Berita Terkini Nasional
Jenazah Guru Honorer Ditandu Susuri Jalan Licin dan Terjal, Perjalanan 13 Jam Lebih
Jenazah seorang guru honorer bernama Daning terpaksa ditandu karena jalanan yang rusak dan berlumpur. Serta tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.
Tribunlampung.co.id, Sulawesi Barat - Buruknya infrastruktur jalan mengakibatkan jenazah seorang guru honorer tidak dapat dibawa menggunakan kendaraan roda empat.
Alhasil jenazah guru honorer tersebut ditandu sejauh 40 kilo meter, melewati jalan licin, gunung terjal dan muara sungai.
Butuh waktu hingga lebih 13 jam untuk membawa jenazah guru honorer itu.
Peristiwa itu terjadi di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Sabtu (21/5/2022).
Kejadian jenazah guru honorer ditandu ini sempat terabadikan dalam rekaman video. Kemudian viral di media sosial.
Baca juga: Tak Mau Berobat, Guru Honorer di Metro Lampung Meninggal karena Covid-19
Baca juga: Soroti Banyak Jalan Rusak di Bandar Lampung, Joko Santoso: Tidak Ada Drainase
Jenazah seorang guru honorer bernama Daning itu terpaksa ditandu karena jalanan yang rusak dan berlumpur. Serta tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.
"Alasan utamanya karena jalanan rusak," kata Kamaruddin, seorang warga yang ikut menandu jenazah, seperti dilansir Tribun Sulbar.
Kamaruddin menjelaskan, Daning sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majene.
"Meninggal di RSUD Majene, kemudian dari Majene (jenazah) dibawa ambulans sampai di Desa Kabiraan," terangnya.
Namun, karena akses jalan mulai ekstrem, mobil ambulans tak bisa lewat,
Akhirnya, warga memutuskan menandu jenazah Daning secara bergantian menuju Dusun Batannato, Desa Popenga, Kecamatan Ulumanda, Majene.
Mengutip Kompas.com, selama menempuh perjalanan mengantar jenazah, warga mengalami kondisi yang sulit.
Baca juga: Guru Honorer di Semarang Terjerat Utang Pinjol Rp 206 Juta, Awalnya Cuma Rp 3,7 Juta
Baca juga: Akibat Jalan Rusak Parah, Ibu Hamil di Nusa Tenggara Timur Terpaksa Melahirkan di Pinggir Jalan
Mulai dari menembus kegelapan malam dan hutan belantara hingga basah kuyup karena diguyur hujan deras.
Jenazah Daning ditandu mulai dari pukul 10.00 WITA hingga pukul 23.30 WITA.
Menurut Kamaruddin, peristiwa jenazah ditandu itu bukan kali pertama terjadi.