Bandar Lampung
Menilik Persiapan Kelurahan Sumber Agung, Salah Satu Model DRPPA di Lampung
Ada 15 DRPPA mewakili 15 kabupaten/ kota sebagai model. Satu diantaranya di Kelurahan Sumber Agung, Kemiling, Bandar Lampung.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Reny Fitriani
"Termasuk dari kasus stunting yang ada di Kelurahan Sumber Agung, tentu melalui program ini harapannya bisa menjadi kelurahan yang lebih baik ke depannya," kata dia.
Kepala Dinas PPPA Bandar Lampung Sri Asiyah mengungkapkan, DRPPA merupakan program baru dari Kementerian PPPA.
"Untuk Kota Bandar Lampung berdasarkan komitmen Ibu Wali Kota tentu sangat mendukung penuh, koordinasi dengan kementerian juga terus dilakukan," papar dia.
Mengenai penetapan Kelurahan Sumber Agung sebagai model DRPPA oleh provinsi, terusnya, karena disandingkan dengan program pengentasan stunting.
Bahkan di sisi lain, tidak dipungkiri masih ada pekerja anak di sektor informal.
“Namun soal pendataan (pekerja anak) kami sering berkoordinasi dengan dinas sosial memang dibilangnya tidak ada, karena pekerjaannya informal. Itu yang agak susah didata,” ujar Sri.
Terkait DRPPA, beberapa OPD sudah diajak turun ke Kelurahan Sumber Agung untuk bersama memberi pembinaan. Seperti dari Dinas Kesehatan, PKKBN, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian, hingga Dinas Koperasi dan UMKM.
"Banyak indikator yang harus dipenuhi dan kami masih tahap persiapan untuk itu. Pendataan juga masih terus dilakukan, karena mengajak masyarakat terlibat aktif dalam hal ini tidak mudah,” urainya.
Sebagai wujud komitmen, seluruh daerah di Bandar Lampung juga didorong untuk menjadi DRPPA.
Tahap pertama akan ada pelatihan yang diberikan dari fasilitator nasional Kementerian PPPA.
"Insya Allah awal Juli nanti akan dilatih 20 orang fasilitator daerah," jelas dia.
Pihaknya berharap semua program pembangunan yang ada semakin memperhatikan hak perempuan dan anak.
"Intinya bagaimana perempuan dan anak terlindungi," tekannya.
Terkait kasus kekerasan terhadap perempuan, Sri tidak memungkiri masih terus terjadi. Terlebih sebagai ibukota provinsi, tentu pencetus penyebab kekerasan terhadap perempuan dan anak dinilainya selalu ada.
"Untuk itu kami selalu berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait, seperti Lada Damar, Puspa, dan lainnya untuk turun saling memberi sosialisasi, edukasi dan memfasilitasi terhadap kasus seperti ini," kata dia.