Berita Lampung

Seniman Lampung Selatan Terpaksa Jual Durian untuk Kebutuhan Sehari-hari: Tak Ada Bantuan

Rozali merupakan seorang seniman atau budayawan asal Lampung Selatan. Ia terpaksa berjualan durian, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Tribunlampung.co.id/Dominius Desmantri Barus
Imam rozali dan buah durian dagangannya. Seniman Lampung Selatan terpaksa jual durian untuk kebutuhan sehari-hari. 

Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan - Imam Rozali (45), seorang seniman Lampung Selatan terpaksa berjualan durian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Rozali merupakan seorang seniman atau budayawan asal Lampung, khususnya Lampung Selatan.

"Kalau saya tidak berjualan saya mau makan apa, karena selama ini tidak ada bantuan dari pemerintah daerah ataupun nasional," katanya, Selasa 30 Agustus 2022. 

"Padahal saya ini termasuk dalam seniman daerah," ujarnya.

Rozali menuturkan karena tidak ada bantuan dari pemerintah, jadi dirinya terpaksa berjualan durian.

Baca juga: 18 Pengemudi Ambulans di Lampung Utara Ikuti Pelatihan Keselamatan Berkendara

Baca juga: Capaian Vaksin Booster di Lampung Selatan Baru 24,53 Persen atau 163.971 Orang

"Jadi kalau saya tidak berjualan seperti ini, saya tidak bisa makan sehari-hari," jawabnya dengan tegas.

"Walaupun terkadang saya merasa malu tapi tetap saya kerjakan, kalau bahasanya saya ini lebih-lebih dari pengemis," ucapnya.

"Saya terpaksa berjualan karena tidak ada dukungan darimanapun walaupun dirinya penggiat budaya Lampung," tandasnya.

Di Kabupaten Lampung Selatan sendiri saat ini sedang musim durian.

Siapa yang tidak tahu dengan buah satu ini, bentuknya yang khas berbentuk bulat berduri, namun di dalamnya terdapat daging buah dengan rasa manis dan gurih yang bisa membuat penikmatnya ketagihan.

Buah Durian cocok untuk teman lauk makanan, campuran kopi dan sop buah, pancake dan jenis makanan lainnya.

Imam Rozali mengatakan musim durian tahun ini sudah memasuki minggu ketiga.

"Di sini musin duren udah 3 minggu, kalo soal rasa untuk menentukan manis baru 2 minggu ini," kata Rozali, Selasa (30/8/2022).

Rozali mengatakan harga durian yang ia jual berkisar antara Rp 35-50 ribu.

Menurutnya, perbedaan harga tersebut tergantung dari segi bentuk, rasa, dan warna daging pada durian.

Kata Rozali durian yang ia jual berasal dari Desa Babatan, kecamatan Katibung, Lampung Selatan.

Rozali pun memberikan tips memilih durian yang manis atau enak.

"Ketika dicium aromanya itu seperti julang-jaling," kata Rozali.

"Tapi ketika dicium aromanya biasa aja, atau seperti aroma limun itu berarti duriannya biasa saja, di bawah standar rasa," jelasnya.

"Atau bahasanya seperti manis jambu lah, kalau rasanya seperti manis jambu itu berarti tidak layak untuk diperdagangkan," ucapnya.

Rozali menyebut dirinya tidak menjual durian yang manis jambu tersebut.

"Saya dalam sehari itu bisa membawa durian tiga motor," katanya.

Rozali menjelaskan satu motor bisa mengangkut kurang lebih 40 buah, kalau tiga motor itu berarti bisa sekitar 120 buah.

"Menjual 120 buah durian itu kita bisa satu harian," ujarnya

Rozali berjualan Senin-Minggu, mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 02.00 WIB subuh.

(Tribunlampung.co.id/ Dominius Desmantri Barus)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved