Lampung Selatan
8 Dokter Hewan di Lampung Selatan Siaga Demi Cegah PMK pada Ternak
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lampung Selatan siapkan 8 dokter hewan demi mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku.
"Jadi total ada 11 sapi yang terkonfirmasi PMK. Lima sapi yang baru terkonfirmasi PMK ini merupakan milik seorang peternak di Mesuji," jelas Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Provinsi Lampung, Ir Lili Mawarti, kepada Tribun, Senin.
Untuk diketahui, Indonesia sempat terbebas penyakit ini selama tiga dekade.
Namun kini penyakit itu kembali muncul.
PMK atau dikenal sebagai Foot and Mouth Disease (FMD) dan Apthtae Epizooticae sendiri adalah penyakit hewan menular berisfat akut yang disebabkan oleh virus.
Dalam literatur yang dipublikasikan situs-situs pemerintah daerah, penyakit ini berasal dari virus tipe A dari keluarga Picornaviridae, genus Apthovirus. Masa inkubasinya antara 2 - 14 hari.
Penyakit ini rentan menulari hewan ternak seperti sapi, kerbau, unta, gajah, rusa, kambing, domba dan babi.
Virus yang menginfeksi akan membuat sapi demam hingga 41 derajat celsius, tidak nafsu makan, menggigil, produksi susu berkurang drastis, kerap menggosokkan bibir, menggertakan gigi, dan mengeluarkan liur.
Selain itu, pada kasus sejumlah sapi yang terinfeksi mengalami pincang karena luka pada kaki yang berakhir dengan kuku yang lepas.
Lebih lanjut Lili menjelaskan, untuk membuktikan sapi terkonfirmasi PMK, pihaknya telah memeriksa darah sapi, serum, melakukan swab hidung dan kaki.
Pengecekan dilakukan di Balai Veteriner Lampung dengan waktu pengujian paling cepat 6 jam.
Awalnya ada 18 sapi yang dinyatakan sakit di Mesuji.
Namun setelah dites ternyata hanya lima yang positif PMK.
Saat ini sebanyak 11 sapi yang terkonfirmasi PMK itu telah dikarantina dan kondisinya semakin membaik.
Adapun jumlah populasi sapi di Mesuji sendiri sebanyak 202 ekor dan 1.769 kambing.
Lili berharap, peternak tetap waspada menjaga kebersihan kandang.