Mesuji
Harga Karet di Mesuji Terus Meroket, Petani Jual Karet ke Pengepul Rp 10 Ribu per Kg
Harga karet di Mesuji terus meningkat sejak Januari 2022 hingga saat ini, Jumat (25/2/2022).
Penulis: M Rangga Yusuf | Editor: Reny Fitriani
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, MESUJI - Harga karet di Mesuji terus meningkat sejak Januari 2022 hingga saat ini, Jumat (25/2/2022).
Pasalnya, berdasarkan data yang dihimpun dari Bagian Ekonomi dan Pembangunan Setdakab Mesuji sejak 3 Januari sampai 21 Februari 2022 harga karet tembus diangka Rp 12 ribu ke atas.
Menurut Kepala agian (Kabag) ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mesuji Arif Arianto, harga karet saat ini sudah tembus diangka Rp 12.430 per kg.
"Harga karet tersebut didapat dari PT Tunas Baru Lampung (TBL) harga mencapai Rp 12.430 per kg. Naik dari minggu sebelumnya dikisaran Rp 12.320 per kg," ujarnya.
Salah satu agen atau pengepul getah karet di Kecamatan Simpang Pematang Raden Giatno mengatakan bahwa ia membeli getah karet dari petani diharga Rp 10 ribu per kg.
"Rata-rata petani menjual hasil sadapan getah karet harian. Adapula getah karet mingguan atau bulanan," ujarnya.
Terus dia, harga getah karet yang dibelinya dari para petani mulai menunjukan perbaikan, setelah sempat terpuruk beberapa tahun yang lalu.
Bahkan, ia memprediksi harga getah karet akan terus membaik, sehingga petani karet di Kabupaten Mesuji semakin sejahtera.
Selain itu, menurut petani karet di Kabupaten Mesuji Senopati, kenaikan harga karet tersebut mulai dirasakan sejak kurang lebih setahun belakangan ini dengan harga Rp 10 ribu per kg.
Kemudian Senopati mengaku sangat bersyukur atas kenaikan harga karet tersebut, mengingat kenaikan harga karet ini dapat membantu perekonomian para petani karet yang ada di desa-desa.
Baca juga: Kasus DBD di Mesuji Lampung Capai 58 Kasus per Februari 2022
"Alhamdulillah, harganya sudah mulai stabil kami bersyukur mata pencarian petani kembali normal. Sebagai petani jadi semangat lagi, dulu sempat putus asa karena hasil sadapan harganya tidak seberapa," pungkasnya.
(Tribunlampung.co.id /M Rangga Yusuf)