Tulangbawang
Cerita Pemilik Ayam Geprek di Tulangbawang, Nyaris Tutup Usaha karena Tak Ada Minyak Goreng
Salah satu yang merasakan dampak dari kelangkaan minyak goreng itu adalah Edo Edwin, pemilik kedai Ayam Geprek Engrama di Menggala.
Penulis: Endra Zulkarnain | Editor: Daniel Tri Hardanto
Dia pun berharap agar kondisi kelangkaan minyak goreng ini tidak berlangsung lama.
Sebab, selaku pelaku usaha kuliner, dia mesti mengeluarkan kocek kantong yang lebih dari biasanya untuk membeli minyak goreng.
Karena harga minyak goreng yang dia dapat kerap melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
"Kalau nggak dapat yang harga Rp 14 ribu, terpaksa saya beli yang harga Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu per liter, terpaksa daripada nggak dapat. Sementara usaha harus tetap jalan," imbuhnya.
Dia juga berharap agar ada kebijakan dari pemerintah untuk memberi bantuan minyak goreng murah kepada pelaku UMKM.
"Ya paling nggak harapan kami bisa ada bantuan minyak goreng sesuai harga HET khusus pelaku UMKM di bidang kuliner. Supaya usaha kami tetap jalan," tandasnya.
Bagi Edo, kondisi ini cukup sulit baginya dan pelaku usaha kuliner lainnya di tengah serbuan Covid-19.
( Tribunlampung.co.id / Endra Zulkarnain )