Buronan Ditangkap di Lampung Tengah
Buronan Jepang Mitsuhiro Taniguchi Digerebek, Ternyata Sembunyi di Lampung Tengah
Buronan polisi Jepang, Mitsuhiro Taniguchi, yang kabur ke Indonesia akhirnya ditangkap di Kalirejo, Lampung Tengah.
Penulis: syamsiralam | Editor: Heribertus Sulis
"Nama perusahaan itu memang ada di lantai 12 tetapi tak pernah dengar nama orang Jepang itu. Polisi juga kemarin datang ke sini mencari nama itu juga dan kita tidak tahu," kata seorang petugas gedung kepada wartawan NTV.
Lalu tim NTV pergi ke satu perusahaan Taniguchi yang lain di sebuah daerah perumahan di luar Jakarta Pusat.
Pada kartu nama Taniguchi selain nama perusahaan juga tertulis bidang bisnisnya yakni Mining Funding Project Planning, sebagai Komisaris di perusahaan Indonesia itu.
Baca juga: Stasiun TV Jepang Beritakan Kaburnya Buronan Polisi ke Indonesia Hingga Pengakuan Karyawan Restoran
"Tidak ada pak yang tinggal di sana, kosong," ungkap seorang pria yang ada dekat rumah yang alamatnya tertulis di kartu nama Taniguchi.
Pemilik rumah tersebut orang Indonesia yang namanya sebagai CEO perusahaan Taniguchi, juga sudah meninggalkan rumah itu sejak 2019, demikian keterangan pria tetangga rumah tersebut.
Teman Taniguchi yang diwawancarai NTV mengaku diajak berinvestasi dan ke Indonesia. Lalu mengirimkan uang jutaan yen ke rekening bank Taniguchi.
"Beberapa kali saya kontak dia akhirnya muncul jawaban chattingnya 1 Oktober 2020 bahwa Taniguchi ada masalah besar dan berjanji akan hubungi kembali. Namun sejak itu tak ada kontak lagi," ungkap temannya itu.
Bahkan sampai saat ini tidak ada tanggapan dari Taniguchi.
Tim NTV juga ke Sumatera melihat langsung lokasi film Taniguchi yang memperlihatkan tempat galian minyak kecil di sana.
Akhirnya ditemukan, termasuk orang yang mengaku pernah melihat Taniguchi di Sumatera. Namun semuanya tidak tahu di mana Taniguchi berada.
Saat ini menurut penyelidikan NTV, ada sekitar 500 galian sumur minyak kecil di Sumatera.
Taniguchi mengajukan aplikasi subsidi bagi perusahaan skala kecil menengah (UKM) Jepang yang kesulitan karena terdampak corona sejak Agustus 2020.
Sekitar 1.800 aplikasi dikerjakannya bersama istri dan dua putranya.
Terakhir September 2020 meraih sekitar 960 juta yen uang subsidi pemerintah yang kemudian mengetahui ada yang ditolak aplikasinya.