Lampung Timur
Minyak Goreng di Lampung Timur Masih Langka, Ukuran 900 Mili Liter Dijual Rp 25 Ribu
Leli (52), salah satu penjual sembako di Pasar Sukadana mengaku, menjual minyak goreng dengan harga Rp 25 ribu.
Penulis: Yogi Wahyudi | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG TIMUR - Minyak goreng di Kabupaten Lampung Timur masih langka di Pasar maupun di Minimarket.
Tribun Lampung mencoba menelusuri pasar-pasar dan minimarket di beberapa lokasi di Lampung Timur.
Alhasil, ada beberapa pedagang yang menjual minyak goreng, tepatnya di Pasar Sukadana, Lampung Timur.
Leli (52), salah satu penjual sembako di Pasar Sukadana mengaku, menjual minyak goreng dengan harga Rp 25 ribu.
"Kalau ini (minyak goreng), ukuran 900 mililiter, harganya Rp 25 ribu," ujarnya, saat diwawancarai di tempat dagangannya, Selasa (22/2/2022).
Ia mengaku, kesulitan mencari minyak goreng untuk dijual kembali.
"Saya sudah tiga hari belakangan, tidak jual minyak goreng, baru hari ini ada, itu juga cuma tiga bungkus," katanya.
Ia juga mengungkapkan, mencari minyak goreng hingga Kota Metro.
"Saya bahkan mencari sampai Metro, tapi ya ga dapet," tuturnya.
Ia juga mengaku, mengambil minyak goreng dengan ukuran 900 ml, dengan temannya.
Baca juga: Jadi Agen Judi Togel Online, Petani di Lampung Timur Diamankan Polisi
"Ada, sama teman saya ngambilnya, dapat cuma tiga dan harganya juga bukan harga subsidi, jadi daripada ga ada yang dijual, ya saya ambil dan saya jual lagi," katanya.
Setelah menelusuri Pasar, Tribun Lampung mencoba menyambangi minimarket yang ada di Sukadana.
"Sudah tiga hari kosong (minyak goreng) disini, terakhir dikirim tiga hari lalu, yang ukuran Dua liter," ujar Devi (25), penjaga salah satu minimarket di Lampung Timur.
Ia mengaku, belum menerima kiriman barang minyak goreng pasca tiga hari yang lalu.
"Kemarin, Senin (21/2/2022) memang sempat ada kiriman barang-barang, tapi minyak gorengnya ga ada," katanya.
Ia juga mengatakan, jika minyak goreng ada, masyarakat langsung berbondong-bondong membeli.
"Kadang, mobil yang mengirim barang belum sampai, masyarakat sudah kumpul, ga tau info dari mana mereka," tuturnya.
(Tribunlampung.co.id / Yogi Wahyudi)