Bandar Lampung

Kisah Disabilitas Ikuti SBMPTN Unila, Ingin Wujudkan Cita-cita dan Bahagiakan Orang Tua

Sebanyak empat peserta disabilitas tuna netra mengikuti tes Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) SBMPTN 2022 di Universitas Lampung (Unila).

Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra
Empat peserta disabilitas setelah selesai mengerjakan soal pada tes UTBK SBMPTN di Gedung TIK Unila, Kamis (19/5/2022). 

Dia menceritakan semangatnya ingin kuliah karena keinginannya membahagiakan orang tua.

Serta membuka pemikiran masyarakat bahwa difabel bisa menempuh pendidikan tinggi. Sama seperti yang lainnya.

Eksa mengikuti tes bukan kali ini saja. Tahun lalu, ia juga ikut tes. Tapi nasib baik belum menghampirinya sehingga belum lolos.

Kegagalan waktu itu tidak membuat Eksa patah arang. Ia pun mencoba lagi pendaftaran di tahun ini.

"Saya ingin membahagiakan orang tua dan membuka mata masyarakat bahwa kami ini difabel bisa menempuh perguruan tinggi sama seperti peserta lainnya," kata Eksa.

Dirinya berharap bisa mengenyam pendidikan tinggi di kampus negeri prodi ilmu komunikasi Unila dan kampus UNJ.

Eksa telah berupaya mempersiapkan dengan sebaik mungkin untuk mengejar cita-citanya.

"Saya ingin menjadi pengiklan atau orang yang berhubungan dengan dunia marketing," kata dara kelahiran 2000 ini

Ia pun sudah yakin dengan usahanya tersebut.  

Sementara itu, Ghivar Akbari salah satu peserta difabel UTBK SBMPTN lainnya mengaku ingin mempunyai pekerjaan yang layak. Sehingga ingin dia mencoba masuk perguruan tinggi.

"Kalau saya maunya jenis pekerjaan nanti setelah selesai ujian ini saya ingin menjadi konten raider," kata Ghivar siswa SLB Bina Insani ini

Humas SBMPTN Unila M Komarudin mengatakan panitia telah menyiapkan tempat untuk peserta disabilitas agar bisa terfasilitasi untuk mendapatkan pendidikan tinggi.

Makanya ada ruangan khusus yang dipersiapkan dengan harapan agar kaum disabilitas bisa mendapatkan haknya seperti masyarakat umum lainnya.

Saat ini pakai kode braille untuk menggunakan PC,  dengan fasilitas seperti biasa kertas buram untuk oret-oretan.

"Peserta kita minta datang lebih awal jam 06.00 wib karena kita untuk antispasi jika ada persyaratan seperti booster belum dilakukan maka kita harus rapid test antigen," kata Komarudin

(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved