Berita Lampung

Gakoptindo Lampung Minta Permudah Program Selisih Harga Kedelai Impor bagi Perajin Tahu Tempe

Gakoptindo Lampung sampaikan ke Mendag Zulkifli Hasan permudah penyaluran selisih harga kedelai impor.

Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Tri Yulianto
Tribunlampung.co.id/Soma Ferrer
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syaifuddin minta program selisih kedelai inpor diperpanjang ke Mendag Zulkifli Hasan. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) minta pemerintah perpanjang penyaluran selisih harga kedelai impor untuk perajin tahu dan tempe.

Gakoptindo menyebut penyaluran selisih harga kedelai impor tersebut sudah berhenti sejak akhir Juli kemarin.

Kemudian Gakoptindo juga mengakui banyak perajin tahu tempe kesulitan mendapat program selisih harga kedelai impor.

Menurut Ketua Umum Gakoptindo Aip Syaifuddin realisasi volume penyaluran jauh dari target yang ditetapkan pemerintah.

Hal itu membuat banyak perajin belum mendapatkan pasokan subsidi.

Baca juga: Warga Keluhkan Antrian di SPBU, DPRD Pesisir Barat Lampung Minta Pengelola Taati Aturan

Baca juga: Dinkes Bandar Lampung Sebutkan 4 Penyebab Penyakit TB Masih Tinggi

Aip jelaskan dari mulainya program tersebut dihadirkan, baru 3.839 ton dari total alokasi 40.000 ton untuk wilayah Lampung.

Dengan begitu barulah sekitar Rp 3,839 miliar, karena selisih harga yang diberikan kepada pengerajin olahan kedelai ialah Rp 1.000 per kg.

"Jadi memang belum ada 10 persen dari total potensi," kata dia, saat kunjungan kerja Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di Bandar Lampung, Jumat (30/9/2022).

Sementara target penyaluran selisih harga kedelai impor secara nasional uang sebanyak 800 ribu ton, baru terealisasi 80 ribu ton atau 10 persen dari target.

Untuk informasi, program tersebut sebelumnya telah dilangsungkan selama empat bulan, yakni sejak April hingga Juli 2022.

Pemerintah memberikan kedelai impor yang mendapatkan selisih harga untuk pengerajin tahu dan tempe sebesar Rp 1.000 per kg melalui Perum Bulog.

Bantuan itu merespons tingginya harga kedelai impor saat ini.

Baca juga: Produsen Tempe di Bandar Lampung Keluhkan Harga Kedelai Naik Hingga 100 Persen

Baca juga: Harga Kedelai Tinggi, Pengrajin Tempe di Mesuji Lampung Bakal Dapat Subsidi

Dengan harapan, pengerajin tahu dan tempe dapat tetap produktif.

Aip Syaifuddin menjelaskan banyak sebab kurang optimalnya penyaluran selisih harga kedelai impor untuk para perajin tahu dan tempe dalam waktu ke belakang.

Misalnya seperti syarat yang terlalu berbelit yang harus di sediakan pengerajin untuk mendapatkan program selisih harga itu.

"Padahal, banyak pengerajin saat ini masih belum lengkap berkas-berkas usahanya,"

"Dokumennya pun kadang ada yang belum sesuai, misal antara lokasi usahanya dan lokasi di identitasnya kependudukannya, karena sewa dan atau sebagainya" jelas dia.

"Syarat yang harus by name by address ini juga menyulitkan," kata dia.

Selain itu, proses tender yang dihadirkan pun terbilang cukup rapat.

"Pengerajin harus tender ke Bulog dalam waktu dua minggu sekali, belum lagi Sabtu dan Minggu tidak bisa mereka gunakan untuk tender karena libur,"

"Sehingga, total waktu mereka produktif dalam satu bulan berkurang bahkan bisa sampai dengan dua minggu," terangnya melanjutkan.

Alhasil, selain meminta untuk dilanjutkan kembali, Gakoptindo meminta agar pemerintah dapat mempermudah proses pengerajin untuk mendapatkan program selisih harga kedelai impor tersebut.

Respon Mendag Zulkifli Hasan

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kemudian merespon ujaran tersebut.

Kementerian Perdagangan nantinya akan memberikan selisih harga kedelai impor untuk para pengerajin tahu dan tempe.

Periode pelaksanaannya ialah dimulai pada Oktober sampai Desember akhir tahun ini.

Adapun selisih yang diberikan adalah sebesar Rp 1.000 per kilogram.

Nominal tersebut sama seperti bantuan diperiode sebelumnya.

"Nanti saya juga usulkan subsidinya dinaikan jadi Rp 1.500 ya," kata dia.

(Tribunlampung.co.id / V Soma Ferrer)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved