Curanmor di Pringsewu
Marak Curanmor di Pringsewu, DPRD Minta Kapolres Beri Perhatian Khusus
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pringsewu angkat bicara terkait maraknya pencurian sepeda motor di Kabupaten Pringsewu, Lampung.
Penulis: Robertus Didik Budiawan Cahyono | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pringsewu angkat bicara terkait maraknya pencurian sepeda motor di Kabupaten Pringsewu, Lampung.
Ketua Komisi I DPRD Pringsewu Sagang Nainggolan mengatakan, terkait maraknya pencurian sepeda motor ini bukan hanya mendengarnya saja.
Sagang mengaku juga telah mengalami pencurian sepeda motor.
Ia menuturkan, baru seminggu lalu keponakannya juga kehilangan sepeda motor di Kecamatan Sukoharjo.
"Lalu, adik saya kandung, pada hari Senin, tanggal 24 Januari 2022 pukul 20.00 WIB berkunjung ke rumah saya. Setangah jam di tempat saya, motornya hilang," cerita Sagang yang tinggal di wilayah Kecamatan Sukoharjo ini, Rabu, 26 Januari 2022.
Sagang yang ditemui di halaman parkir Gereja GKSBS Kelurahan Pringsewu Barat mengungkapkan, terkait kehilangan sepeda motor di rumahnya itu telah dilaporkan ke Polsek Sukoharjo.
Ia pun prihatin, ketika ada lagi pencurian sepeda motor di halaman parkir Gereja GKSBS.
Ketika kejadian, Sagang sebagai ketua Lembaga Pengembangan Pesparawi Daerah Pringsewu sedang ada di gereja tersebut.
Karena saat itu mereka sedang melakukan persiapan untuk lomba Pesparawi Nasional pada Juni 2022 di Yogyakarta nanti.
Menurutnya ada sekitar 30 orang mengikuti latihan paduan suara tersebut.
Baca juga: Curanmor di Pringsewu Tak Cukup Sekali, Pendeta GKSBS Harap Ada Perhatian Khusus
Ironisnya tanpa mereka sadari ada orang tidak dikenal masuk ke halaman Gereja GKSBS dan mengambil sepeda motor Pendeta Aris Suhendro Panjaitan (34).
"Ini bukan kabar lagi, bahkan saya tahu persis," tuturnya.
Oleh karena itu lah, Sagang memohon kepada pihak kepolisian untuk memberikan perhatian khusus terhadap persoalan curanmor di Kabupaten Pringsewu.
Supaya, lanjut dia, masyarakat di tengah aktifitasnya bisa nyaman.
"Coba bayangkan kalau warga, setiap aktifitas setengah perhatiannya kepada motor. Itu kan tidak nyaman," tuturnya.