Bandar Lampung
Pencairan Bonus Atlet dan Pelatih Lampung Bertahap, Penerima Dikenai Pajak
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi juga telah melakukan penyerahan bonus tersebut secara simbolis di Mahan Agung, Rabu.
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Para atlet Lampung peraih medali dalam ajang PON XX Papua bisa sedikit bernafas lega.
Bonus yang dijanjikan akan mulai dicairkan pada Kamis (21/4/2022).
Pencairan dilakukan secara bertahap.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi juga telah melakukan penyerahan bonus tersebut secara simbolis di Mahan Agung, Rabu.
Gubernur juga mengumpulkan semua atlet dan pelatih yang terlibat dalam ajang PON XX Papua.
Baca juga: Pedagang di Bandar Lampung Ngeluh Masih Sulit Dapat Minyak Goreng
Baca juga: Koni Lampung Terima Anggaran untuk Bonus Para Atlet yang Berlaga di PON XX Papua
Atlet senam artistik Lampung Meiyusi Ade Putra mengaku lega akhirnya bonus atlet PON akan cair dalam waktu dekat.
Ia mengaku telah menunggu bonus tersebut karena akan membuka usaha.
"Hari ini belum ditransfer. Tadi saya sudah mengecek, belum ada uang masuk. Katanya besok baru ditransfer ke rekening masing-masing atlet. Yah semoga segera ditransfer," katanya, Rabu.
Ia mengakui jika bonus tersebut akan dikenai pajak dan pajak ditanggung para penerima bonus.
Ade mengaku sebenarnya keberatan jika pajak dibebankan kepada atlet.
"Pada PON Jabar tahun 2016, saya dapat emas dan bonus Rp 250 juta, tapi tidak dikenai pajak. Pajak ditanggung Pemprov Lampung. Jadi atlet dapat bulat Rp 250 juta tanpa pemotongan pajak. Dan setiap event PON memang tidak ada pemotongan," ujarnya.
Atlet tembak Wira Sukmana yang mendapatkan medali emas kelas individual fire pistol 50 meter juga mengaku belum menerima transferan uang bonus PON.
Ia hanya berharap bonus tersebut benar-benar cair sebelum Lebaran sesuai janji.
Sama seperti Ade, Wira pun mengaku keberatan jika bonus harus dipotong pajak.
"Kita sudah menyampaikan tapi kalau hasilnya tetap dipotong pajak, yah kita terima saja. Tapi semoga ada keajaiban dan solusi untuk itu semua, karena kita tidak punya pilihan dan tidak punya daya," kata Wira.
Wira mengaku, uang bonus tersebut nantinya akan ditabung untuk masa depan anak dan istrinya selain untuk persiapan mengikuti SEA Games.
Cair Bertahap
Wakil Ketua III KONI Provinsi Lampung Agus Nompitu mengatakan, bonus atlet PON XX Papua akan cair bertahap.
"Ada yang hari ini dan ada yang besok, ditransfer. Memang ada yang belum dan secara bertahap sampai dengan Lebaran sudah bisa selesai semua proses transfer ke rekening para atlet," katanya.
Agus Nompitu mengatakan, bonus tersebut dikenakan pajak.
Sebab, peraturan perundang-undangan mewajibkan hal tersebut. Pajak ditanggung oleh penerima bonus.
"Jadi kena pajak penghasilan dan itu atlet yang membayarnya. Sebab kita tidak punya anggaran untuk bayar pajaknya. Kita sih inginnya mereka tidak kena pajak, tapi UU mengatur soal pajak itu," kata Agus.
Sementara Ketua KONI Lampung Prof M Yusuf Sulfarano Barusman mengatakan, KONI telah menerima anggaran bonus dari Pemprov Lampung untuk para atlet yang bertanding dan mengharumkan nama Lampung di kancah nasional PON XX Papua.
Saat PON XX Papua, Lampung meraih 14 medali emas, 10 perak, dan 12 perunggu.
Total anggaran untuk bonus ini Rp 11.713.100.000. Rinciannya, untuk atlet yang bertanding di PON XX Papua sebesar Rp 9.552.000.000 dan mereka yang turun pada eksebisi mencapai Rp 2.161.100.000.
"Mereka yang mendapatkan medali emas perorangan ada 12 orang dengan perorangnya Rp 250 juta," kata Yusuf.
Lalu 1 emas beregu 2 orang perorang Rp 187,5 juta, kemudian 1 emas beregu 15 orang dan perorangnya Rp 75 juta.
Tercatat juga ada 9 medali perak yang didapat dan perorang Rp 100 Juta, 1 medali perak beregu 16 orang dengan perorangnya Rp 30 juta
Medali perunggu ada 11 orang yang medali tersebut dengan perorangnya masing-masing mendapat Rp 50 juta, lalu 1 perunggu beregu 2 orang dengan perorangnya Rp 37,5 juta.
"Sementara itu bagi pelatih cabor yang mendapatkan medali emas ada 12 orang dengan peroangnya Rp 125 juta," kata Yusuf.
Emas beregu 2 orang dengan perorangnya Rp 75 juta, medali emas beregu 4 orang dengan perorangnya Rp 56,25 juta.
Medali perak dengan 9 orang dan per orangnya mendapatkan Rp 50 juta, perak beregu 1 medali dikali 4 orang perorang mencapai Rp 24 juta.
Perunggu per orang dapat 11 medali dengan perorangnya Rp 25 juta, perunggu beregu 1 dengan mendapatkan medali 2 orang dan per orangnya Rp 15 juta.
Atlet yang tidak dapat medali totalnya ada 77 orang dengan perorangnya Rp 3 juta, pelatih ada 36 orang dengan perorangnya Rp 2,5 juta.
Sementara itu yang eksebisi, peraih emas perorangan ada 17 medali dengan per orangnya Rp 50 juta.
Kemudian emas beregu 4 orang dengan perorang Rp 37,5 juta, emas beregu 6 orang dengan per orang Rp 25 juta.
Medali perak perorangan ada 5 medali dengan perorangnya Rp 20 juta, perak beregu 6 orang dengan perorang Rp 10 juta.
Perak beregu ada 8 orang dengan perorang Rp 6 juta, perunggu perorangan tercatat 10 medali dengan perorangnya Rp 10 juta dan perunggu beregu 7 orang dengan per orang Rp 5 juta.
Sementara itu pelatih emas ada 17 cabor dengan per orang Rp 25 juta, emas beregu dua orang dengan per orang Rp 30 juta.
Lalu emas beregu dua orang dengan per orang Rp 22,5 juta.
Perak perorangan untuk 5 orang dengan perorangnya Rp 10 juta.
Perak beregu 2 orang dengan per orang Rp 9 juta dan perak beregu dua orang dengan per orang Rp 4,8 juta.
Perunggu per orangan ada 10 orang, dengan perorang Rp 5 juta, perunggu beregu untuk dua orang untuk per orangnya Rp 5,25 juta.
Segera Hadirkan Sport Center
Pemerintah Provinsi Lampung akan membangun pusat olahraga berstandar internasional atau sport center. Sport center ini akan menjadi tempat bagi para atlet berlatih dan bertanding.
Sport center juga bisa dijadikan tempat untuk menggelar konser musik. Dana yang didapat bisa digunakan untuk perawatan gelanggang olahraga itu.
Menurut Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, sport center akan dibangun di dekat pintu tol Kotabaru Lampung Selatan dengan luas sekitar 120 hektare.
"Saya harapkan doanya para atlet dan seluruh masyarakat Lampung agar bisa terbangun sarana olahraga yang bertaraf nasional hingga internasional.
(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)