Lampung Selatan

Pengecer di Lampung Selatan Siap Jual Gas Elpiji dengan Harga Baru

Zainal mengaku kesulitan menjual gas elpiji non-subsidi. Pasalnya, masyarakat lebih banyak yang mencari gas subsidi 3 kg.

Tribunlampung.co.id / Dominius Desmantri Barus
Pengecer gas elpiji akan mengikuti harga eceran tertinggi (HET) dari pangkalan untuk gas non-subsidi ukuran 5 kg dan 12 kg. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG SELATAN - Pengecer gas elpiji akan mengikuti harga eceran tertinggi (HET) dari pangkalan untuk gas non-subsidi ukuran 5 kg dan 12 kg.

Zainal, pemilik kios di Pasar Jatimulyo, mengatakan siap menjual gas non-subsidi dengan harga baru.

"Kalau ini sih masih tabung yang lama, kosong belum datang lagi barangnya. Kemarin kita masih jual harga yang lama. Untuk gas elpiji yang pink (Bright Gas) ini kita jual harganya Rp 125 ribu ukuran 12 kg. yang biru juga sama harganya. Kalau untuk elpiji 3 kg kita jual harga Rp 22 ribu," kata Zainal, Senin (28/2/2022).

"Saya belum tau soal harga elpiji yang baru ya. Kalau sudah ada harga baru, ya kita ikutin harga yang barulah. Harga yang diberikan dari pangkalan," ujarnya.

Zainal mengaku kesulitan menjual gas elpiji non-subsidi.

Baca juga: Agen di Bandar Lampung Prediksi Penggunaan Gas Elpiji Akan Turun hingga 17 Persen

Pasalnya, masyarakat lebih banyak yang mencari gas subsidi 3 kg.

"Ini aja kita susah ngejualinnya, Mas. Makanya saya nggak pernah nyetok banyak-banyak. Paling 5 yang warna pink dan 5 yang biru. Soalnya masyarakat malah banyak yang nyari gas yang 3 kg. Karena harganya jauh lebih murah," ujarnya.

Sama halnya dengan pemilik kios bernama Eka.

Ia sudah tidak berjualan gas elpiji non-subsidi.

"Saya udah nggak jual gas elpiji non-subsidi. Tadinya jual. Habisnya nggak laku. Saya sekarang jual yang gas 3 kg aja. Orang ini aja katanya ada naik lagi, untuk gas yang non-subsidi ya," katanya.

"Banyak pembeli yang keberatan dengan harganya. Kalau pembeli di toko saya ini kan rata-rata dari anak-anak kos atau yang ngontrak sekitar sini. Kalau mereka kan jarang make gas. Kecuali kalau untuk rumah-rumah makan. Biasanya mereka bisa ngambil dua hari sekali. Saya nggak berani ambil risiko, makanya saya nyetok gas yang 3 kg aja. Biar cepat ngejualnya," pungkasnya.

Pemerintah telah menaikkan harga elpiji 5 kg dan 12 kg sebanyak dua kali.

Kenaikan pertama terjadi pada Desember 2021 lalu, dari Rp 11.500 per kg naik menjadi Rp 13.500 per kg.

Selanjutnya pemerintah kembali menaikkan harga elpiji non-subsidi dari Rp 13.500 per kg menjadi Rp 15.500 per kg.

Harga itu berlaku mulai 27 Februari 2022.

( Tribunlampung.co.id / Dominius Desmantri Barus )

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved