Berita Lampung
Terminal Bayangan di Bypass Lampung Lebih Diprimadonakan Sopir dan Penumpang, Ini Alasannya
Terminal bayangan Bundaran Tugu Reden Intan atau sering disebut juga Bundaran Hajimena Lampung masih menjadi primadona penumpang.
Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: muhammadazhim
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Terminal bayangan Bundaran Tugu Reden Intan atau sering disebut juga Bundaran Hajimena Lampung masih menjadi primadona penumpang angkutan umum.
Hal itu terjadi meskipun lokasi itu adalah terminal yang tidak resmi.
Lokasinya ada di perbatasan antara Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Lampung Selatan, ruas Jalan Soekarno-Hatta (baypass).
Tepatnya di ruas jalan meninggalkan Bandar Lampung menuju ke utara pulau Sumatera.
Padahal, dekat dengan lokasi itu, terdapat sebuah terminal induk yang resmi.
Di tempat itu, aktivitas penumpang tak pernah mati.
Pemantauan Tribun, Minggu (17/7/2022), penumpang angkutan kota (angkot), bus antar kota dalam provinsi (AKDP), bus antar kota antar provinsi (AKAP) hingga jasa travel-travel numplek jadi satu.
Baca juga: 343 Pemudik Arus Balik Berangkat dari Terminal Rajabasa Bandar Lampung
Baca juga: Mudik Lebaran 2022, Kondisi Terminal Rajabasa Aman dan Kondusif Selama Arus Mudik Lebaran
Keseluruhan dari mereka melakukan aktivitas yang sama, yakni menunggu, menaikkan, dan menurunkan penumpang di sana.
Posisi setiap kendaraan berbaris menjadi satu barisan.
Saat dalam kondisi ramai, panjang barisan setiap kendaraan itu bisa mencapai puluhan hingga ratusan meter.
Di saat itu, tak jarang, arus lalu-lintas dibuat macet karenanya.
Kepada Tribunlampung.co.id, Arip seorang pengemudi bus AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi) mengatakan berhentinya sejumlah kendaraan angkutan umum di terminal bayangan itu memang sudah menjadi rutinitas permanen.
Biasanya, setelah keluar dari Terminal Rajabasa, sopir-sopir bus secara bergiliran bergantian mencari lokasi parkir untuk menaikkan calon penumpang.
Hal itu dilakukan untuk memenuhi kursi-kursi penumpang yang kerap masih kosong saat pengangkutan di Terminal Rajabasa.
"Menuhin isi kursi aja sih mas, soalnya jarang penuh yang naik dari terminal, bahkan sering banyak kosongnya," kata dia.
Baca juga: Sidak di Terminal Rajabasa, Divpropam Polri Pangkas Rambut Anggota Posyan
Alasan lain, diklaim dia banyak penumpang yang lebih mudah ditemui di terminal bayangan itu ketimbang di Terminal Rajabasa itu sendiri.
"Kalau penumpang kan memang pengennya yang cepat dan praktis," ujarnya.
Dari sisi penumpang, terminal bayangan di dekat Tugu Raden Intan memang masih dinilai memiliki kelebihan di mata mereka.
Hal itu karena tak butuh waktu lama bagi mereka menunggu bus-bus melakukan perjalanan.
"Kalau naik di terminal, terus ngetem lagi di sini (terminal bayangan) biasanya," sebut Albert.
Sementara penumpang lain lebih menyoroti bagaimana Terminal Rajabasa dinilai lebih memiliki suasana yang menyeramkan.
"Dulu kan mainset terminal kurang bagus, seperti banyak preman, calo angkutan dan lainnya. Karena itu, banyak yang juga naik di sini," kata Dika, penumpang bus.
Aktivitas Terminal Sepi
Kondisi berlainannya terlihat berbeda di area lingkungan Terminal Rajabasa.
Terminal ini ketimbang didominasi penumpang bus, lebih banyak antrean bus yang menunggu giliran berangkat pergi meninggalkan terminal.
Hanya beberapa orang penumpang saja yang terlihat naik bus dari situ.
Aktivitas angkutan kota (angkot) juga tak banyak terlihat di sana.
Salah satu penumpang yang ditemui di Terminal Rajabasa mengaku sengaja datang ke terminal karena akan berpergian ke Sumatra Selatan.
"Saya naik bus dari sini karena memang polnya ada di sini. Saya mau ke Muara Dua," tutur Ani, salah satu penumpang.
(Tribunlampung.co.id / V Soma Ferrer)