Berita Lampung
Disperindag Lampung Rencanakan Operasi Pasar Tiap Pekan Guna Stabilkan Harga Komoditi
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lampung merencanakan setiap pekannya menstabilkan harga komoditi.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Tri Yulianto
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lampung merencanakan setiap pekannya berusaha menstabilkan harga komoditi.
Hal itu target Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melalui Disperindag agar harga komoditi bisa stabil, langkahnya dengan operasi pasar.
Menurut Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Lampung M Zimmi Skil, operasi pasar di Pasar Way Halim, sebagai upaya menstabilkan harga komoditi.
"Kita dapat arahan bahwa Pemprov Lampung berkolaborasi dengan kabupaten/kota untuk menstabilkan harga," kata Zimmi, Kamis (15/9/2022).
Jadi operasi pasar ini adalah salah satu arahan pemerintah untuk mengendalikan inflasi daerah.
Baca juga: Warga Evakuasi Korban Kecelakaan APV dengan Truk di Jalinteng Lampung Utara
Baca juga: Pemkot Metro Terbaik Ketiga Pengendali Inflasi Pangan se-Sumatera
Pada hari ini sengaja untuk menggelar operasi pasar cabai merah dan bawang merah.
Karena pantauan kemarin sore di Pasar Way Halim ini komoditi cabai merah Rp 65 ribu per kilogram.
Kemudian itu untuk bawang merah Rp 34 ribu untuk bawang merah.
Sementara pada hari ini dijualnya Rp 25 ribu untuk bawang merah.
Sedangkan cabai merah dijual Rp 52 ribu per kg.
Adapun dengan stok masing-masing komoditi dari dua komoditi tersebut sebanyak 100 kilogram atau 1 kintal.
"Ke depan kita akan gelar setiap minggunya," kata Zimmi.
Baca juga: Kasus 3 Oknum Wartawan Diduga Memeras ASN di Lampung Berakhir Damai dengan Pelapor
Baca juga: Bisnis Pembuatan Akuarium di Pesawaran Lampung, Susah-Susah Gampang Tapi Menjanjikan
Sementara pasarnya akan dilihat dulu dimana yang paling mahal yang jual dua komoditi tersebut.
Tony Noor T, selaku Deputi Kepala Perwakilan BI Lampung mengatakan bahwa Bank Indonesia (BI) disini bersinergi dengan unsur pemda dan bulog untuk menekan laju inflasi.
Karena laju inflasi per Agustus sudah 5,7 persen diatas targetnya yaitu 3,1 persen.
"Jadi kita upayakan untuk dikendalikan dengan adanya pasar murah cabai dan bawang merah," kata Tony
Selain itu juga pihaknya tergabung dengan gerakan nasional pengendali inflasi pangan (GNPIP).
Dengan cara operasi pasar untuk produk cabai merah dan bawang merah.
"Kita optimalkan kerjasama antar daerah (KAD) dan sekarang sudah ada dan diperkuat dengan kerjasama antara Lampung dengan Bangka Belitung (Babel)," kata Tony
Serta Metro dan DKI Jakarta, lalu selain itu bisnis matching dengan menemukan daerah yang surplus pangan dengan daerah yang minus.
Sehingga bisa menekan laju inflasi.
Beras juga ikut inflasi dibeberapa daerah.
Memang di Agustus beras ikut mendorong inflasi.
Kemarin Lampung surplus dan kirim ke DKI Jakarta.
"Kalau harga di Lampung untuk premium harga Rp 10.000, medium Rp 9.400 dan HET premium Rp 12.000 dan diluar Lampung sudah Rp 11.000," kata Tony.
(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)