Berita Lampung
Awal Agustus 2022 GAK Erupsi 15 Kali, Kolom Abu hingga 1500 Meter
Kepala Pos Pantau GAK Desa Hargo Pancuran, Lampung Selatan Andi Suardi mengungkap, selama bulan Agustus 2022 ini Gunung Anak Krakatau erupsi 15 kali.
Penulis: Dominius Desmantri Barus | Editor: Robertus Didik Budiawan Cahyono
Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan- Memasuki awal bulan Agustus 2022 Gunung Anak Krakatau (GAK) mengalami 15 kali erupsi.
Kepala Pos Pantau GAK di Desa Hargo Pancuran, Lampung Selatan Andi Suardi mengatakan selama awal bulan Agustus 2022 ini Gunung Anak Krakatau mengalami 15 erupsi.
Pos Pantau GAK di Desa Hargo Pancuran, Lampung Selatan merinci erupsi Gunung Anak Krakatau terjadi sebanyak 10 kali pada 2 Agustus 2022, 4 kali pada 3 Agustus 2022, dan satu kali pada 4 Agustus 2022.
Andi mengatakan ketinggian kolom abu tertinggi sekitar 1500 meter.
Menurut Andi, status GAK saat ini masih level 3 atau Siaga.
Baca juga: Soundfest DKLS 2022, Ajang Kompetisi Generasi Muda Lampung Selatan
Baca juga: Polres Lampung Selatan Amankan 9 Remaja Pelempar Bus Palala dan Damri di Tol Lampung
"Ketinggian kolom abu teramati kurang lebih 1500 meter di atas puncak atau kurang lebih 1.657 meter di atas permukaan laut," kata Andi, Minggu (7/8/2022).
"Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah utara," ujarnya
"Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 60 mm dan durasi 52 detik," ucapnya.
Andi menceritakan, erupsi GAK di bulan Agustus ini pertama kali terjadi pada Selasa (2/8/2022) pukul 15.49 WIB.
"Dengan tinggi kolom letusan teramati kurang lebih 1.500 m di atas puncak atau 1657 m di atas permukaan laut," ujarnya
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut," ucapnya
"Erupsi terekam seismograf dengan amplitudo maksimum 33 mm dan durasi 32 detik," ungkapnya.
Baca juga: Dinas PPPA Lampung Selatan Klaim Tak Ada Unsur Pemaksaan Kasus Bocah Makan Daun Sawit
Baca juga: Kasus 2 Bocah Dipaksa Makan Daun Sawit di Lampung Selatan, Berakhir Damai
Andi menambahkan, erupsi kedua tercatat pukul 18.36 wib.
"Dengan tinggi kolom abu teramati atau kurang lebih 200 m di atas puncak atau kurang lebih 357 m di atas permukaan laut," katanya
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah barat daya," ujarnya
"Erupsi ini terekam seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi kurang lebih 1 menit 39 detik," ucapnya
"Tidak terdengar suara dentuman dan teramati sinar api," ungkapnya
Andi mengatakan erupsi ketiga terjadi pukul 19.06 wib
"Ketinggian kolom abu teramati kurang lebih 500 m di atas puncak kurang lebih 657 m di atas permukaan laut," katanya
"Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya," ujarnya
"Erupsi terekam seismogram dengan amplitudo maksimum 45 mm dan durasi kurang lebih 1 menit 35 detik," ucapnya
Andi mengatakan erupsi keempat terjadi pukul 22.49 wib
"Dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 500 m di atas puncak kurang lebih 657 m di atas permukaan laut," katanya
Andi mengucapkan erupsi kelima terjadi pada pukul 23.19 wib
"Dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 300 m di atas puncak kurang lebih 457 m di atas permukaan laut," katanya
Andi mengungkap erupsi pada Rabu (3/8/2022), pertama pukul 00.34 wib
"Dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 200 m di atas puncak atau 357 m di atas permukaan laut," ujarnya
"Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal ke arah barat daya," ucapnya
Andi menuturkan erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 36 mm dan durasi 39 detik.
Andi mengatakan erupsi kedua kolom abu teramati 500 meter
"Erupsi kedua terjadi pada pukul 01.15 wib," katanya
"Ketinggian kolom abu teramati kurang lebih 500 m di atas puncak atau kurang lebih 657 m di atas permukaan laut," ujarnya
"Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal ke arah barat daya," ucapnya
"Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 50 mm dan durasi 52 detik," terangnya.
Andi menuturkan Kamis, (4/8/2022) juga terjadi erupsi.
"Masyarakat, pengunjung, wisatawan, pendaki diimbau tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif," tandasnya.
(Tribunlampung.co.id/ Dominius Desmantri Barus)