasyarin dan para ulama panutan kita," sambungnya.

Selain itu, Miftachul Akhyar menambahkan NU memiliki tugas yang cukup penting dalam hal memanfaatkan potensi yang ada dengan baik dan benar.

Pasalnya bila tidak dikelola dengan baik hal tersebut dapat berakibat fatal dan menyebabkan perpecahan.

"Menjamiahkan jamaah dengan segala potensinya yang berkekuatan raksasa ini menjadi pekerjaan rumah terpenting dari sekian pekerjaan rumah yang lain."

"Sebab potensi raksasa ini kalau tidak dikelola dengan baik dan benar justru akan menjadi beban dan terpecah belah, menjadi bulan-bulanan dan diperebutkan oleh kelompok-kelompok yang lain," imbuhnya lagi.

Baca juga: Muktamar NU 2021, Stan Sejarah Nahdlatul Ulama Sedot Perhatian Pengunjung Bazar 

Di samping itu, RaIs Aam PBNU tersebut mengajak peserta Muktamar NU 2021 untuk dapat menyongsong NU yang lebih baik lagi.

"Marilah kita songsong satu abad untuk masuk ke abad kedua Nahdlatul Ulama dengan menyegarkan kembali gerakan dan sistem komando kita agar posisi Nahdaltul Ulama sebagai ashabul haq sekaligus ashabul qarar  dapat terwujud dalam berbagai dimensi kehidupan dan kebangsaan dan kemaslahatan kita," tambah KH Miftachul Akhyar. ( Tribunlampung.co.id / Bayu Saputra / Hurri Agusto / Reni Ravita / Virginia Swastika)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved