Berita Lampung
Petani di Pringsewu Lampung Gagal Panen Akibat Serangan Hama Tikus
Sri, salah satu petani di Pringsewu mengaku lebih dari setangah hektare sawahnya bulan ini gagal panen akibat serangan hama tikus.
Penulis: Riana Mita Ristanti | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id, Pringsewu - Petani di area persawahan Pekon Klaten, Pringsewu keluhkan padi yang gagal panen.
Sri, salah satu petani mengaku lebih dari setangah hektare sawahnya bulan ini gagal panen.
Gagal panen sawahnya tersebut, Sri mengungkapkan, karena hama tikus yang menyerang dari awal penanaman hingga masa panen.
"Setengah hektare ada ini gagal panen, lihat saja pohonnya pendek dan padinya kecil-kecil," kata Sri saat ditemui Tribun Lampung, Senin (5/9/2022).
Selain hama tikus, lanjut Sri, tingganya curah hujan di saat musim kemarau juga menjadi salah satu faktor gagal panen.
"Sekarang kan harusnya cerah ya, tapi sering banget hujan, jadi ya padinya mempengaruhi tanaman," lanjutnya.
Baca juga: Breaking News Polisi Tewas Ditembak di Lampung Tengah, Korban Luka di Dada Kiri
Baca juga: Anggota Polisi Tewas Ditembak di Lampung Tengah, Polda Lampung: Segera Dijelaskan
Sri mengungkapkan, hama tikus dan tingginya curah hujan tersebut membuat kualitas dan produktifitas padi jadi menurun.
Ia menyebutkan, biasanya setengah hektare sawahnya dapat menghasilkan 1 ton 2 kwintal padi.
"Kalau gagal panen gini ya 2 kwintal aja belum tentu dapet," ungkapnya.
Dengan gagal panen tersebut, ia mengungkapkan, dirinya merugi dan harus memutar otak.
"Ya gimana lagi kalau sudah gagal panen begini," ungkapnya.
Sementara petani lainnya, Ijal mengatakan, padinya tidak mengalami gagal panen namun kualitas padinya yang menurun.
"Tentunya ini akan menurunkan produktivitas padi," ungkapnya.
Ijal berharap, panen mendatang kualitas padinya akan bagus.
"Nanti 3 bulan lagi panen di musim hujan, kita berharap ya padinya bagus-bagus, biar kita nggak merugi," harapnya.
Diketahui sebelumnya, Petani di sekitaran Kecamatan Pringsewu dan Gading Rejo mengeluhkan serangan tikus pada tanaman padi.
Menurut Yanto, petani di Pekon Sukoharjo, Pringsewu, serangan tikus memakan bibit padi yang disemainya sehingga semaian benih padi tidak menjadi bibit padi.
"Wah pokoknya bibit padi rusak sama tikus, rusak semua dimakan tikus," ujar Yanto, Rabu (22/6/2022).
Ia mengaku, ada tiga lajur semaian bibit padi, dan dua lajur semaian rusak.
Maka hanya tinggal satu lajur dan itu bakal kurang untuk mencukupi empat petak sawahnya.
Serangan tikus tersebut sangat cepat, dan langsung drastis. Apabila mulanya sedikit, maka keesokan harinya langsung bisa hilang separuh.
"Baru tiga hari ada tikusnya, ini sudah hampir semuanya rusak. Kalau dibiarkan saja bisa habis semua bibitnya," ujar Yanto.
Ia pun mengaku mempercepat pemindahan bibit padi dari tempat persemaian ke lahan tanam. Jika itu tidak dilakukan maka semaian bibit padi tidak terselamatkan.
Saat ini para petani umumnya berburu tikus pada malam hari.
Dalam satu malam minimal satu kali harus datang ke sawah untuk mencari tikus.
Tikus yang didapat pun minimal sepuluh ekor hingga belasan.
(Tribunlampung.co.id/ Riana Mita Ristanti)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/Petani-di-Pringsewu-Lampung-keluhkan-gagal-panen-akibat-serangan-hama-tikus.jpg)