Tanggamus

Petani di Tanggamus, Yatmi Sudah Lima Tahun Geluti Usaha Pembibitan Sayur

Yatmi, petani pemilik usaha pembibitan sayuran di Gisting, Tanggamus. Sudah Lima Tahun Geluti Pembibitan Sayuran

Penulis: Tri Yulianto | Editor: Dedi Sutomo
Tribunlampung.co.id/Tri Yulianto
Yatmi, petani pembibit sayuran di Gisting, Tanggamus. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, TANGGAMUS - Kecamatan Gisting dikenal sebagai daerah yang menghasilkan sayur-sayuran.

Memiliki tanah yang subur di kaki Gunung Tanggamus, banyak petani yang menjadikan tanaman sayuran sebagai komuditi yang dibudidayakannya.

Namun, tak hanya petani yang menghasilkan sayuran siap jual. Ada juga petani yang melirik usaha penyediaan bibit.

Yatmi, merupakan satu dari beberapa petani di Gisting yang justru mengembangkan pembibitan sayuran.

Bahkan, warga Pekon Gisting Atas, blok 20, Kecamatan Gisting ini telah lima tahun menggeluti usaha produksi bibit berbagai tanaman sayuran. 

Baca juga: Bupati Lampung Tengah Musa Ahmad Lakukan Program Bunga Kampung, Berkantor di Kampung

Alasan dirinya menekuni usaha bibit sayuran karena bisa dilakukan secara sambilan. Ia tetap bisa melakukan pekerjaan rumah tangga.

Berbeda dengan bertani sayuran di ladang yang harus meninggalkan rumah pada pagi hari, dan pulang pada sore hari.

 "Enaknya bisa tetap di rumah, mengurus rumah. Kalau di kebun ya harus berangkat meninggalkan rumah," ujar Yatmi berbagi cerita dengan Tribunlampung, Kamis (13/1/2022).

Yatmi tidak sendirian, dirinya memiliki mitra yang memberinya modal untuk mengembangkan usaha pembibitan sayuran.

"Saya hanya tenaga saja dari menyiapkan benih sampai menjual bibitnya. Untuk satu kotak benih upahnya Rp 30.000," ujar Yatmi sembari mengecek bibit sayuran hasil pembibitan miliknya.

Baca juga: Polres Tubaba Amankan Pelaku Pembobol Konter HP, Korban Mengalami Kerugian Belasan Juta

Menurut Yatmi, untuk harga jual bibit sayuran cukup bervariasi.  Untuk bibit cabai merah dijual Rp 225 ribu per kotak, cabai rawit Rp 150 ribu.

Untuk bibit kembang kol Rp 200 ribu, tomat Rp 225 ribu, terong taiwan (bulat) Rp 150 ribu, terong mustang (ungu besar) Rp 200 ribu, terong Yunita (ungu kecil) Rp 225 ribu, seledri Rp 130 ribu. 

Dirinya juga mengembangkan bibit sayuran yang khusus pesanan, tidak diproduksi rutin, seperti kol dan sawi, atau sayuran lainnya. 

Yatmi mengaku, untuk masa produksi rata-rata satu bulan, dari mulai penyediaan media tanam sampai bibit siap jual. 

Sedangkan media tanamnya berupa tanah dan pupuk kandang. Di luar itu ada ketelitian dan perhatian supaya benih bisa bertunas dan tumbuh bagus. 

"Kalau kendalanya saat musim hujan sekarang, daunnya mudah rontok, kalau lainnya tidak ada," terang Yatmi.

Ia mengaku, untuk usahanya sudah merekrut lima orang tenaga kerja yang umumnya perempuan sekitar rumahnya. 

Selanjutnya untuk produksi, dilakukan rutin, secara terus menerus. Sebab permintaan benih sayuran tidak mengenal masa tanam, tetap saja ada pembelinya. 

Pembeli sebagian besar adalah petani sayur. Sehingga mereka tinggal menanam benihnya di kebun atau ladangnya. 

Dan pembelinya pun sudah ada beberapa generasi, lalu berganti-ganti orang sebab ada saja petani baru.

Sehingga sampai saat ini Yatmi sudah miliki puluhan pelanggan, baik yang lokal seperti dari Gisting sendiri, Talang Padang, Kota Agung, Wonosobo. 

Sedangkan pembeli luar daerah yang rutin dari Pringsewu dan Pesisir Barat. Mereka ada yang datang sendiri atau juga minta lewat jasa kurir untuk mengambilnya.

"Kalau untuk pembeli pertama biasanya langsung, tapi kalau yang sudah sering, dan jauh biasanya transfer uang nanti barangnya diambil," ujar Yatmi. 

Ia mengaku memang tidak melayani penjualan tanpa mengenal dulu pembelinya, seperti penjualan online. Sebab pembeli harus lihat dulu dan percaya kualitas bibit yang akan dibelinya.

"Untuk satu hari rata-rata bisa laku empat kotak, selain bibit yang pesanan," ujar Yatmi.

Dan untuk ke depan usaha tersebut akan terus dilakoni, sebab selama ini sudah bertahan lima tahun yang menunjukkan tidak ada kendala berarti sampai harus akhiri produksi. (Tribunlampung.co.id/Tri Yulianto)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved