Tulangbawang

Nelayan di Tulangbawang Terpaksa Tak Melaut karena Sulit Mendapatkan BBM Jenis Solar

Kelangkaan BBM jenis solar semakin menyusahkan masyarakat. Di Tulangbawang nelayan sulit melaut karena bbm jenis solar langka.

Penulis: Endra Zulkarnain | Editor: Dedi Sutomo
Tribunlampung.co.id/Endra Zulkarnen
Akibat kelangkaan BBM jenis solar, nelayan di Kabupaten Tulangbawang terkendala untuk melaut. 

Tribunlampung.co.id, Tulangbawang - Kelangkaan BBM jenis solar semakin menyusahkan masyarakat. Mulai dari sopir angkutan, masyarakat umum, petani, hingga nelayan, semua merasakan dampaknya.

Di Kabupaten Tulangbawang, kelangkaan solar ini berimbas juga terhadap aktivitas nelayan di perairan Dente Teladas.

Sudah lebih dari sepekan ini, para nelayan terpaksa berhenti melaut karena ketiadaan solar untuk bahan bakar kapal.

"Sudah semingguan ini nggak ada yang melaut. Solar susah didapat, jadi ya begini jadinya. Semua aktivitas nelayan berhenti," ungkap Daeng Napala, tokoh nelayan Kuala Seputih di Bratasena Kecamatan Dente Teladas, Minggu (10/04/2022).

Lantaran tidak ada aktivitas mencari ikan di laut akibat kesusahan untuk mendapatkan solar, para nelayan disana memilih menyandarkan kapalnya.

Baca juga: Panik Korbannya Teriak, Pelaku Percobaan Rudapaksa di Mesuji Sempat Kabur

Baca juga: GNIJ Lampung Deklarasi Pencapresan Ridwan Kamil

"Kapal ya bersandar, diikat. Nggak ada yang melaut," ungkap Daeng.

Ia mengatakan, kelangkaan solar ini membuat para nelayan merugi. Sebab, sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Kuala Seputih adalah mencari ikan di laut yang kemudian dijual untuk mendapatkan uang.

Karena ketiadaan solar ini, semua aktivitas mencari uang nelayan terhenti.

"Ya jelas sangat merugi, karena terhalang dengan bahan bakar. Biasanya harus mencari di laut sekarang terpaksa menunggu solar ada lagi," ucapnya.

Dia juga mengatakan, sudah lebih dari sepekan ini ketersediaan ikan laut tidak ada.

Sehingga, hal ini berdampak pula terhadap harga jual ikan dipasaran.

"Karena ikan laut nggak ada, ya pastinya kalau pun ada di pasaran harganya mahal. Karena nelayan nggak ada yg melaut mencari ikan," ungkapnya.

Baca juga: Korban Percobaan Rudapaksa di Mesuji Sempat Dianiaya Pelaku, Kini Derita Luka-luka

Baca juga: Pintu Teralis Lupa Terkunci, Remaja Asal Mesuji Nyaris Dirudapaksa Tetangga

Dia berharap pemerintah segera memperlancar distribusi solar, agar para nelayan dapat pergi kembali melaut.

Di Kuala Seputih, ada dua ratusan nelayan yang menggantungkan hidupnya dari hasil tangkapan ikan dilaut.

Namun kini mereka harus meratapi nasib, sembari menunggu normalnya kondisi ketersediaan solar.

Jika dalam kondisi normal, dalam sehari hasil tangkapan ikan dan rujungan nelayan di Kuala seputih bisa mencapai 80 sampai 120 kilogram.

"Tapi kalau sekarang benar-benar nggak ada hasil tangkapan, nelayan pada menepi nggak ada yang melaut," tandas Daeng. (Tribunlampung.co.id/Endra Zulkarnaen)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved