Pringsewu
Walhi Minta Pemkab Pringsewu Sikapi Serius Bukit Sarno yang Longsor
Fenomena longsor yang terjadi di Bukit Sarno di daerah Tambah Rejo Barat Gading Rejo mendapat perhatian dari Walhi Lampung.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Fenomena longsor yang terjadi di Bukit Sarno di daerah Tambah Rejo Barat Gading Rejo mendapat perhatian dari Walhi Lampung.
Direktur Walhi Lampung Irfan Tri Musri kepada Tribun Lampung, Selasa (28/12/2021) mengatakan bahwa harus menjadi perhatian yang serius bukit yang dikeruk tersebut.
Fenomena longsor yang terjadi di wilayah perbukitan yang dijadikan tambang itu harus diseriusi oleh pemda dan aparat penegak hukum.
"Walaupun tidak menimbulkan korban jiwa tetapi kenyamanan warga di daerah sekitar meraka merasa terganggu," kata Irfan.
Apalagi kalau sampai adanya korban jiwa dan termasuk kerugian materinya.
Menurutnya, jika tambang ini tidak memiliki izin, maka tindakan pidana yang bisa dilakukan penegakannya oleh PPNS dan kepolisian.
Tapi kalau legal berarti penyidik atau pengawas pertambangan harus memberikan peringatan.
Karena aktifitas pertambangan tersebut membahayakan, tetapi situasi sekarang pasti kabupaten dan provinsi banyak alasan dan tidak serius.
Karena saat ini kewenangan pertambangan itu sudah ditarik ke pusat.
Bupati Tidak Hentikan Aktivitas Tambang
Bukit Sarno di Pekon Tambahrejo Barat Gading Rejo Pringsewu pada Minggu petang lalu mengalami longsor akibat hujan deras.
Bebatuan runtuh dari atas bukit tersebut namun tidak ada korban jiwa.
Bupati Pringsewu Sujadi Saddat saat ditemui Tribun Lampung di areal Pemkab Pringsewu, Selasa (28/12/2021) mengatakan bahwa tambang batu milik PT Sarno Batu itu tidak dihentikan dulu.
Dan tambang itu tidak dihentikan dan jika ingin tahu lebih silakan tanya ke BPBD.
"Tanyakan ke BPBD ya, itu tidak kita hentikan dulu, " kata Bupati Sujadi.