Tragedi Arema di Kanjuruhan
Daftar 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan dan Perannya
Total ada 6 tersangka tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang. Berikut daftar 6 tersangka dan perannya.
"Mereka memerintahkan anggota menembakkan gas air mata," ujar Jenderal Sigit Listyo.
Sebanyak 6 tersangka tragedi Kanjuruhan ini terjerat pasal 359 dan 360 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan kematian dan pasal 103 ayat 1 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan.
"Kami tentunya akan betul-betul menyelesaikan kasus yang saat ini kami proses. Kami akan segera berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung dan (kejaksaan) di wilayah Jawa Timur agar proses bisa berjalan," kata Jenderal Sigit Listyo.
Tragedi Kanjuruhan terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, seusai laga Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022) malam.
Tragedi Kanjuruhan bermula saat sekelompok suporter Arema memasuki lapangan setelah pertandingan Arema FC vs Persebaya.
Tak beberapa lama, ratusan Aremania memenuhi lapangan Stadion Kanjuruhan.
Polisi kemudian menembakkan gas air mata untuk membubarkan suporter yang masuk ke lapangan Stadion Kanjuruhan.
Gas air mata itu tak hanya ditembakkan ke lapangan, tetapi juga diarahkan ke arah tribun penonton yang kemudian memicu kepanikan suporter.
11 Polisi Terlibat
Setidaknya 11 polisi diduga terlibat penembakan gas air mata dalam tragedi Kanjuruhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut 11 polisi itu diduga menembakkan gas air mata di Stadion Kanjuruhan yang berakhir dengan tragedi.
Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjelaskan munculnya nama 11 polisi yang diduga menembakkan gas air mata dalam tragedi Kanjuruhan itu berdasarkan hasil pendataan.
"Terdapat 11 personel yang menembakkan gas air mata ke tribun selatan sebanyak kurang lebih 7 tembakan, tribun utara 1 tembakan, dan ke lapangan 3 tembakan," beber Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam konferensi pers di Mapolres Malang Kota, Kamis (6/9/2022) malam.
Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjelaskan penembakan gas air mata itu lantaran banyaknya penonton yang masuk ke lapangan Stadion Kanjuruhan.
Namun, ungkap dia, sebelum itu, anggota kepolisian sempat melakukan tindakan pencegahan untuk mengusir penonton di lapangan Stadion Kanjuruhan.