Perkelahian Santri di Pesisir Barat

Santri di Pesbar Aniaya Teman Karena Sakit Hati Kena Tegur

Santi di Pesisir Barat menganiaya temannya sendiri hingga tewas. Penganiayaan itu didasari pelaku sakit hati karena ditegur korban.

Editor: Gustina Asmara
Tribun Lampung/Saidal Arif
Santri di sebuah ponpes di Pesisir Barat meregang nyawa akibat dianiaya temannya sendiri, Kamis (15/9). Penganiayaan itu karena pelaku sakit hati kepada korban. 

Tribunlampung.co.id, Pesisir Barat - Seorang santri di Pondok Pesantren Al Falah, Kelurahan Pasar Krui Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat, berinisial DN (17) meninggal dunia akibat dianiaya teman sendiri, Kamis (15/9).

Kasat Reskrim Polres Lampung Barat, M Ari Setiawan menjelaskan, peristiwa nahas tersebut terjadi sekitar pukul 00.20 WIB di ponpes. Peristiwa tersebut diketahui berkat laporan dari warga.

"Sekira Pukul 02.30 WIB Pihak Polsek Pesisir Tengah sampai di TKP. Setelah sampai di TKP pihaknya langsung mengamankan barang bukti dan meminta keterangan saksi-saksi," jelasnya.

Ari menuturkan, kronologi pristiwa tersebut berawal dari pelaku RZ (15) yang datang terlambat untuk mengikuti kegiatan pengajian.

"Pada saat pengajian tersebut yang menjadi pengajar adalah korban DN," jelasnya.

Lalu, pada saat tersangka RZ akan mengikuti kegiatan pengajian tersebut, korban DN menghukum dan menegurnya dengan cara memukulnya dan menyuruhnya agar tidak terlambat lagi.

Baca juga: Polisi Amankan Pelaku Perkelahian Santri Ponpes Al Falah, Pesisir Barat Lampung

Baca juga: Kemenag Pesisir Barat Lampung Harap Peristiwa Ponpes Al-Falah Krui Pertama dan Terakhir

Setelah itu tersangka RZ merasa dendam dan tidak terima karena sudah dipukul oleh korban. Tersangka RZ kemudian salin menggunakan pakaian biasa dan pergi ke ruangan dapur untuk mengambil sajam. 

Selanjutnya tersangka RZ meminta temannya yang berinisial KR (15) untuk memanggil korban dan mengajak berkelahi. Korban DN yang mendapatkan tantangan untuk berkelahi langsung menyanggupinya.

"Sekira Pukul 00.20 WIB tersangka RZ dan DN saling berhadap-hadapan di belakang masjid yang ada di Pondok Pesantren Al-Falah Krui itu," ungkapnya.

Setelah itu kedua tahun terlibat perkelahian yang cukup sengit. Lalu, tiba-tiba tersangka RZ mengeluarkan sajam yang sudah disiapkan dan menganiaya korban. Akibatnya, korban mengalami sejumlah luka dan meninggal dunia. Pelaku lantas membuang sajam ke semak-semak sekitar 10 meter dari TKP.

"Korban DN merupakan satri yang berasal dari Pekon Sukanegeri Kecamatan Ngambur, Pesisir Barat. Sementara tersangka RZ merupakan santri yang berasal dari Pekon Ulok Manik Kecamatan Pesisir Selatan, Pesisir Barat Lampung," kata dia.

Korban sudah dimakamkan di kampungnya di Pekon Negeri Ratu Ngambur pada Pukul 10.00 WIB tadi pagi.

Pasca kejadian, banyak dari orang tua santri yang berdatangan untuk menjenguk anak-anakanya yang sedang menimba ilmu di ponpes tersebut.

Sosok Baik

Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Krui KH. Nurhadi mengatakan, korban dan pelaku sama-sama santri yang sedang menuntut ilmu di tempat tersebut.

Menurutnya, korban merupakan santri yang masih diduduk di bangku aliyah.

"Korban DN ini sudah lima tahun belajar di sini, MTs selama tiga tahun terus melanjutkan ke aliyah sekarang kelas 11," ungkap KH Nurhadi.

Menurutnya, DN sosok yang pendiam dan baik. Ia juga dikenal sebagai santri yang pintar serat rajin beribadah.

Karena kemampuan dirasa cukup mumpuni, DN lantas dipercaya ikut membantu mengajar di Ponpes Al Falah Krui tersebut.

"Dia itu kita percayakan untuk ikut membantu mengajar Alquran di sini, yang jelas anaknya itu sangat rajin dan tekun.  Korban juga dikenal sebagai salah santri yang selalu menjalani ibadah puasa Senin, Kamis," sambungnya.

Sebelumnya kejadian tersebut, korban dan pelaku diketahui tidak pernah ada permasalahan. Kejadian perkelahian itu disebabkan karena spontanitas saja.

Saat kejadian itu, KH Nurhadi sendiri sedang tidak berada di tempat. Saat itu ia sedang menengok anak santri lainya yang sedang  sakit dan dirawat di Puskesmas Pesisir Tengah.

" Makanya saya tidak paham kronologi sebenarnya seperti apa," ungkap KH Nurhadi.

Setelah kejadian, pihaknya langsung membawa korban ke Puskesmas Pesisir Tengah untuk mendapatkan pertolongan. Selain itu, pihaknya juga mencari pelaku yang melarikan diri.

"Kita ketemu pelaku di depan MTs NU di dekat jembatan Way Tuwok Pasar Krui itu. Lalu kita bawa pelaku kembali ke Pondok Pesantren Al Falah.  Saat ini pelaku juga sudah dibawa oleh pihak Polsek Pesisir Tengah," ujarnya.

Menyayangkan

Kepala Kemenag Pesisir Barat Yulizar Adri mengatakan, sangat menyanyangkan peristiwa tersebut harus terjadi. Terlebih kejadian tersebut terjadi di lingkungan pondok pesantren  yang notabene nya tempat mengajarkan nilai-nilai Islam.

"Kami sangat menyesalkan pristiwa ini harus terjadi, kita juga sangat prihatin melihat kejadian ini terlebih peristiwa ini terjadi di lembaga pendidikan," ungkapnya, Kamis .

Guna mencegah hal serupa terjadi, katanya, dibutuhkan kerja sama dari semua stakeholder baik dari orang tua, guru, dan lingkungan sekitar.

"Jadi bukan hanya tugas person saja namun semua pihak harus terlibat untuk memantau ini, termasuk rekan-rekan dari LSM dan wartawan," bebernya.

Kepala Dinas DPPA Pesisir Barat dr. Budi wiyono mengatakan, pihaknya memberikan pendampingan kepada korban. Sebab, korban masih berumur 15 tahun. DPPA akan memberikan pendampingan psikologi.(Tribunlampung.co.id/Saidal Arif)

 

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved