Berita Lampung
Kulit Bayi di Lampung Utara Melepuh Terkena Air Panas untuk Menyiram Sayuran Genjer
Zulfa Shofiyatun Nisa, bayi 5 bulan di Lampung Utara kulitnya melepuh akibat terkena tumpahan air panas untuk menyiram sayuran genjer.
Penulis: anung bayuardi | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id, Lampung Utara - Nasib malang dialami bayi Zulfa Shofiyatun Nisa (5 bulan), kulitnya melepuh akibat terkena tumpahan air panas dari Ibunya, Aminatus Sa’idah (26).
Umar Fikri Ramadhan (27), ayah korban menceritakan kejadian memilukan tersebut terjadi pada Jumat 1 Juli 2022 pagi hari.
Saat itu, dirinya bersama dengan anaknya sedang duduk di amben di depan rumahnya.
Entah bagaimana ceritanya, air yang akan digunakan untuk menyiram sayuran genjer tersebut tumpah oleh istrinya.
Sedangkan posisi anaknya tersebut sedang berada di dekatnya.
Baca juga: Oknum ASN Diduga Pengedar Sabu di Lampung Utara Terancam Penjara Seumur Hidup
Baca juga: Oknum ASN di Lampung Utara Diduga Pengedar Sabu Residivis Kasus Narkoba
Tak ayal, air yang tumpah tersebut mengenai badan sebelah kirinya hingga menyebabkan kulitnya melepuh.
Adik dari Abdullah Al Aslamy (3,6) ini langsung menangis kesakitan.
Dirinya langsung membawa ke puskesmas terdekat untuk dilakukan pengobatan.
Karena luka melepuhnya cukup banyak, akhirnya dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan operasi membersihkan kulit yang melepuh.
Luka yang masih basah juga sudah diperban oleh tenaga kesehatan dari puskemas Wonogiri, Lamlung Utara.
“Sudah dikasih salep, obat untuk mengurangi rasa perih di kulitnya,” ujarnya.
Umar mengatakan untuk mencukupi kebutuhan sehati-harinya, Ia bekerja serabutan.
Bahkan baru tinggal selama 5 bulan di tempat ini.
Bayi malang tersebut hanya bisa menangis menahan rasa sakit dideritanya.
Untuk makanan, saat ini hanya diberikan Air Susu Ibu (ASI) belum mendapat makanan pendamping ASI.
Mendengar kabar adanya warga yang terkena musibah, Pemkab Lampung Utara melalui Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan tim penggerak PKK setempat langsung memberikan bantuan kepada warga yang berdomisili di Kelurahan Kelapa Tujuh, Kotabumi, Lampung Utara.
Mereka hanya tinggal di rumah yang terbuat dari triplek dengan ukuran sekitar 4x3 meter.
Rumah tersebut sangat tidak layak di tempati untuk lima orang.
Ketua TP PKK Lampung Utara Nur Endah Sulastri meminta kepada tenaga kesehatan terus memantau perkembangan penyembuhan luka dari Shofiyatun tersebut.
Tidak lupa, dirinya juga memberikan bantuan berupa sembako, serta makanan bayi untuk korban.
“Jangan lupa beri ASI. Makan makanan yang berkuah biar ASI nya lancar. Shofiyatun segera cepat sembuh,” ujarnya.
Eka Dharma Thohir, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Lampung Utara mengatakan untuk bantuan kesehatan, Umar sekeluarga sudah terkaver dalam program PBI kesehatan.
“Kalau untuk berobat tidak ada masalah. Kartu PBI nya masih aktif,” ujarnya.
Namun, untuk bantuan lainnya, seperti Program Keluarga Harapan dan lainnya Umar belum dapat merasakannya.
Sebab, dirinya bukan warga Kelapa Tujuh, Kotabumi Selatan.
Ia terdaftar di KTP, bermukim di Cempedak, Kotabumi.
“Jadi nanti diurus dulu perpindahannya, baru nanti kita bantu proses dapat bantuan dari Kemensos,” jelasnya.
(Tribunlampung.co.id/Anung Bayuardi)