Jenderal Dudung Tegas Copot Baliho Habib Rizieq, Terekam dalam Buku Membongkar Operasi Psikologi
Buku berjudul “Dudung Abdurachman Membongkar Operasi Psikologi Gerakan Intoleransi” itu diluncurkan di Hotel Raffles, Jakarta, Sabtu (29/1/2022).
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA – Ketegasan dan keberanian Dudung Abduracman, kala itu masih menjabat Pangdam Jaya dan berpangkat mayor jenderal TNI, membabat habis baliho Habib Rizieq Shihab di berbagai tempat di Jakarta tertuang dalam sebuah buku yang apik.
Buku berjudul Dudung Abdurachman Membongkar Operasi Psikologi Gerakan Intoleransi itu diluncurkan di Hotel Raffles, Jakarta, Sabtu (29/1/2022).
Dudung kini sudah menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) dengan pangkat jenderal. Sebelumnya, ia menjabat Panglima Komando Strategis TNI Angkatan Darat (Pantgkostrad) dengan pangkat letnan jenderal.
Peluncuran buku Dudung Abdurachman Membongkar Operasi Psikologi Gerakan Intoleransi itu dihadiri sejumlah tokoh nasional, di antaranya mantan Kepala BIN AM Hendropriyono, Kapolrai Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, dan Habib Lutfi bin Ali binYahya.
Hendropriyono dan Habib Lutfi juga memberi kata pengantar dalam buku ini.
Juga hadir Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Kepala BIN, Kepala Staf Angkatan Laut, Kapala Staf Angkatan Udara, anggota DPR RI Effendi Simbulon, Aminuddin Maruf Staf Khusus Presiden Joko Widodo dan KH M Muwafiq, dan juga tokoh Lampung Thomas Azis Riska.
Buku setebal 212 halaman itu ditulis oleh Raylis Sumitra. Ia sudah menulis beberapa buku tentang Dudung Abdurachman.
Kiprah heroik Dudung Abdurachman terekam dalam buku tersebut, menceritakan kisah 20 November 2021 tatkala Dudung mengerahkan prajurit TNI untuk membongkar baliho tak berizin bergambar Habib Rizieq Shihab.
Ketika itu, baliho liar sangat marak di seantero DKI Jakarta. Aparat penegak Perda DKI Jakarta kewalahan menurunkan baliho-baliho tersebut.
Dudung mengaku darahnya menggelegak melihat kondisi saat itu. Maka, dengan tegas dan berani ia menurunkan prajurit TNI Kodam Jaya untuk mencopot baliho itu.
Pernyataan tegas Dudung kala itu banyak dikutip di mana-mana. “Jenderal Soedirman usia 32 tahun sudah bergerilya. Masa’ saya yang sudah 55 tahun hanya sekadar mencopot baliho saja takut. Kapan lagi berbuat untuk bangsa ini? Siapapun yang mengganggu persatuan akan saya hajar!” katanya.
Langkah tegas Dudung mendapat apresiasi dari Presiden Jokowi. “Ketegasan-ketegasan seperti itu yang memang kita butuhkan. Tetapi harus tetap dalam koridor aturan dan undang-undang. Saya mengapresiasi ketegasan-ketegasan seperti itu,” kata Presiden.
Di buku ini juga beretebaran teori-teori psikologi, sebagaimana judul buku, yang terkait dengan kiprah dan pemikiran Dudung.
Kutipan-kutipan pernyataan menarik dari Dudung juga bisa dibaca di buku ini. Di antaranya, “Prinsip sangat penting dimiliki seorang Pemimpin. Karena akan mampu menguasai diri sendiri, sebelum menguasai anggota yang dipimpin. Dengan ketegasan tersebut, tentunya akan mengangkat moral anggotanya.”
Kutipan pernyataan Dudung lainnya, “Keteguhan prinsip seorang Pemimpin akan menumbuhkan imajinasi, inovasi, visi, misi, dan harapan. Kalau tidak punya itu semua, maka ia akan jadi pemimpin yang biasa-biasa saja.”
Kelompok Intoleran
Saat memberikan sambutan, Jenderal Dudung menegaskan tidak akan memberi peluang sejengkal pun kepada kelompok intoleran.
“Saya meminjam apa yang disampaikan Habib Lutfi dalam pengantar buku tersebut,” kata Jenderal Dudung.
“Pegang teguh empat pilar kebangsaan. Komitmen kita pada Merah Putih tidak boleh ditawar lagi. Indonesia terlahir dengan sebuah keniscayaan akan keberagaman dan perbedaan. Dalam perbedaan itulah terletak kekuatan kita sebagai bangsa," ujar mantan Pangkostrad ini.
Jenderal Dudung juga mengungkap pernyataan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono yang ada dalam pengantar buku tersebut.
“Pembiaran gerakan Intoleransi di Indonesia sangat berbahaya, karena sifat dari gerakan intoleransi adalah terorisme," katanya.
Buku Dudung Abdurachman Membongkar Operasi Psikologi Gerakan Intoleransi, menurut Jenderal Dudung, terkait upaya meningkatkan kewaspadaan terhadap kelompok intoleran yang ingin mencoba merobohkan empat pilar kebangsaan.
"Empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945 harus kita jaga agar Indonesia tidak goyah dan jatuh kepada tangan perusak persatuan dan kesatuan," paparnya.
Kepada seluruh jajaran TNI Angkatan Darat, Jenderal Dudung berpesan, "Kalian harus tahu mereka di mana, kegiatannya apa, di mana tempatnya, sehingga saatnya nanti kita tahu apa yang harus kita lakukan. Jangan ragu untuk melawan mereka, karena gerakan ini semakin pesat berkembang."
Jenderal Dudung kemudian melanjutkan, "Saya tegaskan, tidak ada tempat gerakan intoleran, mau itu bertameng agama, organisasi, kesukuan, atau kelompok separatis yang baru-baru ini sudah menewaskan anggota saya tiga orang dari AD di Papua," katanya.
Jenderal Dudung juga mengingatkan, jangan coba ada kelompok intoleransi ini masuk ke tubuh TNI AD. "Saya tidak akan segan menindak tegas," ujarnya.(*)