Lampung Puncak Kemarau, BMKG Sebut Masih Ada Potensi Curah Hujan Lebat Disertai Petir

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung menyebut puncak musim kemarau di provinsi Lampung sudah terjadi yakni di Agustus sampai September mendatang.

Meskipun begitu, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung Rudy Haryanto mengatakan, sifat hujan di musim kemarau kali ini lebih tinggi.

"Puncak kemarau terjadi pada Agustus-September ini, namun tetap dengan curah hujan lebih banyak dibandingkan rata-rata 30 tahunannya," jelas Rudy kepada Tribunlampung.co.id, Selasa (23/8/2022).

Penyebab intensitas hujan yang lebih sering di musim kemarau kali ini akibat dari beberapa faktor.

Diantaranya gangguan cuaca dan dinamika atmosfera saat ini.

Baca juga: Harga BBM Subsudi Dikabarkan Naik, Warga Bandar Lampung Kecewa hingga Pasrah

Baca juga: Cuaca Tak Menentu, BPBD Pesisir Barat Lampung Imbau Masyarakat Berhati-hati

"Seperti memanasnya suhu permukaan air laut di Samudera Hindia, mendinginnya suhu permukaan laut Samudera Pasifik, hingga fenomena El-Nino dan belokan angin di Lampung, mempengaruhi kerap terjadinya hujan," kata dia.

Kondisi belokan angin ini turut mempengaruhi sehingga potensi angin membuat masa udara menjadi melambat dan memasuki wilayah Lampung.

"Mulai dari tiga hari ini (23-25 Agustus 2022), potensi hujan di wilayah Lampung lumayan signifikan dengan intensitas sedang hingga lebat," paparnya.

Sebagian besar wilayah di Lampung berpotensi mengalami hujan lebat disertai petir/ kilat bahkan angin kencang.

Termasuk di Bandar Lampung, Pesawaran, Lampung Tengah, Lampung Utara hingga Lampung Barat dan Pesisir Barat.

Wilayah Lampung mulai memasuki peralihan musim atau musim pancaroba pada akhir September atau Oktober 2022.

"Lalu memasuki musim penghujan yang diprakirakan pada awal atau akhir November 2022," jelas dia.

Mengenai kondisi dinamika atmosfera dan kondisi cuaca terkini, BMKG mengimbau masyarakat waspada terhadap hujan lebat maupun potensi petir.

"Karena kalau dilihat dari pergerakan dan pertumbuhan awan, itu signifikan rata-rata terjadi di siang hingga sore hari," katanya.