Lampung Selatan
Sepatu Selo, Produsen Sepatu Lokal untuk Semua Usia di Lampung Selatan
Sepatu Selo merupakan UMKM di Lampung Selatan yang memproduksi beragam sepatu lokal. Usaha tersebut berlokasi di Desa Seloretno, Kecamatang Sidomulyo.
Penulis: Dominius Desmantri Barus | Editor: Kiki Novilia
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG SELATAN - Satu di antara usaha mikro kecil menengah alias UMKM di Lampung Selatan adalah Sepatu Selo.
Usaha yang berada di Desa Seloretno, Kecamatang Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan itu diharapkan dapat memberdayakan pemuda desa setempat.
"Diharapkan bisa membuka lapangan pekerjaan dan juga dapat memperdayakan pemuda desa yang tidak memiliki pekerjaan," ujar produsen Sepatu Selo Subur Indra Widodo, Rabu (26/1/2022).
Ia menjelaskan, saat memulai usaha tersebut, dirinya mengeluarkan modal sebesar Rp 30 juta.
"Dari modal tersebut saya bisa membuat atau 250-300 pasang sepatu, dan kita sudah mendapat omset Rp 10 juta," katanya.
Baca juga: Dorong Produk UMKM di Lampung Selatan, Disperindag Akan Adakan Pelatihan bagi Produsen Sepatu Selo
Widodo menyebut sepatunya memiliki 3 model bentuk.
Ada yang model tinggi, slop dan tidak tinggi.
"Model ini kita desain sendiri. Dari kombinasi convers dan vans model ox. Sepatu ini cocok untuk dipakai jogging, sekolah, dan untuk kegiatan lainnya. Konsumen juga dapat memilih sendiri warnanya yang mereka inginkan," katanya.
Selain itu, produknya tersedia untuk segala usia.
Mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Baca juga: Kasus DBD Banyak Ditemukan di Lampung Selatan, Terbanyak Kecamatan Kalianda
"Sepatu ini bisa digunakan untuk sepatu anak-anak. Kedepannya kita buatkan model untuk anak SD. Model yang kita pakai, bisa dipakai oleh semua golongan usia. Dari anak kuliah, sampai pekerja. Biar semua bisa merasakan hasil karya anak desa ini," ujarnya.
"Untuk harga sendiri kita masih menyesuaikan dengan bahan baku. Untuk saat ini yang jenis bordiran kita jual dengan harga Rp 250 ribu. Yang tidak ada bordiran kita jual dengan harga Rp 150 ribu. Yang model boot kita jual dengan harga Rp 200 ribu," jelasnya.
Widodo mengatakan kendala yang ia alami yakni kurangnya peralatan dan dana.
"SDM yang kita miliki ada 7 orang. Pembuatan satu pasang sepatu ini memerlukan waktu 20-30 menit. Tahapan yang pertama ngelist atau ngebentuk pola baru. Baru membuta lobang kancing. Penyambungan ke strobel. Strobel selesai setelah itu assembling," katanya.
Widodo menambahkan pihaknya juga menerima pesanan berdasarkan permintaan pengunjung.