Inspirasi Bisnis
Tanam Selada Hidroponik, Naufal Raup Omzet Puluhan Juta Rupiah Setiap Bulan
Naufal (25) warga Pekon Sidoharjo, Pringsewu meraup omzet puluhan juta rupiah dalam sebulan dari menanam selada hidroponik.
Penulis: Riana Mita Ristanti | Editor: muhammadazhim
Tribunlampung.co.id, Pringsewu - Naufal (25) warga Pekon Sidoharjo, Pringsewu meraup omzet puluhan juta rupiah dalam sebulan dari menanam selada hidroponik.
Nofal mengatakan, ia menekuni tanam selada secara hidroponik sejak tahun 2017 karena melihat orang tuanya yang memiliki hobi menanam sayuran secara hidropinik di rumah.
Namun saat itu, metode menanam hidropinik belum menjadi usaha, melainkan hanya sekadar hobi.
Alumni mahasiswa Agro Bisinis Muhammadiyah Yogyakarta ini mulai serius menanam selada hidroponik sejak tahun 2020.
"Kalau untuk menanam hidroponik sekadar hobi itu dengan modal awal Rp 2 juta sudah cukup," kata Naufal kepada Tribunlampung.co.id, Jumat (29/7/2022).
Naufal mengaku, dengan metode hidroponik, ia ingin mengajak anak muda menjadi petani dan berkebun tanpa mencangkul.
Sebab menurutnya, stigama masyarakat terhadap bercocok tanam dekat dengan kemiskinan dan kotor.
"Padahal kan enggak, kita sebagai anak muda harus berani memulai," ungkapnya.
Naufal yang juga merupakan Duta Pertanian Milenial Kementerian Pertanian RI ini mengaku, hasil selada hidroponiknya dijual di berbagi rumah makan di Pringsewu hingga Bandar Lampung.
Di hari tertentu, ia beserta delapan rekannya menjual selada hidroponik di samping Chandra Pringsewu, jembatan Pemda Pringsewu hingga Pendopo Pringsewu.
Harga satu plastik selada berisi 1-2 tanaman selada, dijual Rp 5.000.
Pembeli juga bisa langsung memetik selada langsung di Pekon Sidoharjo, Pringsewu atau biasa dikenal dengan Hidroponikgeh.
Dalam sehari, Naufal bisa memanem 12 kg selada. Sementara masa panen selasa sekira 35 hari.
Ia mengungkapan, keunggulan salada hidroponik yaitu lebih higienis karena tanpa pestisida.
Adapun metode menanam secara hidroponik yang dilakukan Naufal dalam tiga tahap, yakni: