Bandar Lampung
Tiga Warga Lampung Umrah, Kemenag Lampung Harap Patuhi Prokes
Sebanyak tiga orang warga Lampung akan berangkat umrah pada 12 Januari mendatang.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Sebanyak tiga orang warga Lampung akan berangkat umrah pada 12 Januari mendatang.
Ketiganya merupakan satu keluarga terdiri dari bapak, ibu, dan anak, asal Unit Dua, Kabupaten Tulangbawang.
Ketiganya menjadi jamaah umrah perdana yang berangkat dari Provinsi Lampung melalui biro umrah Ameera Mekkah.
Sebelumnya, sebanyak 400 jamaah dari berbagai provinsi di Indonesia telah berangkat umrah pada Sabtu 8 Januari 2022. Saat itu, tak ada satupun warga Lampung yang berangkat.
"Ketiga orang ini perdana dari Lampung yang diberangkatkan dengan ratusan jamaah umrah lainnya di Pondok Gede Rabu nanti," kata Kepala Kantor PT Ameera Mekkah Cabang Lampung Subariyanto saat dihubungi Tribun, Minggu (9/1).
Adapun ketiga jamaah itu yakni Arief Rakhman, Siti Rahayu, dan sang anak Lulu Artamevia. Menurut Subariyanto, jamaah Arief berprofesi sebagai pengusaha pupuk pertanian.
Dan Minggu (9/1/2021) malam dilakukan acara pelepasan ketiga jamaah tersebut di PT Ameera Mekkah Cabang Lampung beralamat 16 C Kota Metro.
Menurut Subariyanto, bukan cuma keluarga Arief yang bakal berangkat umrah dalam waktu dekat.
Pada tanggal 19 Januari nanti, akan ada 11 orang jamaah lagi yang berangkat umrah.
Kedepannya, terus dia, bisa ratusan orang yang berangkat umrah.
Baca juga: LPA Bandar Lampung Sebut Kasus Kekerasan terhadap Anak Masih Dianggap Tabu
Karena setiap tahun akan ada 1.000 jamaah seluruh Indonesia yang berangkat umrah.
Lebih lanjut ia mengatakan, secara nasional dari grup PT Ameera Mekkah senndiri memberangkatkan 500 orang seluruh Indonesia yang berkumpul di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta.
Ia mengatakan, banyak yang masih menunggu untuk berangkat umrah namun dengan tarif normal. Saat ini tarif masih terbilang mahal, sekitar Rp 40 juta per orang. Normalnya, maksimal Rp 30 juta per orang.
"Setiap keberangkatan umrah dan segala sesuatunya kita lapor kepada Kemenag daerah. Sehingga umrah ini bisa terlaksana. Selama pandemi, manajemen selalu menyiarkan informasi umrah kepada masyarakat," kata dia.
Sudah Lama Daftar
Arief Rakhman, jamaah umrah perdana yang diberangkatkan asal Unit Dua Tulangbawang mengaku sudah cukup lama mendaftar, namun baru bisa berangkat tahun ini.
Ia mengaku awalnya kaget sekali karena akan jadi orang yang pertama dari Lampung berangkat umrah ke Tanah Suci. Apalagi, berangkatnya dalam situasi pandemi Covid-19.
"Saya sempat bingung juga. Namun saya senang dan bersyukur, akhirnya bisa berangkat umrah. Sebab, daftarnya sudah lama. Akhirnya, doa-doa kami didengar dan bisa ke rumah Allah SWT," katanya saat dihubungi Tribun, Minggu (9/1)
Ia pun mengaku sudah melakukan persiapan secara matang.
Apalagi, pemberangkatan umrah ini dalam situasi pandemi Covid-19. Arief bersama keluarganya sudah melakukan tes PCR.
Sebelumnya, ketiga jamaah juga sudah melakukan persiapan manasik.
Arief juga mengaku, tidak masalah membayar lebih mahal dibanding waktu normal. Sebab, ada biaya karantina selama 13 hari (3 di Madinah dan 10 hari di Jakarta).
Kemenag Lampung
Kabid Penyelenggara Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Lampung M Ansori F Citra mewakili Kakanwil Juanda Naim mengatakan bahwa umrah ini bukan Goverment to Goverment (GtoG) tetapi Business to Business (BtoB).
Sehingga masyarakat mendaftar langsung ke pihak penyedia jasa layanan umrah.
Kemenag terus dia, tidak menerima pendaftaran. Kemenag Lampung hanya regulator.
Meski begitu, kata Ansori, Kemenag Lampung menyambut senang karena keran umrah sudah dibuka.
"Karena kita selama pandemi ini tidak bisa ke Tanah Suci dan besok alhamdulillah kita diberikan kesempatan umrah dari Kerajaan Arab Saudi, " kata Ansori.
Kemenag tetap meminta data jamaah umrah ke Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) sebagai bahan untuk evaluasi pengawasan dan sinergi.
Ia pun mengingatkan agar seluruh jamaah umrah mengikuti protokol kesehatan (prokes) yang ketat.
Yakni, sebelum berangkat 3 hari dikarantina. Lalu juga nanti setelah kepulangan juga karantina 7 hari. Ini sebagai upaya imencegah adanya penularan Covid-19.
"Karantina dilakukan di Asrama Haji di Pondok Gede, terpusat di sana. Sehingga petugas bisa lebih mudah untuk mengontrol jamaah," kata dia.
(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)