Lampung Bangkit
Hantoni Hasan Ajak Pemangku Kepentingan Berkolaborasi untuk 'Lampung Bangkit'
Tidak hanya unsur pemerintah, masyarakat dan pelaku usaha juga akan dilibatkan untuk berkolaborasi membangkitkan ekonomi Lampung bersama Hantoni Hasan
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung- Berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan merupakan tekat yang bakal di gelorakan Hantoni Hasan untuk membangun Lampung.
Dalam konteks ini, berkolaborasi yang dimaksud Hantoni Hasan adalah menggandeng semua pihak untuk bahu membahu membangun Lampung.
Tidak hanya unsur pemerintah, masyarakat dan pelaku usaha juga akan dilibatkan untuk berkolaborasi membangkitkan ekonomi Lampung bersama Hantoni Hasan.
Hantoni Hasan adalah politisi Partai Keadilan Sejahtera atau PKS yang berniat maju pada kontestasi Pilgub Lampung 2024 mendatang.
Seperti tagline Lampung Bangkit yang diusungnya, Hantoni bercita-cita akan mengubah Lampung menjadi lebih baik, berbenah dan bangkit dari segala ketertinggalan.
Baca juga: Melalui Wisata Gastronomi, Hantoni Hasan Ingin Masyarakat Tahu Sejarah Seruit, Makanan Khas Lampung
"Insya Allah kita bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak. Ketika kita berbicara kolaborasi, ini dari semua lini.
Kolaborasi ini antara pemerintah dengan masyarakat, kemudian kolaborasi pemerintah dengan dunia usaha. Ini adalah cita-cita kita," ungkap Hantoni Hasan dalam wawancara eksklusif dengan Tribunlampung.co.id beberapa waktu lalu.
Bagi Hantoni, kolaborasi dalam adalah salah satu strategi untuk menghimpun semua energi positif yang ada di masyarakat Lampung.
Mulai dari perkotaan hingga ke desa atau kampung.
"Mengapa sampai ke tingkat Kampung, karena ini merupakan salah satu akselerasi percepatan pembangunan agar semakin bagus," tuturnya.
Lalu mengapa harus kolaborasi?
Hantoni mengatakan, suatu daerah tidak akan pernah maju dan bangkit dari segala ketertinggalan jika masyarakat dan para pemangku kepentingan lainnya berjalan sendiri-sendiri.
Di pemerintahan misalnya, ada eksekutif dan legislatif yang tentunya mempunyai peran masing-masing dalam pembangunan.
Ketika dua lembaga tersebut berjalan tidak beriringan dan tidak melibatkan masyarakat dalam pembangunan, maka kemajuan suatu daerah tidak akan terlaksananya.
"Ketika ini berjalan masing-masing bahkan cuek, maka kemajuan daerah dan membangkitkan ekonomi masyarakat tidak akan terwujud. Malah bisa saling menyalahkan," papar Hantoni.
Karenanya, kedepan Hantoni mengajak semua pemangku kepentingan, termasuk masyarakat, untuk berkolaborasi terlibat dalam pembangunan.
Yang pada akhirnya, akan membawa energi positif untuk Lampung Bangkit.
"Semua pemangku kepentingan pemerintahan di provinsi Lampung harus bersama-sama mengemban tanggung jawab," tandas Hantoni.
Dalam beberapa bulan belakangan ini masyarakat Lampung mungkin sudah familiar dengan nama Hantoni Hasan.
Ini berkat baner bergambar Hantoni Hasan dengan tagline Lampung Bangkit yang bertebaran di sejumlah wilayah di Lampung, termasuk Kota Bandar Lampung.
Hantoni Hasan merupakan kader PKS yang pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kota Bandar Lampung dan anggota DPRD Lampung.
Pasca tidak lagi menjabat sebagai anggota DPRD, melalui baner yang ditebar di sejumlah wilayah di Lampung, Hantoni Hasan memberi sinyal akan maju sebagai Calon Gubernur di Pilgub Lampung 2024 mendatang.
Seperti tagline Lampung Bangkit yang diusungnya, Hantoni bercita-cita akan mengubah Lampung menjadi lebih baik, berbenah dan bangkit dari segala ketertinggalan.
Bangun Pabrik Pupuk di Lampung
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hantoni Hasan memandang Provinsi Lampung kedepan perlu dibangun pabrik pengolahan pupuk.
Dalam pengelolaannya, perlu dibentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang pengelolaanya dibawah kendali Pemerintah Provinsi Lampung.
Keberadaan pabrik pupuk itu kedepan diharapkan bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan pupuk petani yang kerap mengeluh karena tersendatnya pasokan pupuk khususnya subsidi.
"Ini salah satu program saya, membangun pabrik pupupk milik BUMD Pemprov Lampung. Yang tugasnya adalah memenuhi kebutuhan pupuk petani," ungkap Hantoni Hasan dalam perbincangan dengan Tribunlampung.co.id, Rabu (29/09/2022) kemarin.
Hantoni menyebut hal itu sebagai salah satu program kelak ketika dia mencalonan diri pada Pilgub Lampung 2024 dengan mengusung tagline 'Lampung Bangkit'.
Dengan adanya pabrik pupuk itu, Hantoni berharap kedepan tidak ada lagi isitilah petani sulit mendapat pupuk di wilayah Lampung karena ulah permainan tengkulak.
"Itu baru konkret, tidak putar sana putar sini, pake kartu ini pake kartu itulah. Nggak ketemu ujungnya," ujarnya.
Ide untuk membangun pabrik pupuk itu tercetus ketika Hantoni mendapat informasi langsung dari para petani yang mengeluh sulitnya untuk mendapat pupuk khususnya pupuk subsidi.
Hantoni Hasan memandang, pupuk merupakan salah satu sarana produksi pertanian dan perkebunan.
Manurutnya, persoalan pupuk ini harus menjadi perhatian bersama pemerintah daerah di Lampung. Ini sangat penting karena pupuk merupakan kebutuhan utama petani.
"Namun persoalannya pupuk ini subsidinya tidak cukup, begitu dibutuhkan keberadaanya langka dan kalau pun ada harganya mahal. Ini kan berarti ada permainan disitu. Sehingga pemenuhan untuk petani jadi masalah," terang Hantoni Hasan.
Hantoni yang berniat maju pada kontestasi Pilgub Lampung 2024 itu mencoba menggali informasi dari petani kopi di Kecamatan Ulu Belu Kabupaten Tanggamus.
Hantoni turun blusukan menemui petani untuk mendapat informasi konkret seperti apa pasokan pupuk yang selama ini selalu disebut pemerintah aman sampai ke petani.
"Di Ulu Belu saya diskusi dengan petani kopi. Disana keluhan petani sama, kelangkaan pupuk," ungkap Hantoni
"Saya tanya, berapa satu hektar kebutuhan pupuk untuk lahan kopi. Jawab mereka paling tidak 1,2 ton kebutuhan pupuknya dalam satu haktar selama dalam satu tahun," tutur Hantoni Hasan.
Namun fakta yang terjadi, berdasarkan informasi yang didapat dari petani kopi di Ulu Belu, mereka hanya mendapat pasokan pupuk sekitar 300 kilogram dari seharusnya 1,2 ton pupuk dalam satu hektarnya.
"Berarti ini kan hanya 25 persen dari keseluruhan kebutuhan pupuk dalam satu hektar. Dan antara pupuk subsidi dengan pupuk non subsidi ini harganya sangat jomplang. Bisa dua sampai empat kali lipat harganya," papar Hantoni.
Karena kelangkaan pupuk subsidi ini, petani kopi di Ulu Belu terpaksa harus beralih ke pupuk non subsidi.
Ini terpaksa mereka lakukan demi keberhasilan panen kopi yang lebih baik. Meskipun mereka harus menguras kantong, namun tetap mereka beli lantaran susahnya mendapatkan pupuk subsidi.
"Tapi kadang-kadang (pupuk non subsidi) juga susah didapat, meskipun harganya tinggi. Apalagi pupuk subsidi, susah," terang Hantoni.
Karena itu, menurut Hantoni, jika ingin hasil pertanian di Lampung bagus maka pemerintah provinsi Lampung harus bisa memastikan ketersediaan pupuk khususnya subsidi benar-benar aman sampai ke petani.
"Pemprov Lampung harus serius tangani persoalan pupuk petani ini, kalau mau hasil pertanian kita bagus. Tinggal masalah jual belinya kita tata dengan harga yang wajar," ungkap politisi pengusung tagline 'Lampung Bangkit' ini.
(Tribunlampung.co.id/endra zulkarnain )