Berita Terkini Nasional

Ayah Bunuh Anak Kandung Dapati Putranya Mabuk, Beri Nasihat Alhasil Konflik

Kepada penyidik kepolisian, ayah bunuh anak kandung ini mengaku sempat menasihati putranya karena kedapatan kerap mabuk-mabukan.

TRIBUNNEWS/HERUDIN
Ilustrasi garis polisi di TKP. Ayah bunuh anak kandung mengaku sempat menasihati putranya yang kedapatan mabuk saat pulang ke rumah. Alhasil konflik yang akibatkan korban tewas. 

Tribunlampung.co.id, Makassar - Ayah bunuh anak kandung sempat menasihati putranya lantaran tidak kuasa melihat tabiat buah hatinya itu.

Kepada penyidik kepolisian, ayah bunuh anak kandung ini mengaku sempat menasihati putranya karena kedapatan kerap mabuk-mabukan.

Ironisnya, nasihat sang ayah itu justru ditanggapi berbeda yang ujungnya timbul perselisihan. Akibat konflik itu berujung tindakan kalap ayah bunuh anak kandung.

Atas perbuatannya itu, ayah bunuh anak kandung menyerahkan diri ke polisi.

Baca juga: Ayah Bunuh Anak Kandung, Emosi Gegara Ucapan: Bikin Susah Saja

Baca juga: Ancam Bunuh Pekerja PT SIP, Preman di Tulangbawang Tak Berkutik Dibekuk Polisi

Kedatangan ayah bunuh anak kandung ini sempat mengejutkan kepolisian, dan langsung mendapat pemeriksaan.

Pemeriksaan itu yang mengungkap motif sebenarnya,  ayah bunuh anak kandung.

Rahman (70), sosok ayah bunuh anak kandung bernama Rusli (42) memberikan pengakuan yang mengejutkan ke penyidik kepolisian.

Diketahui peristiwa ayah bunuh anak kandung ini terjadi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (23/6/2022) siang.

Pengakuan Rahman diutarakan saat menyerahkan diri ke Polsek Tallo, Kota Makassar, Kamis (23/6/2022) siang kemarin.

Rahman mengaku nekat melakukan pembunuhan karena tidak terima mendengar kata-kata kotor yang keluar dari mulut putranya.

Kata-kata yang kurang sedap itu Rahman dengar saat menasehati Rusli yang pulang malam, karena diduga kerap mabuk-mabukan.

Baca juga: Profil Rahmat Erwin Abdullah, Atlet Angkat Besi Asal Makassar yang Akan Bertanding di SEA Games 2022

Baca juga: Pria di Way Kanan Bunuh Istrinya, Awalnya Bilang Korban Akhiri Hidup

Pengakuan Rahman itu diungkapkan Kanit Reskrim Polsek Tallo, Iptu Faisal saat ditemui Tribun-Timur.com di ruang Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulawesi Selatan.

Iptu Faisal menuturkan, bila Rahman tinggal di kampung halaman di Desa Lemo, Kecamatan Kajuara, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Ia ke Sinassara rumah anaknya di Makassar dan menginap selama tiga hari terakhir.

Pada hari ketiga itu, Rahman mendapati Rusli pulang larut malam dalam kondisi dalam pengaruh minuman keras.

"Pelaku menjelaskan, pelaku (Rahman) menasehati anaknya dalam hal ini korban (Rusli) untuk tidak minum-minum keras atau ballo atau merubah sikap," kata Iptu Faisal.

"Namun dalam hal ini korban atau anaknya (Rusli), mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas didengar oleh pelaku," sambungnya.

Setelah mendengar kata-kata yang dianggap buruk oleh anaknya, Rahman bergegas salat subuh di masjid dekat rumah.

Sepulang dari masjid, Rahman yang mendapati Rusli masih tertidur pulas di sofa langsung naik pitam.

"Dari hal tersebut, pelaku (Rahman) langsung mengambil balok-balok di pintu masuk rumah kemudian memukul korban (Rusli) beberapa kali pada bagian kepala, punggung, dan paha," bebernya.

Setelah memukuli anaknya berulang kali, Rahman bergegas ke luar rumah.

Sebelum meninggalkan rumah, ia sempat berteriak ke cucu atau anak Rusli yang tertidur di lantai dua.

"Pelaku sempat berteriak ke anak korban di lantai dua dan mengatakan dirinya baru saja memukuli ayahnya dalam hal ini korban, lalu dia bilang mau ke Polsek," ungkap Iptu Faisal.

Setelah itu, Rahman mengendarai motornya menuju Polsek Tallo untuk menyerahkan diri.

Sebelumnya diberitakan, kasus ayah bunuh anak kandung terjadi di Kecamatan Tallo, Makassar dipicu ketersinggungan, Kamis (23/6/2022) pagi.

Cekcok antara ayah bernama Rahman (70) dan anaknya Rusli mengakibatkan Rusli tewas bersimbah darah akibat dihantam balok.

Kejadian itu bermula, saat Rahman datang ke rumah putranya itu dari kampung halamannya di Bone.

Entah apa pemicunya, Rahman  terlibat adu mulut dengan sang anak, Rusli. Sehingga berujung pada peristiwa ayah bunuh anak kandung.

Saat berselisih paham, Rusli disebut mengeluarkan kata-kata yang kurang sedap didengar sang ayah Rahman.

"Terjadi perselisihan (Rahman) dengan korban (Rusli) dan korban berkata kepada bapaknya dengan ucapan, 'kenapa ko datang di rumah ini bikin susah saja disini," kata Kasi Humas Polrestabes Makassar AKP Lando.

Perkataan itu yang diduga membuat Rahman naik pitam terhadap anak kandungnya. 

Namun, Rahman belum melampiaskan emosinya dan hanya bergegas menunaikan salat subuh.

"Tak lama kemudian setelah  selesai bapaknya (Rusli) pergi tidur dan pukul 05.00 Wita, pelaku (Rahman) pergi salat subuh setelah selesai, pulang melihat Rusli sedang tertidur di kursi panjang di ruang tengah," ungkap Lando.

Ketika itu lah, kalap ayah bunuh anak kandung.

Rahman memukuli putranya yang tertidur pulas dengan balok.

"Selanjutnya (Rahman) melakukan  penganiayaan dengan cara memukulkan kepala korban (Rusli) kurang lebih lima kali ke arah kanan kepala korban menggunakan balok," bebernya.

Rusli yang dihantam balok berulang kali tewas di tempat dengan luka parah di kepala.

Sementara, Rahman usai melancarkan aksinya langsung bergegas ke Polsek Tallo menyerahkan diri.

Diketahui seorang ayah bunuh anak kandung gegara sakit hati dengan ucapan putranya.

Ucapan hingga menusuk hati orang tuanya itu lah mengakibatkan kalap, sang ayah bunuh anak kandung.

Lantaran sakit hatinya, ayah bunuh anak kandung dengan cara memukuli putranya pakai balok.

Padahal saat itu korban, si anak tengah tertidur pulas.

Ujungnya, anak tewas seketika dengan cidera berat pada bagian kepalanya, karena dipukuli sang ayah pakai benda keras. 

Kejadian tragis seorang ayah bunuh anak kandung ini terjadi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved