Tempat Wisata di Lampung
Kuliner di Lampung, Marimar Food Jual Aneka Camilan dari Keripik Tempe hingga Pastel
Marimar Food merupakan UMKM yang dirintis oleh Theresia Maryani yang berfokus pada olahan makanan dan jajanan ringan, seperti keripik tempe.
Penulis: Fajar Ihwani Sidiq | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id, Lampung Tengah - Marimar Food merupakan UMKM yang dirintis oleh Theresia Maryani yang berfokus pada olahan makanan dan jajanan ringan.
Lokasi produksi dan pemasaran Marimar food beralamat di Jalan Sidomulyo-Punggur, Sidomulyo, Punggur, Lampung Tengah.
Marimar Food menjual aneka camilan atau makanan ringan diantaranya keripik tempe, kembang goyang, kacang oven, keciput, teng teng kacang, teng teng wijen, pastel, dan masih banyak lagi.
Usaha Marimar Food mulai dirintis sebelum tahun 2010, dan Marimar Food mulai melakukan pendataan produksi di tahun 2010.
Theresia Maryani mengatakan, Marimar food mulai intens proses produksi intens di tahun 2010.
Ia menambahkan, usahanya saat ini sudah mengantongi beberapa izin diantaranya Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), sertifikat halal, Nomor Induk Berusaha (NIB), dan Hak Atas Kekayaan Intelektual (Haki).
"Saat ini sedang dalam proses registrasi BPOM," ujar owner Marimar Food.
Untuk skala pemasaran toko, produk cemilan Marimar Food dikemas dalam beberapa jenis, diantaranya 100 gram, 150 gram, 200 gram, 500 gram.
"Kami pasarkan Marimar Food dalam kemasan 100 sampai 500 gram di toko," katanya.
Sedangkan untuk harga jual produk camilan Marimar Food untuk produk unggulannya yaitu keripik tempe diantaranya
- Harga untuk 100 gram dijual Rp 12 ribu kemasan alumunium.
- Harga untuk 200 gram dijual Rp 15 ribu kemasan plastik.
- Kemasan 1000 gram dijual Rp 70 ribu.
- Kemasan bal 3.5 kg dijual dengan harga Rp 175 ribu.
Pada saat awal merintis usaha, Marimar food awalnya mempekerjakan dua orang sebagai karyawan.
"Karyawan saya awalnya adalah kerabat dan saudara," katanya.
Saat awal produksi, dalam satu bulan tidak full produksi, hanya sesuai pesanan saja.
"Mulanya Marimar food hanya memproduksi sebanyak 10 sampai 12 kg per hari," kata Theresia Maryani.
Ia mengatakan, seiring berjalannya usaha, Marimar food mulai rutin produksi dimulai pada tahun 2017 dan intens setiap hari.
"Saat ini, kapasitas produksi hanya untuk keripik tempe saja mampu menghasilkan 25 kg dalam 1 tungku," katanya.
"Kami punya 2 tungku, jadi kapasitas untuk keripik tempe saja dalam per hari bisa mencapai 50 kilogram," tambahnya.
Kini usaha Marimar Food sudah mempekerjakan empat orang karyawan.
Theresia Maryani mengatakan, produksi puncak pernah ia alami sebelum adanya Covid-19.
"Saat itu Marimar food mempekerjakan 7 sampai 8 untuk karyawan," katanya.
Pada saat Covid-19, usahanya pernah terhenti lantaran maraknya pandemi.
"Selama beberapa bulan, Marimar pernah stop produksi diimbau oleh puskesmas untuk berhenti produksi sementara," katanya.
Namun, pada saat produksi sempat terhenti, Marimar food telah menyediakan produk jadi dalam kapasitas yang cukup untuk dipasarkan.
"Walaupun produksi stop, kami tetap bisa memasarkan produk dari stok yang sudah ada," jelas Theresia Maryani.
Owner Marimar Food mengatakan, saat ini UMKM nya masih berfokus pada pasar offline.
"Kami belum berfokus pada pemasaran online karena Marimar food lebih intens untuk pemasaran offline dan pesanan dari konsumen," katanya.
Dalam pemasarannya, Marimar food menerima pre order dari toko dalam satu bulan 3 sampai 4 kali pengiriman.
"Tim pemasaran Marimar Food yang merupakan suami saya sendiri, tiap satu minggu sekali ke Bandar Lampung untuk antar pesanan," katanya.
"Setor ke warung kecil setiap rabu dan sabtu, dipasarkan oleh bapak dan anak," tambahnya.
Dalam produksi pemasarannya, Marimar Food mampu meraup omset dalam 15 sampai 25 juta per bulan.
"Setiap momen hari besar selalu ada masyarakat memesan jajanan di Marimar," katanya.
Testimoni konsumen yang dilakukan oleh Marimar food membuktikan, masyarakat sampai pakem hanya mau membeli dari Marimar food.
"Saya sudah yakin kue kacang Marimar food pasti enak, saya tidak mau coba-coba dengan yang lain," kata owner kepada Tribun Lampung mengutip suara konsumen.
Usaha yang dilakukan oleh Ibu rumah tangga di Desa Sidomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah ini merupakan upaya dalam membantu perekonomian keluarga.
"Marimar food merupakan home industri," katanya.
Usaha yang dilakukan oleh salah satu anggota Asosiasi Kelompok Wanita Tani di Kecamatan Punggur tersebut juga membuka lapangan pekerjaan bagi Ibu rumah tangga lainnya.
Marimar food dalam pelaksanaannya yang juga mempekerjakan ibu rumah tangga sebagai karyawan memiliki tujuan untuk mengikutsertakan perempuan dalam memenuhi kebutuhan hidup yang saat ini semakin meningkat.
Selain sebagai usaha, Miramar food juga sebagai ranah edukasi bagi masyarakat Sidomulyo, yakni memberikan pengetahuan untuk ikut andil dalam penggerak perekonomian keluarga.
"Edukasi diberikan khususnya Ibu rumah tangga yang notabene hanya bekerja mengurus rumah," ujarnya.
"Selain itu juga untuk mengasah dan meningkatkan skill bagi Ibu rumah tangga," tambahnya.
Selain dari segi usaha, Miramar food berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
(Tribunlampung.co.id/Fajar Ihwani Sidiq)