Idul Adha 2022

Sejarah Idul Adha, Berawal dari Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail

Nabi Ibrahim bermimpi Allah memerintahkan dia untuk mengorbankan putranya sebagai tanda ketaatan kepada Tuhan. Simak sejarah Idul Adha.

Editor: Kiki Novilia
tribun lampung / Joviter Muhammad
Ilustrasi hewan kurban. Simak sejarah Idul Adha. 

وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ. قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا ۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

Artinya: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang- orang yang berbuat baik.” (Surat As-Shaffat, ayat 104 -105).

Ketika Ibrahim hendak menyembelih Ismail, Allah pun menghentikannya dengan mengirimkan Malaikat Jibril bersama seekor domba jantan untuk dikorbankan.

Ibrahim diizinkan untuk mengorbankan seekor domba jantan sebagai ganti putranya

Momen ini kemudian dinamakan Idul Adha yang berarti pengorbanan.

Dalam perayaannya, sebenarnya Idul Adha secara tradisional dirayakan pada hari pertama oleh mereka yang mampu melakukannya.

Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pengorbanan simbolis berupa seekor domba, kambing, sapi, unta, atau hewan lain.

Lalu, dagingnya akan dibagikan secara merata di antara keluarga, teman, dan yang membutuhkan.

Selain melakukan tradisi berkurban, biasanya kaum muslimin akan melaksanakan salat berjamaah saat fajar pada hari pertama Hari Raya Idul Adha. 

( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika )

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved