Rektor Unila Ditangkap KPK
KPK Bakal Usut Semua Penyuap, Duga Penyuap Rektor Unila Lebih dari Satu Orang
KPK akan mengusut semua penyuap Rektor Unila Prof Karomani. KPK menduga penyuap ini lebih dari satu orang.
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan mengusut semua penyuap Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof Karomani.
KPK menduga penyuap ini lebih dari satu orang.
"Secara logika dan konstruksi perkara ini tidak mungkin satu orang (penyuap). Kemudian satu orang (penyuap) kemarin kan sudah ditetapkan," ucap Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, Jumat (26/8/2022).
Untuk diketahui, dalam kasus dugaan suap penerimaan mahasiswa baru di Unila tahun 2022, KPK baru menjerat satu tersangka pemberi suap yakni Andi Desfiandi.
Dalam konstruksi perkara, Andi sebagai salah satu keluarga calon peserta seleksi mahasiswa baru melalui jalur mandiri di Unila disebut memberikan Rp 150 juta karena anggota keluarganya dinyatakan lulus atas bantuan Karomani.
Baca juga: Jumlah Kunjungan di Perpustakaan Daerah Metro Hingga Juli 2022 Tercatat 2.427 Pengunjung
Baca juga: IBI Pringsewu Lampung Sesalkan Oknum Bidan Selingkuh dengan Oknum Kepala Desa
Ali mengatakan, barang bukti yang telah ditunjukkan dari kegiatan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Karomani dkk hampir Rp 5 miliar.
Selain itu, KPK juga telah mengamankan uang tunai sekira Rp 2,5 miliar dari penggeledahan di rumah Karomani dan pihak-pihak lain yang terkait kasus.
"Kalau hari ini bertambah Rp 2,5 miliar, berarti ada Rp 7,5 miliar yang kemudian indikasi adanya penerimaan di dalam suap jalur mandiri ini. Oleh karena itu, nanti tunggu. Karena setiap pengembangannya pasti akan kami sampaikan, kami publikasikan sebagai bentuk transparansi kerja-kerja KPK," kata Ali.
KPK menetapkan empat tersangka yakni Rektor Unila Prof Karomani, Wakil Rektor I bidang Akademik Unila Heryandi, Ketua Senat Unila, Muhammad Basri serta swasta Andi Desfiandi.
Diduga Karomani dkk menerima suap hampir Rp 5 miliar rupiah dari orang tua mahasiswa yang diluluskan via jalur mandiri. Penerimaan uang itu dilakukan Karomani melalui sejumlah pihak.
Rinciannya, diterima dari Mualimin selaku dosen yang diminta mengumpulkan uang oleh Karomani senilai Rp 603 juta. Sebanyak Rp 575 juta sudah digunakan untuk keperluan pribadi Karomani.
Kemudian, diterima dari Budi Sutomo selaku Kepala Biro Perencanaan dan Hubungan Masyarakat Unila dan M Basri senilai Rp 4,4 miliar, dalam bentuk tabungan deposito, emas batangan, dan uang tunai.
Sehingga, total uang yang diduga diterima oleh Karomani dkk mencapai Rp5 miliar.
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan, uang miliaran rupiah tersebut diduga dikumpulkan oleh Karomani dkk dari sejumlah orang tua mahasiswa yang diluluskan via jalur mandiri Unila.
Setiap pihak keluarga mahasiswa diduga menyetor uang yang beragam agar anak atau kerabatnya lulus dalam seleksi mandiri tersebut.
"Terkait besaran nominal uang yang disepakati antara pihak KRM (Karomani) diduga jumlahnya bervariasi dengan kisaran minimal Rp 100 juta sampai Rp 350 juta untuk setiap orang tua peserta seleksi yang ingin diluluskan," kata Ghufron dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Selatan, Minggu (21/8/2022).
Kasus yang menjerat Karomani dkk bermula dari giat operasi tangkap tangan (OTT), Jumat (19/8/2022) di wilayah Lampung, Bandung, dan Bali.
Adapun dalam OTT, KPK telah mengamankan barang bukti yang diduga merupakan suap tersebut.
Barang bukti itu yakni uang senilai Rp 414,5 juta, deposito bank senilai Rp 800 juta, kunci save deposit boks diduga isi emas setara Rp 1,4 miliar, dan kartu ATM serta buku tabungan yang berisi Rp 1,8 miliar.
Atas perbuatannya, Karomani, Heryandi, dan Basri selaku tersangka penerima suap dijerat dengan Pasal 12 huruf a atau huruf b atau Pasal 11 UU Tipikor Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP.
Sementara, Andi Desfiandi selaku pemberi suap dijerat dengan Pasal 5 ayat (1) huruf a atau b atau Pasal 13 UU Tipikor.
4 Hari Penggeledahan
KPK sendiri telah melakukan penggeledahan di sejumlah tempat di Lampung sejak Senin (22/8/2022) sampai Kamis (25/8/2022).
Rumah terakhir yang digeledah KPK pada Kamis yakni kediaman dr Ruskandi, dokter anak yang beralamat di daerah Rawa Laut , Kota Bandar Lampung.
Penjaga rumah dokter anak ini membenarkan jika penyidik KPK datang ke rumah majikannya sekitar pukul 17.30 WIB.
KPK menggeledah rumah dr Ruskandi sekitar dua jam atau keluar sekitar pukul 19.45 WIB.
"Tidak ada barang yang dibawa atau nihil dari dalam rumah bapak," kata pria tersebut.
Berdasarkan pantauan, penyidik KPK hanya membawa satu buah kardus dari dalam rumah dr Ruskandi.
Namun tidak diketahui apa isi kardus tersebut.
Selain rumah Ruskandi, KPK juga menggeledah rumah Sekretaris Warek I Unila Tri Widioko pada Kamis lalu. Rumah Tri berada di Desa Negeri Sakti, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran.
Menurut tetangga Tri Widioko, penggeledahan yang terjadi kemarin menarik perhatian masyarakat. Saat KPK datang, Tri ada di dalam rumah.
"Ada di dalam dan Pak Koko tidak dibawa, hanya diperiksa saja" ucap tetangga yang tidak mau disebutkan namanya.
Ia mengatakan, penggeledahan itu berlangsung pukul 12.00-17.00 WIB.
Tetangga lainnya mengatakan, jika Tri Widioko merupakan orang baru yang tinggal Perumahan Grand Esha 1. Ia mengatakan, hari ini rumah tersebut terlihat sepi.
Penggeledahan oleh KPK diawali di gedung Rektorat Unila pada Senin (22/8/2022), kemudian pada Selasa menggeledah Dekanat Fakultas Hukum dan Kedokteran.
Hari berikutnya atau Rabu menggeledah rumah Karomani dan M Basri. Pada Kamis, KPK menggeledah rumah adik dari tersangka Andi Desfiandi yakni Ary Meizary, Sekretaris Warek I Unila Tri Widioko, dan dr Ruskandi.
Selama penggeledahan, KPK telah mengamankan banyak barang bukti.
Bukan dari dokumen-dokumen penting, laptop, flashdisk, uang tunai, sertifikat, dan lainnya.
Punya Kolam Pemancingan
Di sisi lain, Wakil Rektor I Universitas Lampung Heriyandi yang menjadi tersangka kasus suap penerimaan mahasiswa baru ternyata memiliki aset rumah singgah yang terletak di Jalan Eshafa, Desa Fajarbaru Kecamatan Jatiagung Lampung Selatan.
Rumah singgah itu kerap disambangi oleh orang luar setiap harinya untuk memancing.
Rumah singgah yang cukup mewah milik Heriyandi itu beroperasi sebagai tempat pemancingan berbayar.
Ada tiga kolam ikan yang tersedia di rumah singgah milik Heriyandi.
Dua kolam ikan khusus untuk budidaya, sementara satu kolam ikan khusus untuk pemancingan.
Pantauan Tribun pada Jumat (26/8/2022), sedikitnya ada lima orang yang sedang memancing di kolam pemancingan itu.Kolam pemancingan ini buka setiap hari mulai pukul 10.00-17.00 WIB.
Selain kolam yang cukup besar, penampakan rumah singgah milik Heriyandi ini cukup megah dan lekat dengan suasana asri.
Rumah mewah tersebut tampak seperti bangunan modern dengan desain rumah atap miring dua lantai.
Bangunan rumah ini dibangun seperti nuansa villa dengan corak warna bangunan krem dan atap berwarna merah.
Rumah itu dikelilingi dengan tumbuh-tumbuhan hijau.
Rumah itu tampak bersih terurus seperti rumah-rumah mewah pada umumnya.
Pada bagian pelataran samping rumah, ada tiga kolam pemancingan ikan.
Triyono Penjaga Rumah Heriyandi mengatakan, kolam di rumah itu memang dioperasikan sebagai tempat pemancingan berbayar.
"Iya saya yang mengelola pemancingannya sekaligus ngurusin rumahnnya," kata Triyono.
Triyono mengaku majikannya itu tidak pernah tinggal dirumah singgah tersebut. Jika ia tiba, kata Triyono, hanya singgah sebentar saja.
"Jarang-jarang memang bapak datang ke sini. Kalo kesini juga cuma mampir aja sejam abis pulang kantor biasanya. Terus pergi lagi," kata dia.
Triyono mengungkapkan rumah singgah milik Heriyandi itu sudah berdiri sejak 2014. Triyono mengaku tak mengetahui banyak tentang Heriyandi meski sudah membantu menjaga rumahnya bertahun -tahun.
La Zakaria Ketua Senat Baru Unila
Pihak Universitas Lampung (Unila) telah memilih ketua senat baru menggantikan M Basri yang menjadi tersangka kasus suap bersama Prof Karomani.
Ketua senat baru itu yakni La Zakaria.
La Zakaria merupakan guru besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).
Dari 32 suara senat Unila, La Zakaria mendapatkan 19 suara. Ia unggul atas Hamzah dan Dwi Hapsoro.
Ketua Senat Universitas Lampung terpilih itu mengatakan, ia menjadi ketua senat atau pergantian antar waktu (PAW) hingga April 2023.
Ia mengatakan, akan bekerja bersama-sama mengejar ketertinggalan akibat kondisi saat ini.
Adapun program yang akan dilakukan yakni mempersiapkan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum di akhir tahun nanti. Lalu usulan guru besar yang targetnya mencapai 100 orang.
"Saya prihatin dan saya ingin tidak berlama-lama, semua program Unila ini tetap berjalan," kata La Zakaria .
Doa Bersama
Sebagai wujud keprihatian dan kepedulian, Aliansi Mahasiswa Universitas Lampung (Unila) mengggelar doa bersama pada Jumat (26/8/2022).
Doa bersama ini wujud kepedulian terhadap kondisi Unila saat ini dan berharap persoalan bisa segera selesai.
"Kegiatan ini menunjukkan jika aliansi mahasiswa Unila itu satu. Kita berharap nama baik Unila tetap terjaga pasca OTT KPK terhadap pimpinan Unila," jelas Juru Bicara Aliansi Mahasiswa Unila M Ikhsan Habibie.
Ia berharap, KPK bisa mengusut tuntas kasus ini. Sebab, nama baik Unila telah tercoreng. Selain itu, pihaknya berharap Unila segera bangkit dan memperbaiki citra yang tercoreng tersebut.(byu)
(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra/Oky Indra Jaya/tribun network)