Lampung Barat
Tergiur Harga Tinggi, Petani di Lampung Barat Tanam Cabai Rawit Manfaatkan Lahan Kebun Jeruk
Sejumlah petani di Lampung Barat mulai tergiur menanam cabai rawit.Kini harga cabai rawit di pasaran mulai tinggi.
Penulis: Nanda Yustizar Ramdani | Editor: soni
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LAMPUNG BARAT - Sejumlah petani di Lampung Barat mulai tergiur menanam cabai rawit.
Bagaimana tidak, kini harga cabai rawit di pasaran mulai tinggi.
Harga per kilogram cabai rawit mencapai Rp 25.000 hingga Rp 40.000.
Selain itu, perawatan, penjualan, hingga pemasarannya juga terbilang mudah.
Satu di antara petani yang tergiur menanam cabai rawit ialah Nanang Susilo.
Petani jeruk itu mengalami situasi sulit di masa pandemi Covid-19 ini.
Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan berbagai efek domino, misalnya saja naiknya harga pupuk dan obat-obatan dalam pertanian.
Tentu hal ini teramat memberatkan para petani termasuk Nanang.
Petani berusia 25 tahun itu pun menyiasatinya dengan memanfaatkan lahan kebun jeruknya dengan ditanami cabai rawit.
"Cabai Rawit terbilang tanaman yang mudah dalam perawatan, biaya tidak terlalu besar, dan harganya sangat menggiurkan," ujar Nanang, Minggu (6/3/2022).
Petani asal Pekon Giham Sukamaju, Sekincau, Lampung Barat ini menyampaikan, jika tanaman cabai rawit sangat cocok untuk budi daya tumpang sari.
Selain tanaman jeruk, tanaman lainnya juga bisa digunakan sebagai budi daya tumpang sari bersama cabai rawit, sebut saja tanaman kopi atau lada.
Nanang sendiri memiliki kebun jeruk dengan luas lahan sekitar 0,5 hektare. Dari 0,5 hektare lahan, seluas 1 rante lahannya itu telah ia tanami cabai rawit. "Sekali panen bisa dapat Rp 1,5 juta," terangnya.
"Nah, sekarang ini cakupan nanam saya mau lebih luas lagi," imbuh Nanang.
Nanang mengungkapkan, ia berencana akan menanami seluruh lahan kebun jeruknya dengan tanaman cabai rawit.